CHAPT 19

263 17 0
                                    

•Author•

Raihan memakai sarung berwarna gelap nya dan terakhir memakai peci hitam nya, ia keluar dari kamar dan turun untuk melaksanakan sholat Shubuh berjamaah. Iya, kini dirinya sudah berada di rumah jiddah dan jaddy nya.

" Kamu jadi Imam ya" ucap Jaddy yang di angguki oleh Raihan tanpa ada keraguan sedikitpun.

Semua para santri sudah mulai merapihkan shaf masing². Para santriwati belum tahu bahwa yang akan menjadi Imam adalah Raihan, karena tempat mereka di belakang barisan para Ikhwan, itupun terdapat papan pembatas, jadi mereka tidak dapat melihat dengan leluasa.

Zahra dan teman² nya segera berdiri ketika qomat selesai di kumandangkan. Raihan mulai membaca Al Fatihah, ketika itu juga Zahra terpaku, suara ini seperti tak asing baginya, namun ia segera menempis dan mulai sholat dengan khusyuk.

Setelah sholat, Zahra dan yang lain mengambil buku dzikir yang berada di pojok dan mulai membacanya. Tidak wajib, itu hanya untuk orang yang mau dzikir, agar tidak perlu menambah bawaan jadi sudah disediakan di masjid.

Selesai melakukan dzikir, mereka bergegas untuk kembali ke asrama. " Tadi suarane Gus Raihan adem banget ya" ucap Siren antusias, sedangkan yang lain terkejut.

" Serius tadi imam nya Akhi Raihan?!" Tanya Ina mewakili yang lain.

" Serius lah, yakali kyai suaranya gitu" jawab Siren.

" MaasyaAllah ku kira Ustadz lain ternyata akhi Raihan" ucap Mayang dengan wajah yang berseri. Sedangkan Zahra sedari tadi hanya diam melamun.

" Hush! Zah, kenapa?" Tanya Ina membuyarkan lamunannya, Zahra segera tersadar dan tersenyum.

" Nggak, cuma kayaknya aku kurang enak badan aja" ucap Zahra, dirinya tidak berbohong, ia memang tidak merasa enak badan, tapi kali ini rasanya beda, hatinya seperti merasa gelisah.

" Yaudah, kita cepet ke asrama biar kau bisa istirahat" ucap Mayang.

•~'~•


08. 35 WIB

Pagi ini Chika berencana untuk menjenguk Zahra di pesantren, dirinya ingin memberi surprise untuk Zahra.

" Ma Chika berangkat, Assalaamu'alaikum" pamit Chika sembari mencium tangan mama nya dan pergi dari dapur.

" Wa'alaikumussalam hati²" jawab sang mama, entah kenapa perasaannya tidak enak.

" Iya ma.." Chika masuk ke dalam mobil dan menyalakan mobil nya, mobil berwarna silver itu berjalan keluar dari gerbang rumah.

Tanpa Chika sadari, beberapa mobil dan orangnya sedang mengintai dirinya sekarang.

" Tangkap dia"

~•'•~

Kini di dalam gudang yang sudah tidak lagi dihuni manusia, di dalam nya terdapat dua insan yang saling melempar tatapan tajam.

" Lepasin gue!" Gadis itu berteriak sembari berontak.

" DIEM! Atau gue jadiin makanan Visco!!" Chika mematung dan diam, tubuhnya bergetar ketakutan. (Visco adalah nama hewan serigala peliharaan si pria yang selalu merasa lapar).

" Bagus, good girl" saat jari jemari pria itu hendak mengusap kepalanya, Chika segera menghindar, ikatan di tangannya semakin di tarik kuat.

(Siapapun tolong gue.. ya Allah.. ) gumam Chika dalam hati.

" Please lepasin gue Dave.." kini wajah Chika memerah menahan tangis, dirinya sudah tidak kuat lagi, pergelangan tangannya sangat sakit karena di ikat sangat kuat.

" Gue gak bakal lepasin sebelum keluarga Lo setuju kalau gue nikah sama kakak Lo" Ucap pria bernama Dave, dia adalah mantan kekasih Amel, namun karena Dave sudah kelewatan bahkan hampir menghamili Amel, akhirnya Amel memilih putus dan pergi ke LA untuk memulihkan kondisi nya lalu melanjutkan study nya.

" GAK! JANGAN HARAP LO BISA NYAKITIN KAKAK GUE LAGI!!" Teriak Chika marah, meskipun dirinya takut, tapi ia tidak akan terima jika Dave menginginkan kakaknya lagi.

" Oh... Atau, Lo juga menarik sih, BAWA DIA!" Ucap Dave pada para bodyguard nya yang berada di belakang, menjaga takut² ada yang memergoki.

" Gak!! Lepasin!! Dave!!" Chika kembali berontak ketika tubuhnya di angkat menuju mobil.

" No no no babe..." Ucap Dave sembari tersenyum miring, seakan mengartikan bahwa dirinya mendapat mainan baru.

Mobil mewah milik Dave melesat dengan kecepatan rata², yang namanya kota pasti tidak jauh dengan macet. Tepat di samping Mobil Dave, ada Zefran dengan motornya, Chika yang melihat itu segera berfikir agar bisa meminta bantuan.

Sreet

Kaca mobil Dave terbuka, Dave yang melihat itu segera melirik ke arah Chika.

" Ngapain Lo" ucapnya tajam, untungnya Chika menemukan bungkus permen.

" Gue mau buang sampah" ucap Chika, Dave yang memang tahu ada tempat sampah di pinggir mobil pun hanya mengangguk.

Chika tersenyum tipis, tangannya sengaja sedikit menyentuh bahu Zefran, karena memang jarak motor dan mobilnya sangat dekat. Zefran yang merasa ada yang menyentuh bahunya menoleh.

" H-hai.. boleh tolong buangin sampah ini gak kesitu" Zefran mengernyit bingung, seperti nya wajahnya tidak asing.

" Oke" Zefran mengambil bungkus itu namun di tahan oleh Chika. Kepalanya sedikit keluar agar bisikan nya tidak terdengar oleh Dave.

" Tolongin gue, gue Chika temen Ara" Zefran yang mendengar bisikan itu bingung, tolongin?.

" Dia mau nyelakain gue, tolong ikutin mobil ini" Zefran yang mengerti gerak bibir Chika mulai bersiap.

" Udah belom, lama bener" Tanya Dave.

" U-udah, susah soalnya kejauhan" jawab Chika sedikit berdebar karena takut ketahuan. Setelah jalan mulai renggang, mobil Dave kembali melesat cepat, Zefran bersama motor sport nya mengikuti dari belakang dengan hati² dan pelan.

Sebelum mobilnya berjalan, Zefran sempat memberikan GPS pada Chika yang Chika tempel di tubuhnya. Jadi Zefran tidak mudah terlihat membuntuti mobil Dave.

-
-
-

Finally selesai guys, ujian juga udah selesai hari inii, jadi mumpung otak aku masih bisa di ajak kompromi, so, aku up sekarang biar gak kelamaan.

Thanks buat kalian udah nungguin aku up, sehat² semuaaa, yang belum makan cpt mkn, aplgi yg punya penyakit lambung, cpt makan nnti kambuh. Buat Klian yg lgi sakit cpt sehat ya;).

Desember.

RAIZAH | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang