YTMOB

519 28 33
                                    

Author : baeboyeol / juan
Pairing : daelyoon
Rating : General Audience


"Cek 1, 2, 3, masuk??"

Tanda 'oke' dari balik kaca didepannya menandakan bahwa mic sudah menyala,

Daeyeol memejamkan matanya sejenak lalu memulai acara radio sekolah.

"Pagi semua, balik lagi sama saya Daeyeol, yang bakal nemenin 30 menit waktu istirahat kalian
"
Setelah opening yang lumayan panjang, Daeyeol menaruh skrip yang dia pegang dan menggantinya dengan surat, menelisik satu persatu cerita yang siswa/siswi sudah mengirim satu minggu yang lalu.

Lee Daeyeol adalah siswa kelas 12 dan salah satu anggota dari klub siaran radio. Dirinya cukup populer, karena selain anggota radio dia juga menjabat sebagai wakil ketua osis di sekolahnya.

"Buat siaran hari ini kita bakal baca dan dengar cerita yang udah kalian kirim minggu lalu ya"

Dirinya melihat satu persatu cerita dengan cepat, mencari satu cerita yang cukup menarik perhatiannya, dan boom, Daeyeol tersenyum puas saat menemukannya.

"Oke, mulai dengan surat warna putih gambar kelinci ini ya, 'sebelum kakak baca cerita saya, tolong jangan sebut nama saya ya kak' iya iya, saya gak sebut kok, dek" kekeh Daeyeol sambil membacanya.

" 'selamat pagi semua, terutama buat kak daeyeol, mungkin kakak gak gatau, but i have crush on you--' Oh wow, sebentar, saya kaget"

"Lanjut ya '--sejak aku gak sengaja liat kakak nyanyi di ruang olahraga belakang dua tahun lalu. I know kita udah kenal lama banget, tapi dulu aku masih denial, aku pikir cuma sebatas kagum, ternyata enggak, aku suka sama kakak' "

Daeyeol benar-benar tidak bisa menahan senyumnya, bahkan Jangjun yang berada didepannya cukup takut melihat senyum miliknya. Dirinya mengambil nafas sejenak lalu melanjutkan 'confess story' yang bertujukan kepada dirinya.

" 'aku gapapa kok kalo ternyata ini cuma one side love, i mean, ya kali orang kayak kakak bisa suka sama aku' --Hey, jangan pesimis dulu dong"

" 'pokoknya, aku suka sama kakak, kakak mau jawab atau enggak aku gapapa. Asal kakak udah tau perasaanku ke kakak aja aku udah seneng' Such a cutie boy..."

" 'duh, aku cuma berdoa semoga hari ini yang siaran bukan kak daeyeol' "

Dirinya tertawa melihat tulisan terakhir yang tertera di surat "Saya gak tau ini sial atau malah lucky buat kamu dek, but, it's me, saya yang baca surat kamu. Nanti pulang sekolah kita ngomong ya?"

Sementara ditempat lain, lebih tepatnya ditaman belakang sekolah, Sungyoon meremas rambutnya sambil berteriak. Ya, Sungyoon adalah seseorang dibalik surat itu.

Sungyoon dan Daeyeol adalah tetangga sejak duduk di bangku sekolah dasar, jarak umur mereka terpaut satu tahun- Daeyeol lebih tua.

Kalau bertanya sedekat apa sungyoon dengan Daeyeol, mereka bagaikan sepasang sepatu, alias dimana ada Sungyoon disitu pula ada Daeyeol. Mungkin dikarenakan hubungan orangtua mereka yang terbilang sangat dekat.

Ngomong-ngomong soal surat tadi, demi kerang ajaib Sungyoon gak tau kalau hari ini jadwal Daeyeol untuk siaran, dia pikir hari ini jadwal Jangjun atau Youngtaek.

Muka Sungyoon merah sampai ke telinga-telinga, entah gimana nanti dia ngehadapin Daeyeol dirumah, Sungyoon cuma bisa berdoa, semoga Daeyeol sakit perut atau semacamnya- mungkin terdengar jahat, namun Sungyoon benar-benar malu berhadapan dengan Daeyeol hari ini.

Bel sekolah sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu, namun dikarenakan rapat dadakan oleh ketua osis, dirinya harus menghabiskan lebih lama waktu disekolah- sungguh, Daeyeol sangat ingin mencaci maki seorang Lee Jangjun.

Daeyeol dengan cepat merapihkan alat tulisnya dan bergegas menuju parkiran sekolahnya. Dia benar-benar tidak sabar bertemu dengan adik kelasnya.

Sepeda motor milik Daeyeol terparkir rapih didepan halaman rumah Sungyoon, dirinya melepas helm kemudian merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.

