GENESIS I

35 8 5
                                    

Aku memutuskan untuk kembali pulang dengan menaiki transportasi umum bus kota agar tidak merepotkan sahabatku untuk menjemputku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memutuskan untuk kembali pulang dengan menaiki transportasi umum bus kota agar tidak merepotkan sahabatku untuk menjemputku. Terlihat telah banyak orang yang berada di dalam bus mungkin dikarenakan ini sudah sore dan biasanya jam pulang kerja sehingga aku harus berdiri dengan tangan menggenggam di penahan bus karena tidak adanya tempat duduk yang kosong.

"Sial." umpatku didalam hati karena seperti ada tangan yang menyentuh bagian tubuhku dari belakang.

"Ku...kurang ajar!!!" ucapku pelan lalu entah keberanian darimana tapi aku menggerakkan tanganku untuk menangkap tangan pelaku yang menyentuhku dan menariknya keluar tepat setelah pemberitahuan dimana aku akan turun dari bus tersebut.

"Kamu ini apaan sih?!" ucap si pemilik yang tangannya berhasil aku dapatkan. Kami sekarang telah berada di luar bus tepatnya di tempat pemberhentian yang tidak terlalu ramai.

"Kamu seenaknya pegang-pegang tubuh orang! Dasar mesum!!!" ucapku dengan kesal.

"Hah?!" ucapnya dengan wajah bingung sambil menepis tanganku yang menggenggam tangannya tadi.

"Bodoh! bukan aku! Om di sampingku yang..." namun belum selesai dia berbicara aku langsung membantahnya.

"Bohong! Jelas-jelas aku menangkap tanganmu. Kamu bisa aku laporkan ke polisi dengan tuntutan pelecehan seksual." balasku sambil mengancamnya.

"Polisi? Jangan membuatku tertawa. Tidak ada yang bisa polisi lakukan. Jangan percaya dengan polisi." balasnya dengan raut wajah yang sulit untuk ditebak.

"Kamu ini memang lelaki mesum. Dasar jahat!!!" ucapku menatapnya.

"Sudah kukatakan bukan aku yang meraba mu. Lagi pula gadis sepertimu, diminta pun malas kuraba." balasnya dengan sinis.

"Apa katamu?" sungguh aku sangat kesal dengan lelaki ini. Dia sungguh tidak sopan.

"Seharusnya kamu minta maaf. bukan berkata tidak sopan seperti itu." sambungku sambil melipatkan tangan di depan dada.

"Kenapa aku harus minta maaf? Sudah kubilang aku tidak merabamu." tegasnya.

"Mana ada penjahat yang mau mengaku." jawabku tak kalah tegas.

"Kamu ini benar-benar gadis yang menyebalkan. Apakah kamu tidak melihat baik-baik dirimu? Apakah kamu tau bahwa kamu bahkan tidak memiliki ukuran dada atau bokong yang menggoda? Jadi untuk apa aku merabamu? " jelasnya yang membuatku ingin menangis dengan pernyataannya.

"Dasar lelaki brengsek!!!" teriakku sambil menahan tangis lalu memutuskan untuk pergi meninggalkan lelaki tak punya perasaan itu.





***






Namaku Vinita Elbinca Sandrini. Nama yang diberikan kedua orangtua ku. Vinita berarti ramah dan sopan, lalu Elbinca adalah gabungan dari nama Ibu dan Ayahku. Erika Lusia dan Bino Cahyadi. Sedangkan Sandrini yang artinya pembela kebaikan. Dan aku adalah anak tunggal.

Bloom [ Seo Changbin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang