Mono POV : Pertemuan dan Bukan Perpisahan

185 40 2
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka,mohon maaf  apabila terdapat kesamaan cerita itu adalah ketidak sengajaan..

Typo bertebaran dengan tata bahasa yang agak kacau.

Note: chapter ini bakal agak panjang karena ngerangkum dari chapter 3 dan 4 dari sisi Mono, semangat ya bacanya..

Selamat Membaca...

------------------------------------------------------

Aku berusaha keluar dari loker yang menjebakku, kudengar tadi Six berteriak dari luar, aku terus memanggilnya dari dalam tapi dia tidak menjawab dan sekarang semuanya jadi sunyi, tidak ada suara dari luar, aku mendorong loker ini keatas dan berguling keluar.

"Berat sekali..AH benar, SIX!!"

Aku berjalan kebelakang mencarinya, dia tak ada dimanapun.
Namun didekat pintu yang tadi aku dan Six lewati ada seseorang berbaring disana.

Seorang gadis kecil mungkin seumuran denganku menggunakan gaun ungu yang sudah usang, sepertinya dia bukan salah satu dari yang menculik Six aku perlahan mendekatinya.

"Hei.."
Aku memanggilnya namun dia tak merespon. Apa dia mati? aku meletakan tanganku dididepan hidungnya, dia masih bernapas.

Aku mulai menyentuh pundaknya, berusaha membangunkannya.

"Hey.. Hoi..!, Hei!!"

Aku terus memanggilnya sambil sesekali menyentuhnya, kurasa cara ini berhasil dia akhirnya terbangun.

"Hey-"

"AHHH!!"

Gadis ini tiba-tiba berteriak keras, aku juga ikut kaget, apa aku membuatnya terkejut? aku menarik nafasku.

'Oke Mono, pertama tenangkan diri dulu lalu tenangkan dia..'

"Ssst! Maaf, apa aku mengagetkanmu?"

Aku mengecilkan suaraku berbisik agar dia lebih tenang sambil berjongkok didepannya, kurasa dia mulai tenang. Gadis ini mulai mengangkat wajahnya.

"Eh? A-apa?" Dia kebingungan dan ketakutan melihatku

"Hey, kau tak apa-apa?"

"Ka-kamu bicara denganku?"

Aku menengok kesekeliling kami, memangnya aku bicara dengan siapa lagi? disini hanya ada kita berdua..

"Emm, ya tentu saja dengamu."

Aku menunjuk padanya, kurasa anak ini agak aneh. Aku tiba-tiba teringat sesuatu.

"Benar, apa kau melihat anak lain? dia menggunakan sweater abu-abu dan rambutnya pendek, ehm dia temanku namanya Six"

Gadis ini berguman sebentar kemudian menjawabku.

"Aku melihatnya, dia dibawa oleh anak-anak porselin menaiki tangga diatap situ"
Dia menunjuk kesebuah atap didepan pintu kemudian kembali menunduk.

"emm, tapi kurasa tangganya sudah mereka naikkan.."

Anak porselin? Apa anak-anak itu juga yang menjatuhkan loker padaku?

"Benarkah? Jadi mereka benar-benar membawanya.."
Ini tak bagus, mungkin hal buruk akan terjadi pada Six. Ah benar, ingat harus selalu berterima kasih.

"Baiklah, Terima kasih!! Aku akan pergi mencarinya"

"Eh? Ah iya, se-semangat ya..!"

Gadis ini terkejut lagi saat aku menggenggam tangannya dia mengangkat wajahnya keatas menatapku, wajah yang dari tadi tertutup rambut sekarang terlihat jelas

Break The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang