Hari perlombaan dimulai pada hari ini, Aku berangkat dari Pondok menuju Ke Perlombaan.
Sesampainya diperlombaan , Aku mengambil nomor peserta dan terus saja Aku mendapatkan nomor 06, berbaris duduk bersama para peserta, Aku melihat kebelakang ternyata ada Ketua Pondok Pesantren lalu aku tersenyum pada beliau.
Satu persatu juri memanggil nama dan nomornya sampai akhir yaitu 20 orang Peserta, dari 20 orang hanya 3 saja yang Akan terus melaju di Perlombaan Tingkat Nasional dan hanya satu saja yang akan mendapatkan piala di kejuaraan Internasional dan Aku harap itu Aku.
Bergantian menaiki dan menuruni panggung para peserta telah selesai Semua melakukan Penyampaian nya dengan Baik. Lalu, aku pergi bersama Ketua Pondok dan Ketua Perlombaan Pondok untuk Menyantap Makan siang di salah satu Restaurant dekat Tempat Perlombaan, Perbincangan ketua Pondok dan Ketua Perlombaan Pondok membahas tentang Kerjuaraan, Lalu aku mendapatkan Telefon dari Ayahku ternyata Ayah menyusul ke Acara Perlombaan ini, tangis haru ku pecah saat mendapat kabar Ayah kemari. Ku tunggu kehadiran Ayah di Restaurant ini.
Setelah berjam jam menunggu Ayah, Ayahku pun datang tapi dimana ibuku, Aku tak melihatnya, ternayata Ayah hanya sendiri saja, karena Uang nya tak Cukup bila Kesini berdua.
Ayah, Aku, Ketua Pondok dan Ketua Perlombaan dipondokku berbincang bincang dengan Hangatnya, hujan deras pun datang menjadi nampak dingin dan hening, karena hujan itu diiringi dengan Petir dan suara gemuruh yang begitu keras.
Selagi hujan Aku, Ayah dan Ketua Pondok serta Ketua Perlombaan Menikmati Santapan Malam hari, Hingga Kami merasa Cukup Kenyang.
Setelah selesai Makan sekitar satu jam yang lalu, hujan pun baru saja reda, Kami bergegas meninggalkan Tempat itu dan Pulang ke Pondok, Ayah izin menginap di Pondok untuk semalam ini saja. Ayah di antar ke tempat Penginapan oleh Satpam Pondok.
Selepas Aku memasuki ruangan Santriwati dan menuju kamarku, Aku disambut meriah dengan Ucapan ucapan Selamat dari teman-temenku,
Aku tersenyum dan Langsung memeluk mereka dengan Erat.Keesokan harinya Ayah pulang dan pamit padaku, Ayah meminta Maaf karena tidak bisa menyaksikan Acara Spesial itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Syurga[On Going]
General FictionKisah seorang Muslimah yang mempunyai Ambisi yang kuat dan Semangat yang membara Akan tercapainya sebuah Cita-cita yang diimpikannya yaitu Motivator Islami dan Da'iyah internasional. Hinaan serta Ejekan yang keras terngiang dalam telinga. Namun, Ke...