Wajah Atlas seperti mayat hidup setelah ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Seminggu sudah ia tak keluar dari kamarnya. Tubuhnya masih meringkuh di atas ranjang, apapun yang ia lakukan terasa hampa. Berulang kali Rika mencoba membawanya untuk pergi berobat, selalu diabaikannya.
Atlas berjalan menuju jendela kamarnya, tirai jendela yang sudah seminggu tak pernah dibukanya, akhirnya disimbahnya hingga menampakkan bulir-bulir dari tetesan hujan yang memercik pada kaca jendela.
Tiba-tiba sebuah kenangan berputar di kepalanya.
“Harusnya gue yang ngegantiin papa sama mama Las, gue pembunuh,” Pekikan tangisnya semakin menjadi.
“Kalau lo yang ngegantiin Mama sama Papa lo, terus gimana sama nasib gue Key. Gue nggak mungkin ketemu lo dan jatuh cinta sama lo. Berarti lo egois!” Atlas melonggarkan pelukkannya kemudian menatap Keyra tajam.
“Atlas!” Tangisnya tiba-tiba terhenti, sambil menatap suaminya.
“Dengar aku Key. Meski kamu jatuhin diri ke jurang, gantung diri atau minum racun sekalipun, tetap nggak akan ngerubah semuanya. Sesuatu yang sudah terjadi biarlah terjadi, biarkan takdir bekerja dengan masa yang sudah Tuhan tentukan. Lakukan apa yang belum pernah kamu lakukan, jangan sia-siakan kesempatan yang udah Tuhan kasih untuk kamu Key.”
Tiba-tiba Atlas tertawa. “Gue yang nyuruh lo buat ikhlas dan ngikutin ruls takdir-Nya, justru gue yang nggak rela lo pergi Key. Seharusnya waktu itu gue nggak ngikutin kata hati gue yang salah. Gue nggak seharusnya berlari ke dia, harusnya saat itu gue ada di samping lo. Ngejagain lo. Semua udah terjadi Key, kenapa lo pergi ninggalin gue?” Teriaknya kemudian menangis.
“Kamu mau ke mana hujan-hujan begini?”
Atlas tak merespon, ia terus berlari ke luar rumah. Mengambil motor kemudian melajukan motor di tengah hujan yang kian lebat. Sesampainya di rumah sakit. Atlas langsung menuju ruang inap Anggrek 402 di mana gadis bernama Aya sedang sekarat.
“Ay bangun Ay, ini gue Atlas. Lo dengarkan?”
Gadis itu sama sekali tak merespon. Setelah sepuluh menit berlalu, Aya membuka matanya hal yang pertama ia lihat adalah Atlas mantan yang pernah dulu ia tinggalkan hanya untuk lelaki brengsek yang cuma memanfaatkan dirinya.
“Atlas, lo!”
“Sykurlah akhirnya lo sadar.” Atlas menarik napas panjang.
“Mama mana Las?Mama Las.” Tanyanya menangis.
“Mama baik-baik aja Ay. Lo istrirahat dulu aja ya? Gue akan lihat keadaan mama lo,” Tukasnya mengelus puncak kepala Aya.
Aya mengangguk, Atlas kemudian berjalan ke taman.
Pria itu menjatuhkan tubuhnya di bangku tunggu dengan tangan menopang kepalanya. Ia merutuki atas apa yang sudah ia ucapkan pada mama Aya sebelum ia ke ruangan Aya.
“Tante?” Atlas memeluk Mama Aya saat ia baru tiba.
“Nak Atlas, Aya… kecelakaan!” Mama Aya terus menangis dalam dekapan Atlas.
“Tenang tante, percayalah Aya gadis yang kuat. Atlas kenal sekali dengan Aya, dia pasti baik-baik aja. Jadi tante harus istirahat ya? Besok kan jadwal operasi tante,” Tukas Atlas menenangkan mama Aya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"KEYRA & ATLAS: Tentang Luka, Cinta dan Sebuah Penantian" (End)
Teen FictionKeyra tidak tau kalau lelaki yang dijodohkan dengannya adalah Atlas pria brengsek yang sering membuatnya menangis di sekolah. Apa jadinya jika Atlas menjadi suaminya dan kehidupan Keyra berubah lebih sangat menyedihkan. Setelah divonis mengalami ga...