White Fight

485 26 15
                                    

Author : ignoerant
Pairing : Daelyoon
Rating : General Audience

"Aku pulang"

Daeyeol menekan tombol kunci pengaman apartemen yang ditinggalinya, lalu
memutar knop. Ia mendorong pintu untuk masuk dan mendapati rumahnya masih gelap gulita padahal seingatnya hari ini kekasihnya itu tidak bekerja dan tinggal di rumah.

"Apa Sungyoon sedang keluar?" gumam Daeyeol bingung. Ia melepas sepatunya dan meletakkannya di rak.

Daeyeol melangkah masuk dan akan berjalan menuju ke kamar tidur saat ekor
matanya menangkap sosok pria sedang menatapnya tajam di ruang tengah. Ia menghentikan niatnya untuk ke kamar dan menghampiri kekasihnya yang seperti
mengeluarkan aura kegelapan.

“Aku pulang, Sungyoon” Daeyeol mengulangi salamnya. Dia meletakkan tasnya dan duduk di sebelah kekasihnya.

“Hey, kok tidak dijawab?” tegur Daeyeol saat kelincinya itu tidak juga mengucapkan sepatah kaca.

Sungyoon mendecih dan beranjak dari posisinya, tidak menggubris usaha Daeyeol dan malah melancarkan tatapan setajam silet, membuat pria yang lebih tua itu
mengerutkan keningnya.

Daeyeol benar-benar tidak memiliki ide mengapa Sungyoon melihatnya dengan pandangan penuh kebencian seperti dia adalah makhluk paling jahat di dunia ini.

Sesuatu pasti sedang terjadi hingga suasana hati Sungyoon memburuk, Daeyeol menyadari itu. Tapi alasan dibalik itu semua masih menjadi misteri.

Seratus persen Daeyeol mengerti jika setiap pasangan tidak akan selalu bersikap mesra setiap saat, pasti ada naik turunnya. Semua pasangan di dunia pasti mengalami cekcok sana sini. Tapi dia benar tidak ingat dia membuat Sungyoon kecewa hari ini… eh… atau sudah?

Ia berpikir keras hal apa yang dia lakukan. Apakah dia lupa mematikan kompor tadi pagi sebelum berangkat kerja? Atau tadi dia mencampur pakaian berwarna dengan
kemeja putih saat mencuci dan meninggalkan noda disana? Atau dia lupa mencuci piring?

Daeyeol sangat berharap hanya masalah kecil yang membuat Sungyoon jadi bad mood seperti itu. Berharap itu hanya efek samping dari jadwal padat Sungyoon yang membuatnya bersikap tidak bersahabat seperti sekarang.

Disaat sibuk merenung, mata Daeyeol menemukan satu buah kartu ucapan
cantik di coffee table di hadapannya. Alisnya bertaut. Tangannya meraih kertas kecil itu dan membaca tulisan yang tercetak disana. Dia menghela nafas. Dia mengerti sekarang.

***

“Sayang?”

Perlahan, Daeyeol berjalan menghampiri Sungyoon yang kini memeluk bantal di kamar, matanya tertuju pada layar televisi besar yang terpasang di dinding. Daeyeol
hanya meringis saat kalimatnya dianggap angin lalu.

“Sungyoon, kita bicara ya?” pinta Daeyeol lagi, dengan suara selembut yang ia bisa.

Ia duduk di pinggiran kasur, meraih tangan Sungyoon dan mengecup jemari itu pelan.

Dia sedikit bersyukur Sungyoon tidak menarik tangannya kasar dan hanya duduk
diam. Paling tidak ia akan mendengarkan.

“Dek, kamu salah paham” Daeyeol berusaha menjelaskan dengan tenang.

“Aku tidak selingkuh atau ada orang yang sedang menggodaku. Aku bersumpah.”

Sunyi.

Sungyoon sama sekali tidak bereaksi. Dia bahkan tidak bergeser satu inci pun.

“Aku yang mengirimkan kue untukmu, niatnya sebagai balasan coklat kamu saat Valentine’s day dulu.”

Daeyeol menghela nafas panjang nan lelah.

DESSERTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang