3. Degup

17 4 0
                                    

"Wiraaaaaa." Panggil Jia kedua kalinya.

Wira tidak bergerak, dia masih mencerna kejadian apa yang sedang terjadi dan menimpa dirinya.

Melihat tidak ada pergerakan dari Wira, Jia menghampiri Wira dan langsung menarik tangan Wira.

"Ayo pacar, kita pulang." Ujar Jia yang langsung naik ke atas motor.

"Bentar-bentar, nama lo siapa tadi?" Tanya Wira.

"Ya ampun Wira, Masa nama pacar sendiri gatau, udah sinting lo." Ucap Oden tiba-tiba.

"Gue aja yang bukan pacarnya tau, namanya Jian Adeliaaa biasa dipanggil Jia, paham lo, lo juga si Jia kalau mau pacaran mening sama Aa Oden aja gausa sama manusia bego ini." lanjut Oden.

"Dih siapa lo, setan aja kayanya pada gamau gangguin lo." Ucap Wira

"Lo gatau siapa gue? Gue Oden manusia serba tau. Ga kudet kaya lo hahahaha." Remeh Oden.

"Sinting." Ucap Wira kejam.

"Apalo berani sama gue." balas Oden.

Jia langsung turun dari atas motor untuk menghentikan perdebatan kecil antara Wira dan Oden.

"Udah dong, masa ribut." Ucap Jia jengah.

"Yauda lah gue pulang aja, dadah Jia cantik, dadah Wira siburuk rupa." Pamit Oden.

Oden langsung lari karena mendapatkan tatapan dingin dari Wira.

"Wira kayanya gue gajadi deh nebeng sama lo." Ucap Jia.

"Kenapa? kulit lo takut item naik motor?" basa-basi Wira.

"kayanya Lo gabawa helm dua tuh, lagian rumah gue dekat pusat pembelanjaan, rame terus rawan kecelakaan." Ucap Jia.

"Kita beli didepan." Ucap Wira

Jia yang mendengar ucapan Wira pun terdiam dan hanya mengikuti arahan Wira.

Dalam perjalanan pulang setelah membeli helm Wira mengajak Jia makan.

"Jia mau nyoba makan?" Ucap Wira tiba-tiba.

"M-makan apa?" Jawab Jia gelagapan karna mendapatkan pertanyaan tiba-tiba.

"Pecel ayam." Jawab Wira

"Oke deh." Ucap Jia menyetujui.

Wira yang mengajak nya saja terlihat bingung, secara kebanyakan cewek terlalu gengsi untuk makan dipinggir jalan, tapi Jia dengan santainya menerima ajakan Wira.

Acara makan pecel ayam berjalan dengan hening, tanpa ada suara yang keluar sedikit pun dari bibir Jia maupun Wira. Keduanya menikmati makanan tersebut.

Tidak terasa makanan yang dinikmati dua sejoli tanpa rasa cinta itu pun sudah habis, Wira yang mempunya kebiasaan kalau sudah makan selalu mengelap mulut nya ke lutut pun secara tidak sadar melakukannya didepan Jia.

Jia yang melihatnya tiba-tiba teringat dengan kebiasaan kakaknya yang selalu mempunya kebiasaan jorok seperti itu. Mengingat kebiasaan kakaknya itupun membuat badan Jia secara refleks langsung mengigit kukunya hingga berdarah.

"Hei, hei, hei! Lo gapapa? Berenti gigitin kuku Lo nanti kelupas."

Jia tak bisa mendengar ucapan Wira, melihat kebiasaan Wira sama seperti kknya membuat pikiran Jia berkelana ke masa lalu, masa dimana ia dan kknya selalu bersama kapanpun dan dimana pun.

Wira terus berusaha menyadarkan Jia, tetapi Jia tak memberikan respon sedikitpun. Muak melihat kondisi Jia, Wira berusaha menarik paksa tangan Jia. Jia tersadar dari lamunannya.

"Anter gue pulang sekarang." Ucap Jia.

"Tapi tangan lo-" Ucap Wira terpotong karena Jia langsung meninggalkannya.

"Cwe aneh bisa-bisanya dia biasa aja setelah tangannya berdarah  gtu." Ujar Wira yang langsung menyusul Jia.

