Cerita ini hanya fiksi, apabila terdapat kesamaan saya mohon maaf.
banyak typo dan tata bahasa sedikit ngawur mohon dimengerti.
Selamat membaca!
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku melompat dari atas dan saat hampir ditangkap aku mencoba melayang sedikit, ternyata aku masih bisa terbang, aku tidak melakukannya karena dari tadi aku bersama Mono. Aneh bukan, kalau ada manusia yang bisa terbang.
"Iris, kau ringan sekali! Rasanya seperti menangkap kapas saja"
"Bukannya bagus kalau aku ringan? Kamu tak perlu kesusahan saat menangkapku, Mono."
"Itu benar, tapi lebih bagus kalau lebih berat.. kau akan lebih kuat!" hmm tentu saja, ini pemikiran anak lelaki..
"Kamu benar Mono., Aku akan berotot nanti!" Aku menimpali dengan lelucon
"Benarkah? Itu bagus Iris! Nanti tunjukan padaku ya!" Mono malah kegirangan dan menganggapku serius..
"TIdak Mono, aku hanya bercan- emph-"
Mono munutup mulutku dengan tangan kanannya, kami sudah sampai keujung bagian pipa lainnya."Ssst"
Mono menyuruhku untuk diam kemudian melepas tangannya dari mulutku'asin! Tangannya kotor! ah tidak, jangan pikirkan itu' ada suara langkah kaki dari luar,
"Guru itu ada disini?"
Mono mengangguk, kami melompat turun ke atas sebuah rak buku dan menuruninya sampai di bawah kemudian bersembunyi, kali ini kami tiba diperpustakaan.
'Hebat juga guru ini! dia sepertinya ada dimana-mana!' aku berguman sarkas, jujur saja ini kebetulan paling tidak beruntung yang kami hadapi dari tadi.
"Kita harus melewatinya kalau mau melanjutkan perjalanan!"
Mono berbisik padaku aku mengangguk padanya. Jujur saja semenjak bersama Mono aku jadi lebih tenang lagi pula ternyata aku masih bisa terbang, jadi kupikir ini tidak akan menjadi masalah. Tapi tidak! Mono, anak ini keras kepala sekali, kami sudah berdebat dengan berbisik dari tadi,
"Mono, biarkan aku yang jadi umpan! Aku lebih cepat darimu!" Yah, aku kan bisa terbang jadi kupikir pasti akan mudah.
"Tidak! Kau tunggu disini Iris!" Mono masih tak mau kalah saat seperti ini Mono selalu keras kepala
"Wow, kamu lihat lehernya tadi? Bisa panjang pendek loh ini! Biarkan aku-"
"Tidak!"
Mono memotong pembicaraanku kemudian keluar dari persembunyian kami, menggeser tangga kearah kanan dan mulai menaikinya, aku ikut keluar dari sana, Si guru masih didalam ruangan tapi Mono malah membuat keributan.
Mono mulai menaiki tangganya tanpa memperdulikanku yang masih dibiarkan terdiam keheranan dibawah, sebelum sampai diatas dia berbalik melihatku,
"Tunggu disana!"
Mono berbisik sambil menunjuk dua bolongan kardusnya dengan dua jarinya dan kemudian menunjukku."Hah! Anak ini!!"
Aku berdecak kesal kemudian kembali bersembunyi di bawah meja, terserahlah aku tak mau tau! Dasar keras kepala!
"BRUKK" suara buku terjatuh dengan teriakan keras perempuan.
'Mono!'
aku terbang ke atas dan bersembunyi di balik meja, leher guru itu sedang memanjang lagi mengejar sesuatu yang tak lain adalah Mono.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break The Story
FanfictionDalam dunia mimpi buruk ini Mono dan Six terus menerus mengulang cerita dari takdir dan akhir yang sama. Bagaimana jika ada eksistensi baru yang seharusnya tidak ada di dalam dunia mereka? Bagaimana dengan cerita Mono dan Six? Apa akhirnya akan sela...