2

23 2 0
                                    

Setelah satu minggu berlalu, Lea dikabarkan diterima dan diperbolehkan berkerja pada hari Senin. Ia mengenakan blazer biru dipadukan dengan rok diatas lutut, hari ini ia meminta Jarvis untuk mengantarkannya.

"ingat, jika kau sudah tak sanggup berkerja beritahuku. Dan jika kau macam macam dengan CEO mu, jangan harap hidup tenang. Paham lea?" jelas Jarvis dengan nada dingin yang sangat mengancam

Lea tersenyum melihat tingkah Jarvis, dari dulu ia sangat melindungi Lea. Bahkan saat Lea duduk di bangku SMA, Jarvis selalu mengontrol dengan seseorang yang diperintahkannya. Jika Lea melakukan hal hal aneh, akan habis hidupnya dengan Jarvis dan tak lupa juga dengan daddy.

Mobil Jarvis memasuki lobby Max group. Lea tak ingat untuk meminta Jarvis menurunkan di basement saja, mengingat hari ini merupakan hari pertama berkerja ia tak mau mencolok dengan adanya Jarvis beserta mobilnya yang berjumlah 3 di dunia.

"kak, di basement saja ya? aku tak mau menjadi bahan obrolan karena datang bersama Jarvis Wiley Theobald pengusaha muda yang sukses di bidang property menjalani Theobald Corperation yang menghasilkan laba triliunan disetiap bulannya juga dengan mobilnya yang hanya  berjumlah 3 didunia"

"Okay, demi Lea tersayang aku antar ke basement. Tapi caramu mendeksripsikanku sungguh menjijikan Ms. Richela Valma Theobald"

Aku tertawa dan membetulkan riasan juga blazer berharap pertemuan pertama ini berjalan lancar dan tak mencoreng reputasi ku sebagai putri dari keluarga Theobald. Meskipun Lea mempersingkat nama menjadi Richela Valma T. Tetapi siapa tahu jika nama ia terbongkar. Lebih baik mencegah daripada mengobati.

Tring

Pintu lift terbuka, pertanda Lea sudah sampai di lantai yang ia tuju. Lea menarik nafas dalam dan tersenyum saat keluar dari lift. Ia berjalan menuju receptionist, terlihat dua orang perempuan berdiri dan menyapa dengan senyum indah.

"selamat pagi, dengan Ms Richela Valma?" sapanya dengan sopan

Lea mengangguk memperlihatkan ID card yang ia bawa, karena ia menginjakan kaki di Max Group dan juga ruangannya yang  berada di lantai bersama CEO perusahaan, artinya keamanan akan dijaga dengan ketat.

"mari saya antar menuju ruangan sekretaris"

Sepi, itulah yang terucap saat Lea melihat sekeliling. Ruangan besar yang bisa disebut dengan ballroom bernuansa monokrom memiliki wangi yang menenangkan, terdapat perabot yang Lea taksir memiliki harga sekitar puluhan juta.

Receptionist yang kulihat namanya Tami, mempersilahkan masuk dan memberitahu agar Lea mendatangi  ruangan Mr Henry. Lea mengangguk dan menaruh tas beserta handphone nya, ia mengalungkan ID card agar pihak keamanan tak mencurigai sebagai penyusup.

Lea mengetuk pintu ruangan Mr Henry, terdengar suara yang memperbolehkan masuk. Lea tersenyum dengan sopan, "selamat pagi, saya Richela Valma selaku Sekretaris baru di perusahaan ini"

Mr Henry mengangguk, "pagi, saya Henry Odilio sebagai tangan kanan Mr Baren. Ia akan sampai 10 menit lagi. Mengingat 10 menit waktu yang lumayan sedikit lama, saya akan menjelaskan peraturan di lantai ini. Silahkan duduk terlebih dahulu"

Lea menarik kursi dan mendengarkan  penjelasan Mr Henry dengan singkat padat dan jelas.

"Mr Baren ia akan tiba dikantor pukul 9.00, ia tak suka dengan orang yang telat dan tak suka dengan orang yang gemar mencampuri masalahnya, juga pakailah ID card agar pihak keamanan mengetahui kau sebagai sekretaris  dan sisanya kau akan tahu jika bersamanya"

Lea mengangguk dan mencatatnya diotak, Mr Henry menyuruh Lea kembali dan bersiap menemui  Mr Baren yang Lea tahu sebagai CEO perusahaannya. Lea melirik jam tangan, tersisa 5menit sebelum  Mr Baren tiba. Lea membuka handphone dan mencari nama dari CEO Max Group , Adelard Fedde Baren Max.

Aroma mint yang menyegarkan dan menenangkan memenuhi ruangan Mr Baren, "astaga harum sekali. Melebihi ruangan ka Jarvis dan daddy" gumamnya berjalan menuju meja Mr Baren

Mr Baren membelakangi Lea, ia tengah sibuk memperhatikan Tabletnya. Lea berdeham, "Selamat pagi Mr Baren, perkenalkan saya Richela Valma sebagai sekretaris baru"

Mr Baren mengangguk, ia belum membalikan tubuhnya dan masih berkutat dengan tablet. Lea berdiri menunggu Mr Baren membalikkan badan, tak lama ia membalikkan badan. Nafas Lea tercekat, kaki jenjang badan kekar,  terlihat otot otot yang menyembul dari jas terlihat sering berlatih gym tinggi yang ku taksir sekitar 190cm, juga bibir tebal nan sexy hidung mancung bak perosotan mata tajam setajam elang alis tebal rahang yang sangat tegas dan tak lupa tatanan rambut yang memikat wanita manapun.

Lea berusaha menahan ekspresinya,"ya tuhan, ini malaikat atau Mr Baren? sempurna sekali" gumamnya dalam hati. Lea menyadari jika Mr Baren melihatnya memukul bibir, dan ia sedang mengernyit kan alis

"are u okay Ms?"

Lea mengangguk tersenyum memperlihatkan bahwa ia baik baik saja.
~
jangan lupa vote comment yaa! terimakasih <3

My Love CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang