ATTHANIYAH SYARIFAH UNA itu adalah Nama lengkapku, Aku bukan keturunan Habaib, namun ayahku suka dengan Sebutan Kata "SYARIFAH".
Aku tinggal bersama Ayah dan Ibuku, Aku adalah Anak Satu-satunya dari keluarga UNA, ibuku bernama ATTHANI UNA dan Ayahku bernama SYARIF UNA. Kata UNA tersebut diambil dari Nenek Ayahku dulu, yang bernama UNAIYAH, menurut Nenekku kata UNA adalah Kata yang memiliki makna yang bagus. Dari situlah Asal Mula Kata UNA ada dalam keluargaku, Kami tinggal di Sidoarjo Jawa timur Indonesia.
Ayahku bekerja di salah satu Perusahaan industri di Jawa timur, sedangkan ibuku adalah sebagai ibu rumah tangga, Aku saat ini Sedang Menyantri di sebuah Pondok Pesantren di kota Bandung dengan Nuansa Muslimah.
Aku tidak Sekolah, Aku hanya Menyantri dan Mengambil jurusan Dakwah Islam, di dalam Pondok Pesantren ini terdapat banyak jurusan Ada Akuntasi dan Menejemen, Dakwah Islam, Sastra Arab, dan Tahfidz Qur'an.
Aku mengambil jurusan Dakwah islam, karena Kecintaanku dalam menyiarkan agama Islam dan membangun Peradaban umat Islam secara damai.
Pondok Pesantren ini bukan Setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah keAtas, Lebih tepatnya Setingkat dengan Perguruan tinggi.Asal mula Aku memasuki dunia Pesantren ketika ayahku diterima Kerja disebuah Perusahaan industri ternama di kotaku. Dengan Tekad yang Kuat Ayahku memasukanku keperguaruan tinggi di kota Bandung yang cukup terkenal dan Banyak lulusan terbaik keluar dari Pondok Pesantren ini.
Aku berada di Kamar Aisyah No.01, dengan para Teman-temanku berjumlah 5 Orang yang Baik hati dan senantiasa Menjaga Keutuhan Persahabatan satu sama lain.
Diantara nama temanku adalah, Intan sebagai Ketua Kamar, Bella sebagai Sekertaris Kamar, Inna sebagai Bendahara Kamar dan Aqila sebagai Perwakilan perkumpulan Kamar dan Aku sebagai Penjaga Kamar.Tiba-tiba saja terdengar suara "Kringgggggg", Suara Bel pengumuman itu terdengar Begitu Keras, Seluruh Santri berkumpul di depan pintu kamar sambil Mendengarkan Apa yang diucapkan dalam pengumuman itu, ternyata pengumuman itu membahas mengenai Diadakannya Perlombaan Dakwah SePondok Pesantren ini, dan apabila menang, secara Otomatis Orang itu akan dibawa ke Puncak Dakwah Tingkat Kota, dan apabila terseleksi lagi maka Terus akan Pindah ketingkat Provinsi dan sampai Seterusnya Pada Tingkat Nasional.
Sebulan kemudian Ayahku menjengukku bersama ibuku, Ayah katanya memiliki Ongkos yang cukup untuk Pulang Pergi dari Kota kelahiranku ke kota Bandung ini. Senang rasanya Melihat Mereka hadir dalam Acara Pentas Seni Dakwah yang digelar di Pondok ini, Aku mengikuti Kegiatan Perlombaan Dakwah ini karena Aku memang memiliki cita-cita untuk menjadi Da'iyah internasional.
Acara Perlombaan pun dimulai, Semua Santri yang Mengikuti Perlombaan tersebut pun Bergegas untuk Mendapati giliran Menaiki Panggung, Pemberian Nomor dimulai dari Urutan Huruf A-Z. Aku mendapatkan Nomor 06 pada Perlombaan ini, satu persatu teman-temanku menaiki panggung Perlombaan dan Pada akhir Penyampaiannya selalu diiringi dengan Tepukan tangan dari para Pendukungnya.
Begitu banyak Apresiasi yang didapatkan oleh Para peserta dengan Judul dakwah yang Menarik Perhatian para Juri, kini tiba giliran Aku menaiki panggung Perlombaan dengan Bismillahirrahmanirrahim serta Istighfar Aku memberanikan diri dengan Percaya diri yang tinggi, Tema yang Aku sampaikan adalah Tentang sosok Perempuan yang telah diabadikan dalam Qur'an surah An-nisa, yang berjudul Ibuku Malaikat Tak Bersayap, Begitu dalam menyampaikan materiku tentang Perjuangan ibu Melahirkan dan membesarkanku tak terasa Air mata membahasi Pipiku begitu saja, Setiap detiknya Kedipan kedua Mata ini meneteskan Air mata, Sontak saja semua Menangis haru dan Merenungkan kembali apa yang telah ibu mereka berikan pada mereka, cukup sudah waktu Menikam kini Waktunya berakhir dan Tepat sesuai Jadwal latihanku.
Ibu, Ayah, Inna, intan, Bella dan Aqila menangis haru bangga katanya pada diriku, tepuk tangan dari para Juri dan Pendukungku serta Orang sekitar yang Hadir. Senang rasa hati telah Menunjukkan yang terbaik Untuk Orang tuaku, Ketika Aku hendak Turun menuju Ayah dan ibuku, Mereka mendekapku, menciumku, Katanya bangga pada diriku.
Setelah Selesai Perlombaan itu, giliran pengumuman Hasil Perlombaan yang akan dibawa ke tingkat Kota Satu demi satu dari Urutan Juara 3 disebutkan Az-Zahra, juara 2 Isma dan Jauara 1 adalah Aku Atthaniyah Syarifah Una.
Setelah Perlombaan itu Ayah dan Ibuku Sering kali mengirimkan Aku surat, surat itu tidak lain berisi Kata Semangat yang ditulis Oleh Ayah dan ibuku secara bergantian.
Dengan semangat yang ibu dan ayah titipkan Untukku, Aku belajar keras Untuk Mempersiapkan diri Agar Perlombaan ini di Menangkan Aku. Hampir tiap harinya Aku pergi ke Perpustakaan untuk mencari Inspirasi dan ide ide baru untuk metode dakwah nanti, Kudapati buku yang berjudul "Ayah Kaulah Cinta Pertama Bagi Anakmu". Langsung saja Aku meminjam buku itu dengan Kartu Mahasiswa Pondok.
Ku baca buku itu dengan menghayati setiap kisah yang terjadi, mengambil Suatu Hikmah yang terkandung dalam buku tersebut dan menerapkannya dalam Setiap kejadian yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Syurga[On Going]
General FictionKisah seorang Muslimah yang mempunyai Ambisi yang kuat dan Semangat yang membara Akan tercapainya sebuah Cita-cita yang diimpikannya yaitu Motivator Islami dan Da'iyah internasional. Hinaan serta Ejekan yang keras terngiang dalam telinga. Namun, Ke...