"Minggir." Raga membentsk salah satu adik kelas cowok yang duduk di tempat biasa Raga tempati. Rigel dan Januar saling tatap. Raga kalo lagi mode baper bikin eneg karena bucin mulu. Tapi Raga kalo lagi mode galak, justru membuat keduanya jadi enggak ngobrol sama dia. Selain karena Raga gaakan mau diajak bercanda, nada suara Raga kaya orang mau ngajak ribut.
Sepertinya menjauh dari Latifa membuat hidup Raga hampa dan kembali sepi, makanya sifat asli yang sempat Raga sembunyikan perlahan mulai kembali muncul.
"Ga masih banyak yang kosong, lagian ini mereka duluan yang nempatin."
Karena terus di pelototi Raga akhirnya dua adik kelas cowok itu memilih pergi dan mengalah. Raga membanting kasar kunci motornya diatas meja.
"Ga sumpah serem banget lihat Lo kek gini. Kalo ga sanggup buat jauh-jauh dari Latifa kenapa harus ngejanjiin sesuatu yang gabisa Lo tepatin."
Raga menggebrak meja, menatap Rigel penuh permusuhan, "Diem."
Januar menatap Rigel yang terkejut, dia hanya tertawa saja melihat Rigel kena amuk Raga.
"Diem, mulut Lo lenjeh kek cabe-cabean."
Rigel terkekeh geli, "Makanya jangan terlalu banyak berekspetasi tinggi sama Latifa, cuma karena dia mau Lo ajak kesana-kemari bukan berarti dia punya perasaan yang sama ke Lo."
Januar mengagguk setuju, "Pdktnya sama Lo tapi jadiannya sama Aldo tuh, kita gatau kan kapan mereka pdkt tahu-tahu jadian aja. Itu yang cewek mau. Kepastian."
"Kepastian yang kaya gimana lagi yang harus gue kasih kedia. Setiap hari gue nembak dia tapi di tolak mulu, apa ini salah gue lagi!" Raga melotot menatap kedua temannya.
Rigel tertawa, "KAGA GA, INI BUKAN SALAH LO TAPI SALAH JANUAR. MULUTNYA EMANG MINTA DI SUMPEL KAYU."
Januar melempar kotak tissu yang berada didepannya. Tepat sasaran mengenai kepala Rigel.
"Bismillah headshot ."
Raga memghiraukan kedua temannya yang tak mengerti situasi sama sekali. Rasanya sekarang Raga menyesal karena sudah berkata bahwa dia berjanji akan menjauhi perempuan itu mulai kemarin. Harusnya bukan itu yang Raga ucapkan. Namun hari ini kepercayaan diri seorang Raga runtuh karena sebuah alasan.
Alasan karena tak ingin melihat perempuan yang dia sayang menderita karena kehadiran dirinya.
Manik mata Raga menatap dua insan manusia yang baru saja masuk kedalam kantin. Senyumnya nampak melebar, menandakan kebahagiaan yang terukir jelas dari perempuan itu.
Itu Aldo sama Latifa.
Yang kabarnya, sudah jadian sejak dua hari yang lalu.
"Kubelikan bakwan
Malah dia yang jadian
Aku yang berjuang
Malah aku yang terbuang
KAMU SEDANG MEMBACA
BCS : RAGALATIFA
Teen Fiction[TAHAP REPUBLISH] FOLLOW SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE KE SOSIAL MEDIA KAMU YA ♥️ Cover mentahan PINTEREST 📌 SUDAH TAMAT DIVERSI SEBELUMNYAA TAPI MASIH BANYAK TYPO 🤲 SEDANG TAHAP REVISI DAN REPUBLISH ULANG #Boysclubseries ****...