Sabtu, 17 April 2021.
— Chapter 1 —
"Hyunjin! Udah aku bilang hati-hati, bodoh!"
Seorang pria berwajah sangar itu datang. Meskipun dari caranya berjalan ia tampak menggemaskan, Hyunjin sama sekali tak bereaksi, pria yang kini rambutnya panjang itu sibuk menatap jemarinya yang baru saja teriris pisau. Tenang saja, bukan disengaja.
"Sini!" Changbin menarik tangan Hyunjin untuk ia lihat, Si Empunya tangan tersentak kecil terlebih menyadari raut Changbin yang tak bersahabat.
"Kamu luka, Hyun. Udah dibilang kalo gak bisa ngupas buah kasih ke aku aja. Liat! Kalo ada Stay liat tangan kamu luka gimana? Kamu tau kan Stay matanya jeli-jeli?" Changbin terus mengoceh tanpa henti bak ibu yang menasihati anaknya.
Hyunjin terkekeh, ia menarik kembali tangannya, "Jangan lebay, hyung. Kayak akunya baru pertama kali luka aja." Changbin merengut kesal, lantas ia pergi mengambil kotak obat di kamar.
"Obatin dulu, bandel! Malah lanjut ngupas. Pinter banget sih kamu," gerutunya kala sampai di dapur dan melihat Hyunjin kembalik sibuk dengan kegiatan awal.
Hyunjin menghela nafas, pria itu kemudian mendekat dari pada harus berdebat lebih lama dengan spesies macam Seo Changbin. Apalagi Changbin sedang dalam mode cerewet, menurut adalah jalan terbaik.
Duduk berhadapan di meja makan, tangan Changbin mulai lihai mengobati jari telunjuk Hyunjin. Hyunjin mendengkus berkali-kali, padahal tidak perlu repot-repot, rasa perihnya juga tak seberapa dibanding dengan yang ia lakukan dulu.
Oke. Jangan diingatkan.
"Em, hyung."
"Hm?"
"Aku mau—"
"Gak."
"Lah?" Hyunjin cengo, beberapa detik kemudian bibirnya mengerucut kesal.
Changbin menatap Hyunjin setelah sebuah plester transparan telah terbalut rapi di jari pria itu.
"Kamu mau begadang buat main game sama Jeongin lagi, kan? Gak ada acara begadang lagi. Seminggu lalu Chan hyung begadang lima hari berturut-turut tanpa tidur dan besoknya sakit, lupa kamu?"
Hyunjin meringis, tepat sasaran. Ia menundukan kepalanya dalam. Sial sekali, Changbin semakin cerewet, "I–Iya—"
"Kamu mau niru Chan hyung? Mau ikut sakit, Hyun?"
Hyunjin melotot, "Hush! Ngaco. Gak lah." Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Jangan begadang lagi, kamu udah dua kali ajak Jeongin begadang bareng, tuh sekarang matanya merah, kena insomnia, pusing katanya. Udah dibilang Jeongin harus jaga kesehatan, takut kalau—"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 𝟐 - 𝐒𝐭𝐫𝐚𝐲 𝐊𝐢𝐝𝐬
Fanfiction[𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬] 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵? 𝘋𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 '𝘏𝘢𝘱𝘱𝘪𝘯𝘦𝘴𝘴' 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘦𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪? 𝘈𝘵𝘢𝘶 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘪𝘯𝘪 '�...