Selama di perjalanan Jia tak mengeluarkan sepatah kata pun, tak menyahut ketika mendapatkan pertanyaan dari Wira, untung saja Wira sudah diberitahu dimana alamat rumah Jia, jadi ia tak perlu repot-repot bertanya kembali dalam situasi seperti ini, sebenarnya ada sedikit rasa penasaran dan khawatir yang mengganggu pikiran Wira saat ini.
Mengapa Jia seperti ini? Dan apa yang membuatnya seperti ini?

Sesampainya di rumah Jia, layaknya kuburan di tengah kota, rumah yang begitu tenang hingga bisa dibilang seperti rumah hantu. Jia langsung turun dari motor Wira tanpa mengatakan sepatah katapun. Wira khawatir karena dia melihat rumah Jia yang sangat hening itu, yang langsung menutuskan untuk mengantar Jia sampe ke dalam rumahnya.

"Bentar, bentar." Ucap Wira sambil menarik tangan Jia

"L-lu tinggal sendiri?"Tanya Wira gugup.

"Kalau iya? Kenapa? Mau ikut kedalem?" Goda Jia.

"N-nga lah ngapain kerumah cewek yang tinggal sendiri." Ucap Wira sambil berusaha menutupi kegugupannya.

"Kalau ngga kenapa muka Lo merah Wira." Ledek Jia sambil tertawa kecil.

Melihat keadaan Jia sudah lebih baik Wira pun berpamitan.

"Yauda gue pulang ya, jangan lupa obatin tangan lo." Ucap Wira.

"Iya, makasi ya Wira." Ujar Jia.

Melihat Wira telah meninggalkan rumahnya, Jia masuk kedalam kamarnya. Jia kembali melamun, bayangan akan kknya yang selalu mendatanginya dalam mimpi selalu menghantuinya dikala seperti ini. Membuat Jia mengacak² rambutnya dan menghantam tembok kamarnya secara brutal. Sungguh tidak ada rasa sakit sedikitpun yang Jia rasakan.

"Huhftt, lo tu ya kak, ga dimana-mana ada aja tingkahnya ya, mau nya apasih bangsat." Prustasi Jia.

Kerena kelelahan Jia tertidur di lantai, hingga sang surya menampakkan cahayanya gadis tersebut belum juga terbangun dari mimpinya.

TINNNN TINN.
suara klakson mobil yang melintas membangunkan Jia dari tidurnya.

Jia langsung mengecek jam dikamarnya, betapa kagetnya Jia ketika melihat jarum jam menunjukkan pukul 07.25 yang menandakan bahwa 5 menit lagi sekolah akan dimulai.

Jia langsung berbegas memakai seragam, tentunya dalam kondisi seperti ini mandi sangat tidak penting dan tak lupa memperban tangannya yang penuh dengan luka akibat ulahnya sendiri.

Sesampainya di sekolah Jia pun harus bersusah payah menaiki tembok belakang sekolah. Karena dia sudah telat 10 menit dan dipastikan gerbang depan sekolah sudah dikunci.

"Sial mulu si hidup gue." Gerutu Jia setelah berhasil memanjat tembok belakang sekolah

Jia meneruskan langkahnya untuk menuju kantin, karena percuma saja jika ia menuju kelasnya, ia sudah dipastikan tidak akan diperkenankan masuk kedalam kelas.

Tanpa Jia sadari ada seseorang yang memperhatikannya sedari tadi, seseorang tersebut memperhatikan penampilan Jia dari atas sampai bawah.

"Heii!!" Seru seseorang tersebut.

Jia memejamkan matanya saat merasa bahwa dirinya tertangkap basah.

Jia membalikkan badannya dan menemukan sesosok pria tinggi semampai, memiliki hidung mancung dan berkacamata.

~~~~~~~
#CuapCuapAuthor

Gimana part ini? Gimanaaa? Sukaa nggaa??

Wira khawatir yekan.

Siapa tuh yang perhatiin Jia

Penasarann nggak baca kelanjutann ceritanya??

Jangan lupa vote+komen yaa

Sampai jumpa di part selanjutnyaa

Terima kasihh semuaa❤❤❤

Salam hangat

Cumi-bakar

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ice CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang