Cerita ini hanya fiksi belaka, mohon maaf apabila ada kesamaan cerita sejujurnya itu tidak sengaja..Typo bertebaran dan bahasa yang sedikit tidak jelas.
Selamat membaca...
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Hah!!" aku terbangun menengok kekiri dan kanan, Anak laki-laki itu sudah tidak ada dan sepertinya aku kembali ke sekolah.
"Hey" seseorang menyentuh pundakku lagi.
"AAHH!" aku berteriak berbalik dan mundur ke belakang.
"Ssst! Maaf, apa aku mengagetkanmu?"
Seseorang berjongkok didepanku sambil berbisik suara ini mirip dengan anak yang kutemui dalam mimpiku, aku merasa sedikit lega dan mulai mengangkat kepalaku.
"Eh? a-apa?"
Suaranya memang mirip tapi ini bukan anak itu, ini si anak kepala kardus Mono. Aku ingat anak dalam mimpiku lebih tinggi dariku sedangkan Mono sama tinggi denganku walaupun aku masih tak bisa mengingat wajahnya. Tunggu sebentar jadi yang dari tadi menyentuhku itu Mono?
"Hey, kau tak apa-apa?"
"Ka-kamu bicara denganku?" kupikir dia tak bisa melihatku
"Emm iya, tentu saja denganmu."
Mono menjawabku dengan heran sambil mengarahkan tangannya kearahku."Oh iya, apa kau melihat anak lain? dia menggunakan sweater abu-abu dan rambutnya pendek, ehm dia temanku namanya Six"
"Aku melihatnya! Dia dibawa oleh anak-anak porselin menaiki tangga diatap situ"
aku menunjuk ke arah sebuah atap dekat pintu"Umm, tapi kurasa tangganya sudah mereka naikkan.."
"Benarkah? Jadi mereka benar-benar membawanya.."
"Baiklah, Terima kasih!! Aku akan pergi mencarinya",
"Eh? Ah iya, se-semangat ya..!" aku kaget dengan Mono yang tiba-tiba menggenggam tanganku dan menjawab seadanya.
"Hehe, baiklah"
Mono kemudian melepas tanganku dan berdiri, Aku melihat tanganku, masih utuh tidak ada yang hilang, syukurlah yang tadi hanya mimpi.. Aku mendekatkan tanganku ke dadaku, kukira hal-hal yang terjadi sampai saat ini hanya mimpi tapi sekarang Mono bisa melihatku aku sudah tidak tahu apa yang mimpi dan apa yang bukan bahkan anak laki-laki diruangan itu terasa sangat nyata, tapi kenapa dia selalu berada dalam ruangan itu atau kenapa dia selalu berwajah sedih, bahkan sekarang dia bilang dia tak punya nama, banyak yang ingin kutanyakan padanya tapi pertemuan kami selalu singkat.
'Tapi, sekarang aku harus bagaimana?Kalau Mono bisa melihatku artinya yang lain juga bisa. Bukankah sekarang jadi lebih berbahaya? Ahhh kenapa semakin merepotkan begini dan apa aku masih bisa melayang diudara? bagaimana kalau--;'
"Hei!!"
Mono berjongkok didepanku lagi, tapi wajahnya dekat sekali kadusnya hampir menyentuhku kukira dia sudah pergi dari tadi.
"Emm, a-ada apa?"
"Aku memanggilmu dari tadi. Ayo pergi bersama!"
Mono mengajakku sambil mengulurkan tangannya."Hah? Kenapa?"
"Eh? kenapa bagaimana? Apa kau mau tinggal disini?"
Mono menggaruk kepalanya bingung."Kamu ingin menolong temanmu, kan? Maaf, aku tak ingin ikut"
Aku menjawab sambil menundukkan kepalaku. Jujur saja aku sekarang bisa terlihat dan aku tak tahu apa yang akan terjadi kalau aku ikut dengannya, aku hanya akan menghambatnya.
Mono sedikit menunduk sekarang sepertinya dia sedih aku menolak ajakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break The Story
FanfictionDalam dunia mimpi buruk ini Mono dan Six terus menerus mengulang cerita dari takdir dan akhir yang sama. Bagaimana jika ada eksistensi baru yang seharusnya tidak ada di dalam dunia mereka? Bagaimana dengan cerita Mono dan Six? Apa akhirnya akan sela...