Aku kini sudah kembali ke meja tempat Arin dan mas Lino berada. Pesanan kami ternyata sudah diantarkan dan siap untuk disantap.
"Kenapa lama El? ini pesanannya daritadi udah dianter loh." ucap Arin sambil melihat ke arahku yang kini telah duduk disampingnya.
"Iya nih maafin ya. Tadi aku ketemu lelaki mesum yang pernah aku ceritain ke kamu." jelasku kepada Arin.
"Ha?! kok bisa? kamu engga diapa-apain lagi kan? dimana dia? dia minta maaf?" tanya Arin dengan pertanyaan beruntun.
"Tidak Rin. Yang ada dia tetap menyebalkan. Dia juga bersama temannya tadi. Namanya Chandra. Untungnya kak Chan baik banget. Kak Chan bilang tidak mungkin temannya yang aku bilang mesum itu ngeraba aku. Jadi sekarang aku bingung percaya kak Chan atau tidak." jelasku kepada Arin.
"Chan? kak? wahhh malah sempat-sempatnya kenalan. Kak Chan yang kamu bilang baik itu kan temannya ya sudah pasti ngebela dong. Jangan mudah percaya."
"Kalian bahas apa daritadi?" Lino akhirnya mulai berbicara karena sedari tadi dia hanya diam kebingungan dengan pembicaraan kami.
"Itu mas kemarin waktu El balik dari rumah kakak sepupunya dia kan pulang sendiri, ternyata dia ketemu lelaki mesum gitu ngeraba El di bus. Tapi lelaki mesumnya engga mau ngaku. Terus pas ngantri waktu mau pesan tadi ketemu lagi sama lelaki mesumnya dan kata El ada temannya juga. Temannya baik gitu ke El." jelas Arin kepada mas Lino secara rinci.
"Wah jodoh itu." ucap Lino sambil tertawa membuat El hanya memberinya tatapan serius namun Lino acuh sambil mulai memakan mie ayam miliknya.
"Itu lelaki mesum loh mas. Jahat banget bilang kami jodoh." balasku kesal.
"Astaga mas bercanda. Sekarang gini, kamu benaran yakin dia yang ngeraba kamu? Ada buktinya? Kalau salah tuduh gimana?" jelas Lino sekarang dengan wajah serius.
"Tidak ada buktinya tapi waktu aku ngerasa ada yang ngeraba,terus langsung arahin tanganku kebelakang buat menarik tangan pelaku untuk ikut turun dari bus dan tangannya lelaki itu yang aku pegang." jelasku kepada mas Lino lalu meminum es teh ku.
"Bisa saja kamu salah menarik tangan. Kamu ada menoleh kebelakang dulu tidak?" balas mas Lino lagi.
"Memang sih aku tidak menoleh kebelakang." aku mengakuinya. Benar juga kenapa aku tidak menoleh kebelakang dulu agar lebih jelas melihat pelakunya. Tapi tetap saja tersangka saat ini adalah lelaki itu.
"Nah kan. Kita harus ada bukti dulu. Jangan cepat mengambil kesimpulan. Nanti kalau salah bisa menjadi boomerang untuk mu El." jelas mas Lino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom [ Seo Changbin ]
RomanceLelaki itu begitu rumit. Ini aneh dan sulit untuk dijelaskan namun keinginanku untuk selalu bersamanya di setiap menit begitu kuat sehingga terkadang aku takut pada diriku sendiri.