Daeyeol menetralkan detak jantungnya yang berisik sejak tadi dia membaca surat yang Sungyoon tulis untuknya, kemudian mengetuk pintu rumah Sungyoon.

"IYA SEBENTAR-- mas Daeyeol toh, cari Sungyoon ya?? Ayo masuk" Pintu dibuka oleh Bunda Sungyoon

"Hehe, iya Bunda, adek dimana?"

"Di kamarnya mas, tadi pulang-pulang langsung masuk kamar gak ada salaman sama Bunda dulu, kayaknya sakit? Soalnya muka dia merah"

Senyum Daeyeol makin melebar, dia membayangkan se-gemas apa muka Sungyoon yang memerah

"Daeyeol izin masuk kamar adek ya bun"

"Iya mas, Bunda sekalian titip Sungyoon, ya? Soalnya toko roti gak ada yang jaga"

Acungan jempol daeyeol berikan kepada Bunda. Dirinya berlari menuju kamar Sungyoon yang terletak dilantai 2, kemudian mengetuk pintu kamar Sungyoon,

"Sungyoon? Mas masuk ya?"

Hening, tidak ada jawaban dari si pemilik kamar. Dengan perlahan Daeyeol membuka pintu kamar Sungyoon, bau baby powder menyambut indra penciumannya.

Hal yang pertama dia lihat adalah Sungyoon yang tertidur tanpa baju dan selimut yang hanya menutupi bagian perut sampai paha saja, kaki jenjangnya dia biarkan terbuka- semoga setidaknya Sungyoon memakai celana pendek atau boxer dibalik selimutnya.

Dia duduk disamping ranjang milik Sungyoon, kemudian menepuk-nepuk surai hitam milik adik kelasnya,

"Dek yoon, bangun dong"

Sungyoon mengerjapkan matanya saat mendengan suara yang tidak asing masuk kedalam indra pendengarannya, dirinya menoleh ke kiri untuk melihat siapa yang berada di sampingnya, kemudian sungyoon terdiam sejenak.

Setelah sepenuhnya sadar, dia menarik selimut untuk menutupi seluruh badannya sambil berteriak,

"MAS KOK DISINI?????????"

Seingat Sungyoon, dirinya sudah mengunci pintu kamar setelah tiba dirumah, apa dia lupa akibat terlalu malu terhadap surat tadi? Sungyoon gak paham deh.

"Dek, beneran?????"

"APANYA?!"

"Itu-- kamu suka sama mas, itu beneran?"

Ucapan to the poin yang keluar dari mulut daeyeol benar-benar bikin Sungyoon mau nangis, 'Basa basi dulu gitu kek' batin Sungyoon

"Ya.. Gitu.."

"Ih gitu gimana adeekk???" ucap Daeyeol sambil memegang pundak Sungyoon dan
mengguncangnya perlahan, dirinya frustasi menunggu jawaban dari adik kelasnya.

"IYA, SUNGYOON SUKA SAMA MAS!"

Sungyoon berucap lantang kepada Daeyeol, persetan sama rasa malu, yang penting dirinya sudah memberi tahu- dua kali -perasaannya terhadap kakak kelasnya ini.

Daeyeol berdiri kemudian menatap Sungyoon tepat di kedua obsidian kecoklatannya, dirinya memajukan badan miliknya mendekati Sungyoon hingga jarak antar kedua wajah mereka terkikis,
bahkan, hidung Daeyeol dan Sungyoon sudah bersentuhan.

"Mas- mau ngapain?.." cicit Sungyoon

Daeyeol mempertemukan bibirnya dengan milik Sungyoon, membawa Sungyoon menuju ciuman yang manis, kemudian melepaskannya. Dirinya menatap Sungyoon dari jarak yang sangat dekat.

"I love you too"

"H-hah?"

"I love you too, sayang"

Dirinya naik ke atas ranjang milik Sungyoon dan mengukung adik kelas miliknya.

Daeyeol kembali mempertemukan kedua bilah bibir mereka berdua, dirinya membawa Sungyoon menuju hal yang
lain. Sungyoon hanya bisa memejamkan matanya dan mengalungkan tangannya ke leher Daeyeol, menerima apa yang Daeyeol lakukan untuk dirinya.

Jauh dari lubuk hati yang paling dalam, Daeyeol juga menyukai Sungyoon, bahkan lebih lama daripada Sungyoon. Sejak saat dia pertama kali melihat senyum manisnya, suara riangnya, langkah cerianya, tingkah laku konyolnya, dan semua tentang Sungyoonnya. Daeyeol sungguh menyukai Sungyoon.

DESSERTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang