Tak berselang lama, yang ditunggu-tunggu akhirnya berjalan keluar dari dalam kos dengan senyuman imut andalannya.
"Lama ya yen." ucap Arin tanpa basa basi.
"Maafkan aku kakak ku yang cantik." balas Ayen sambil menampilkan kembali senyum imutnya.
Zayyen Raditya. Ayen panggilannya. Adik kandung dari sahabatku yang lebih muda tiga tahun dari kami. Ayen memiliki wajah yang sangat imut. Dia tampan, pintar dan baik seperti kakaknya. Ayen ini satu kampus dan satu angkatan dengan Fenly namun berbeda jurusan. Ayen mengambil jurusan Akuntansi.
"Nih, kakak mau kasih uang bulanan kamu. Mama ngirim nya dua hari yang lalu cuman sempatnya ngasih sekarang." jelas Arin sambil memberikan amplop berwarna putih.
"Terimakasih kak. Udah sana ke kampus ntar telat." ucap Ayen.
"Ayen ngusir Rin. Ambil lagi duitnya." ucapku dengan nada bercanda.
"Jangan. Nanti Ayen ga bisa beli makan." balas Ayen sambil menunjukkan wajah sedih yang tetap terlihat imut. Ingin sekali rasanya aku mencubit pipinya itu.
Sebenarnya bisa saja orangtua Arin memberi kan uang bulanan tersebut lewat transfer kepada Ayen namun Arin menolak karena Ayen akan sangat boros jika menggunakan kartu ATMnya. Ayen sangat suka membeli barang secara online namun beberapa hari kemudian barang tersebut kalau tidak rusak pasti hilang karena Ayen sangat ceroboh. Jika sudah begitu Ayen akan membeli barang yang sama lagi atau barang lain yang terkadang tidak berguna. Padahal dari jurusan Akuntasi tapi boros gitu.
Arin yang tau sifat adiknya itu akhirnya memutuskan untuk memanage uang adik nya. Uang yang di berikan Arin kepada Ayen hanya 50% saja lalu 50% nya lagi Arin transfer ke kartu ATM Ayen khusus yang dipegang oleh Arin. Ayen hanya bisa menggunakan kartu khusus tersebut lewat izin Arin jika untuk sesuatu yang benar-benar penting.
"Astaga! ga terasa banget ini udah jam 07.03 aja." ucap Arin sambil melihat kearah jam tangan coklat yang selalu dia kenakan.
"Yaudah kita para calon mentri ini pergi dulu ya." ucapku kepada Ayen sambil melambaikan tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom [ Seo Changbin ]
RomansaLelaki itu begitu rumit. Ini aneh dan sulit untuk dijelaskan namun keinginanku untuk selalu bersamanya di setiap menit begitu kuat sehingga terkadang aku takut pada diriku sendiri.