1

380 17 3
                                    


LOWONGAN UNTUK JADI ISTRI

Saya Zulfikar, 39 tahun, pengusaha, duda dengan dua anak sedang mencari perempuan yang bersedia menjadi istri saya.

Persyaratan :

Usia 20 - 35 tahun

Beragama Islam

Pendidikan tidak diutamakan, yang penting berakhlak baik dan mencintai anak-anak

Berpenampilan menarik

Sehat jasmani dan rohani

Mau menerima calon suami apa adanya



Kedua mata Iyos terbelalak. Bagaimana tidak? Ia yang sedang serius mencari lowongan kerja di sebuah grup Facebook bertajuk Info Loker Serang-Cilegon, malah mendapati postingan seperti itu. Ada-ada saja. Pasti itu pekerjaan orang iseng, pikirnya. Jika serius, tidak mungkin mencari seseorang untuk dijadikan pasangan dengan cara seperti itu. Meski begitu ia melanjutkan membaca postingan tersebut sampai selesai.

Bagi yang yang berminat, silakan kirim biodata dan foto seluruh badan ukuran kartu pos ke alamat di bawah ini. Atau bisa inbox via messenger.

Untuk mengetahui saya lebih lanjut, bisa kunjungi akun facebook saya : Fikar Zulfikar

Iyos tahu nama perumahan yang tertera di alamat si pencari istri adalah perumahan elit untuk orang-orang golongan menengah ke atas di kota Serang dan terletak sangat dekat dengan perumahan tempatnya tinggal, bahkan berseberangan. Bedanya, perumahan tempat tinggalnya masuk ke dalam kategori rumah sangat sederhana. Baginya itu sangat relevan mengingat lelaki tersebut konon seorang pengusaha. Ia jadi penasaran untuk mengetahui lebih lanjut, terutama ingin tahu bagaimana rupa fisiknya. Kemudian jarinya meng-klik nama akun Facebook dengan huruf-huruf berwarna biru itu.

"Ih, pake loading lagi."

Gadis bertubuh tinggi dan cenderung kurus itu menggerutu. Maklumlah, sebagai pengangguran ia menggunakan kartu dengan harga murah dan berkualitas rendah. Ia bertekad akan ganti kartu jika sudah bekerja nanti. Berbekal ijazah sarjana yang didapatnya beberapa bulan lalu, ia pikir bakal mudah mendapatkan pekerjaan, tapi ternyata tidak. Atau mungkin ia yang selektif. Sebagai lulusan fakuktas ekonomi, ia tak berminat bekerja di bank sebab menurutnya cukup banyak menyita waktu dan tentu saja sangat melelahkan meski memang bergaji besar. Ia mengetahuinya saat dulu melakukan KKP atau kuliah kerja praktek. Meski hanya magang di sana untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan skripsinya, tetapi ia juga harus datang pagi pukul setengah delapan. Sama seperti karyawan sebenarnya. Waktu pulang pun begitu. Paling cepat keluar kantor pukul setengan enam sore. Bisa sampai malam jika sedang banyak pekerjaan. Sungguh melelahkan.

Kinerja Iyos di bank plat merah tempatnya magang dulu sangat baik sampai-sampai sang kepala kantor memintanya untuk bekerja di sana setelah lulus kuliah. Saat itu ia hanya tersenyum dan dalam hati berkata, "Ogah, Pak." Kini ia benar-benar mencari pekerjaan yang menurutnya tidak terlalu memakan banyak waktu - maksudnya yang masuk jam delapan pagi dan bisa pulang jam empat sore tepat. Tak apa jika gajinya tidak besar. Yang penting waktunya tidak tersita banyak di tempat kerja.

"Nah, kebuka."

Setelah loading sejenak, akhirnya akun itu terbuka. Yang pertama dilihat Iyos adalah bagian foto profil. Namun ia kecewa karena di sana yang terpasang hanya tulisan SuperDad menggunakan font seperti pada tulisan Superman dengan latar belakang warna hitam. Padahal ia penasaran sekali dengan rupa lelaki itu. Kemudian ia beralih pada bagian sampul. Nah, kini ia menemukan sedikit titik terang. Gambar seorang lelaki dewasa sedang duduk bersama dua anak laki-laki membelakangi kamera. Mereka menghadap hamparan laut. Masing-masing tangan si lelaki dewasa merangkul pundak anak-anak itu.

Tanpa disadari sudut-sudut bibir Iyos terangkat saat melihat foto sampul tersebut. Menurutnya foto itu sangat indah dan memiliki makna mendalam. Ia menduga mereka adalah Zulfikar dan kedua anaknya. Namun ia masih kecewa sebab belum menemukan wajah si duda.

"Sok misterius." Iyos menggumam sementara ibu jarinya terus scroll ke bawah, memuaskan rasa penasarannya.

Dinding akun Facebook Fikar Zulfikar itu jarang ditemukan unggahan status. Lebih banyak postingan berita, terutama seputar sepak bola. Itu membuat Iyos mulai jenuh, tapi ia tetap scroll ke bawah. Kemudian ia menemukan apa yang dicari. Sebuah foto yang diunggah sekitar setahun lalu. Di sana terlihat seorang lelaki dewasa dan dua anak laki-laki sedang berdiri dengan latar belakang di sebuah resepsi pernikahan. Mereka kompak mengenakan setelan jas dan tersenyum ke arah kamera.

"Gila! Duren ini mah," celetuk Iyos yang sudah yakin bahwa lelaki dewasa di foto itu adalah Zulfikar. "Mauuuu."

***

CINTA TAK BERSYARATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang