2. Satu titik

24 4 2
                                    

Flashback~

"Udah deh ya, gue suka sama Lo, dan lo harus jadi pacar gue."

Wira menimang² keputusan apa yang harus dia ambil

"Tapi ni cewek aneh, nyatain perasaan tapi gaada malu-malunya kayanya dia punya niat terselubung, asik juga kalau gue ikutin permainan yang dia buat." Ucap Wira dalam hati.

"Oke gua terima." Jawab Wira.

"Seriusssaannn?"Tanya Jia semangat.

"Muka gue keliatan becanda?" Tanya balik Wira.

"Ngga si." Cengir Jia.

"Yauda gue pamit ya pacar." Lanjut Jia.

"Tapi apa keputusan gue bener ya?" Tanya Wira dalam hati sambil memperhatikan kepergian Jia.

flashback of~

Wira pun mengindahkan perasaan ragunya, dan langsung ke perpus tujuan awalnya.

"Woi sableng, gimana? Tepos kan? Tapi cantik sih, tapi percuma kan cantik juga-" Ucapan Oden terpotong.

"Gue terima."

"Anjing serius? Lu nerima tu cewek? Woi?!" Heboh Oden

"Iya berisik deh." Cuek Wira

Wira melanjutkan kegiatannya untuk mencari buku yang ia inginkan.

"Bu ada buku antologi puisi? Punya ekskul sastra Bu." Tanya Wira pada penjaga perpus.

"Hm kalau ga salah ada di gudang deh, tunggu sebentar ya." Jawab penjaga perpus tersebut.

Selagi menunggu penjaga perpus tersebut Wira tak henti-hentinya mendapatkan serangan pertanyaan dari Oden. Bagai angin lalu Wira tak menghiraukan Oden.

Brakkkk....
suara tumpukan buku yang disodorkan dengan tenaga oleh penjaga perpustakaan ke depan Wira dan Oden.

"Kalau di perpus jangan berisik."  Ketus penjaga perpus.

Wira menatap deretan buku dihadapannya, semua buku tampak sama. Terlihat sedikit lusuh karena memang buku tersebut koleksi buku-buku lama.
Hingga akhirnya Wira menemukan buku yang sangat menbuatnya tertarik
Buku tersebut berwarna cerah dan terlihat seperti baru.

"Saya pilih yang ini saja bu."

Penjaga perpus pun tersentak dengan pilihan Wira

"Eh..Yang itu? Beneran? Itu buku belum beres loh, liat gaada judulnya kan?"

Penjaga perpus itupun gelagapan memberi alasan agar Wira tidak memilih buku tersebut,
Melihat reaksi gelagapan penjaga perpus membuat Wira menjadi penasaran dengan buku tersebut.

"Saya tetap ingin baca yang ini bu." Tunjuk Wira kepada buku yang menarik perhatiannya sejak tadi.

"Anak ini keras kepala sekali, tapi jika saja tidak izinkan dia pasti curiga." Ucap ibu penjaga perpus dalam hati.

"Yasudah terserah." Ketus penjaga perpus.

Tak ingin membuang waktu, Wira langsung mengambil buku tersebut dan berjalan ke arah meja untuk membacanya. Wira pun kaget karena isi dari antologi puisi ini hanya bertema hal-hal sedih tidak seperti cover nya yang berwarna.

"Ni buku apaan, ga sesuai cover amat heran."

Wira yang terheran-heran pun tetap melanjutkan membacanya, lalu hingga di halaman terakhir ada sebuah kutipan tulis tangan yang membuatnya kepikiran.

'Hei, kau tau? Manusia itu makhluk yang aneh, selalu merasa kehilangan terhadap sesuatu yang bukan miliknya'
Z~

Setelah di lihat-lihat ternyata ada coretan di pojok lembaran terakhir itu. Coretan yang entah sengaja atau tidak namun hanya angka yang ditulis "01001001".

"Udah deh dipikirin juga ga guna kan bikin pusing aja." Pasrah Wira.

Akhirnya Wira menutup buku tersebut dan berniat kembali ke kelas karna 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi.

Namun lain di hati lain di mulut, Selama jam pelajaran berlangsung Wira tetap memikirkan sebuah kode dalam buku tadi.

"Heh bengong aja Lo, mentang-mentang udah punya pacar. Ampe gasadar kalau guru udah keluar." Tegur Oden.

Wira tersadar dari lamunannya, dan ia langsung menyadari bahwa memang benar guru sudah menyudahi materinya dan sekolah sudah berakhir.

Wira langsung bangkit dari kursinya dan meninggalkan Oden.

"Anjing lo Wir, gue malah ditinggal." Umpat Oden yang langsung menyusul Wira.

Wira terdiam sesaat ketika bunyi notif dari handphonenya. Wira pun langsung mengecek notif tersebut.

083256*****
Pacar, gua nebeng ya baliknya.

Wira terdiam berusaha menebak siapa yang mengetahui nomernya dan berani mengirimnya pesan sampah seperti itu.

"Wiraaaaaa." Teriak seorang perempuan yang sudah nangkring di motornya.

Terjawab sudah pertanyaan Wira. Ternyata yang mengirimkan pesan tersebut adalah Jia. Jiaa pacarnya. Bahkan Wira lupa jika dia sekarang mempunyai 'pacar.'

~~~~
#CuapCuapAuthor

Gimana part ini? Gimanaaa? Sukaa nggaa??

Siapa yang tau itu kodee apa??

Penasarann nggak baca kelanjutann ceritanya??

Jangan lupa vote+komen yaa

Sampai jumpa di part selanjutnyaa

Terima kasihh semuaa❤❤❤

Salam hangat

Cumi-bakar

Ice CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang