Fiora. Berlayar kencang!! Gak nyangka mereka bawain Kinjirareta huhu, si buara kek nya menang banyak ya di SG. Tapi mantap lah.....
Ricuh, rusuh, ripuh. Kerjaan anak remaja labil yang masih berstatus pelajar sekolah. Mungkin umur belasan tahun pada manusia menjadi ciri khas untuk soal kenakalan. Entah itu dalam hal pergaulan atau keusilan. Sala satu contoh kita ambil dari sala satu sekolah yang terdapat dua orang sahabat yang beberapa persen menganggapnya adalah si biang kerok. Apa yang sebenar nya terjadi kepada dua orang ini.
"Ara, Vivi!! Kalian ini mau nya gimana?"
Sudah jelas bukan nama yang baru saja tercatat dalam tulisan atas. Kedua orang itu adalah mereka, apa saja contoh yang mereka lakukan terhadap sekolah ini, sehingga siapa pun tau tentang mereka?.
"Mutusin kabel mic, mutusin tambang bendera. Sebenar nya kalian niat gak sih sekolah, hah?" Kedua bocah dibawa umur itu hanya tertunduk diam. Mereka sedang berada diruang BK, dimana ruangan para siswa yang sering tersangka. "Gak ada cowok, kalian pun jadi. Bapak kira sekolah ini khusus cewek, gak bakalan ada siswa senakal kalian"
"Mana ada atuh pak, pasti juga setiap sekolah teh ada"
"Ara!!" Siswa itu kembali menunduk dan mendapan tepakan pada paha dari Vivi. "Saya bingung sama kalian, yang kalian dapat tuh apa sih dengan tingkah kalian kaya gini, hah?" Tidak ada perlawanan dari kedua nya. "Bapak skors kalian, di asrama malah bikin ulah lagi"
"Ye maap" kali ini Vivi yang bersuara.
Sekolah yang terdapat asrama didalam nya. Bahkan mereka hanya membolehkan seorang wanita saja yang menjadi penghuni nya. Segerombolan wanita yang berbeda karakter, berbeda tipe dan entah semacam nya lah. Tidak lah aneh lagi jika satu atau dua orang perempuan yang jauh dari kata feminim. Mungkin kalian paham apa yang sedang dijelaskan. Paham aja deh.
"Drun, kok gue ngerasa gak ada yang mo temenan sama kita ya"
"Lo jangan pake perasaan, nanti baper"
Kantin terlalu ricuh untuk siang ini, beberapa tempat pun sudah terisi. Sang penjual di kantin saja sudah tidak terlihat wujud nya. Mungkin terlalu banyak pembeli, dan terlalu banyak cacing yang demo pada perut mereka. Bagi yang sudah mendapat tempat dan hidangan nya, mereka tetap santai.
"Ci Shani, lagi nyari tempat ya?" Pertanyaan itu ditanggapi dengan tatapan heran. "Disini aja Ci bareng kita"
"Gak usah deh Ci, kita cari tempat lain aja"
"Atuh jangan gitu ci Celline. Kita juga gak gigit kok. Dari pada nyari yang lain, mending yang udah ada aja"
"Eum, kaya nya kita harus cari yang lain aja deh, Ra. Makasih" Shani langsung pergi dengan gelengan dikepala nya. Terdengar kekehan kecil dari samping Ara. Mungkin para siswa disini tahu tentang kedua manusia tanpa akal ini.
Ara dan Vivi adalah siswa yang mungkin siapa pun tahu dengan nya. Si tukang ulah, si tukang rayu si tukang pukul. Eit, tapi mereka hanya memukul orang yang bagi nya itu sangat bersalah dimata mereka. Mungkin para siswa sini sudah paham dengan kata gula yang selalu dilontarkan, terlalu manis untuk ditelan hingga kebanyakan dari mereka membuang nya. Apaan da. Padahal mereka baru padi yang sedang ditanam di sekolahan ini.
Entah seperti apa awal nya mereka menjadi semakin dekat, mungkin berguru satu sama lain membuat nya saling kenal. Bahkan, mereka pun satu asrama. Mereka terkenal yang nama nya ngerayu, bahkan julukan untuk mereka adalah Buaya Ijo, mungkin pantas juga sih. Mereka baru saja menginjak kelas 10, itu sangat muda untuk para player di sekolahan ini. Apa yang mereka dapat menjadi julukan seperti itu kah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BuAra.
Short StorySang Buaya cantik yang mencari pelabuhan hati nya. ya tetep aja gak ketemu!!