Baren berjalan dengan sangat gagah memasuki lobby, seluruh karyawan berjajar membentuk barisan dan membungkukkan badan. Baren berada di anak perusahaan Max Group dan berbincang dengan karyawan kelas atas yang menjalani anak perusahaan ini.
Lea perlahan mengelus perutnya dan mengerang pelan, ia melewatkan jam makan siangnya. Perlahan mata lea memberat dan seluruh badannya bergetar bahkan peralatan yang berada di depannya seperti berbayang.
BRAKK
Baren mengangkat tubuh Lea dan berlari menuju lobby, "PANGGIL SUPIR ANTARKAN MENUJU MAX HOSPITAL!" teriak Baren menggelegar mengisi ruangan pertemuan. Baren melihat Lea terbaring tak berdaya dipangkuannya, "Lea kuatlah". Dengan detak jantung yang tak karuan dan emosi yang tak stabil, Baren meneriaki supir agar mempercepat laju mobil yang di kendarai.
Tangan kekarnya mengangkat Lea menuju ruang intensif dan meminta agar dokter terbaik yang merawat Lea. "Ms Lea pingsan dikarenakan ia melewatkan jam makan yang mengakibatkan maagh yang di derita kambuh. Kalau boleh saya tahu, ia sudah makan siang?" sang dokter yang terlihat namanya reyn bertanya kepada Baren. "sepertinya belum" jawab Baren seadanya
"loh bagaimana bapak sebagai suaminya, tidak memperhatikan istri"'
"saya bosnya"
Senyum tercipta di wajah dokter begitu ia mendengar jawaban Baren, "aaa maaf sekali, menurut saya Ms Lea tak makan siang dan mengakibatkan maagh yang diderita kambuh. Saya akan meresepkan obat dan Ms Lea bisa pulang jika infus sudah habis"
Baren mengangguk mengerti, "baik kalau begitu saya permisi"
Tak lama atasan Max Hospital berkumpul mendatangi Baren,
"selamat sore Mr Baren, akan saya upgrade kamar milik Ms Lea. Dan saya mohon maaf atas kecerobohan yang sudah dilakukan oleh dr Reyn mengatakan jika Ms Lea sebagai istri Mr Baren" ungkapnya dengan badan membungkuk
"tak masalah. Ia akan segera pulang"
Satu jam berlalu, Lea sudah terbangun dan bersiap kembali menuju kantor. Baren menolong Lea turun dari ranjang pasien dengan sangat hati hati
"ah pak, tak usah saya bisa sendiri" ucap Lea tak enak jika bosnya membantu
"diamlah, saya malas jika kau pingsan kembali"
Lea meringis, "maaf pak. Karena saya schedule bapak berantakan"
Baren tersenyum jail, "baguslah kau menyadari itu"
"yaampon ngapa bos gua galak bener sih" gumam Lea sembari berjalan menuju kursi roda di ujung ranjang.
"saya hanya bercanda Ms Lea. Kau seharusnya memberitahu jika kau tak bisa melewatkan jam makan. Karena saya sudah terbiasa melewatkan jam makan. saya akan meminta Henry untuk memberi schedule kepada kau agar bisa mengatur saya dan jam makan jika bersama"
Lea mengangguk patuh
"mengapa bawel sekali?" gumam Baren mengingat kembali apa yang sudah ia katakan.
Sesampainya di hotel, Lea bergegas mandi dan memesan makan khawatir sang maagh kambuh kembali. Setelah mandi makan dan berganti baju, Lea membuka Laptop dan mengecek email.
From : henrykeinan.maxgroup
To : richelavalma.private
Schedule CEO pukul 5pm until 11pm
17.00-18.30 : Meeting with Mr Jeydan at jung ballroom
19.00-21.00 : meeting dinner dan contract signature with Mr Kalendra at versha
22.00-23.00 : contract signature with mrs sheila
23.10 : back to hotel with driver
"wait, pukul berapa sekarang?" gumam Lea memperhatikan schedule CEO yang sudah Henry kirimkan padanya
"jam enam. Meeting dinner contract signature with Mr Kalendra jam 7. Sebentar Mr Kalendra?"
Lea mengambil Handphone dan mengetikkan nama Mr Kalendra di mesin pencaharian
"HAH! OH TAU ASTAGA LEAAAAA KAU MENGACAUKAN SEGALANYA!"
Lea bergegas mengganti baju dengan menggunakan dress hitam v neck dan heels berwarna yang sama seperti dress yang ia gunakan. Lea memencet lift menuju lobby dan meminta pihak hotel agar mengantarkannya menuju versha. Sesampainya disana, ia merapihkan rambut dan juga memberikan parfume agar tak tercium bau tak sedap. Lea menghampiri resepsionis dan menanyakan reservasi atas nama Max Group.
Terlihat lelaki dengan Bahu yang lebar berjalan menuju meja, "mr baren!" gumam Lea dengan mempercepat langkahnya. "selamat malam Mr Baren, maaf saya sedikit terlambat"
Mr Baren terkejut dengan kehadiran Lea yang muncul tiba tiba, "saya sengaja meminta agar Henry mengirimkan email pukul 6 agar kau tak usah datang kemari. Kau saja terlihat masih lemas"
"saya sudah biasa seperti ini Mr Baren" ucap Lea membela diri
"saya tidak mau kamu sakit lagi Lea!"
Mr Baren memelototkan matanya dan berdeham, "duh baren! Bodo banget. Mana citra lo yang cuek dan dingin itu!" gumamnya
"maaf pak, Mr Kalendra sudah datang. Lebih baik masalah ini diobrolkan nanti saja"
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Lea dan Baren berada dimobil dan tenggelam dalam pikirannya masing masing. Untung saja Lea pertama kali bertemu Mr Kalendra saat ia berumur 14 tahun. Jika tidak hancur sudah reputasi Lea sebagai Wanita biasa didepan Baren.
"kau sudah meminum obat?"
Lea mengangguk mantap, "sudah pak. Terimakasih. Akan saya ganti uang rumah sakit hari ini"
"tak usah"
"saya merasa tidak enak pak"
Baren menyenderkan punggung berserta kepalanya dan menghadap Lea dengan lembut, "dengarlah gadis kecil, kau hanya menghabiskan sedikit sekali dari uang saya. Lagian rumah sakit pun milik saya, Be calm beautiful"
Degup jantung Lea berdetak 10x lebih cepat dan muka Lea sudah merah padam, ia mengangguk mengerti
"muka kau merah Ms Lea"
Lea mengkibaskan tangannya dengan salah tingkah, "ah disini terasa panas"
Baren berusaha menahan tawa dengan memainkan handphonenya
-
jangan lupa votement share ya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love CEO
RomanceRichela Valma Theobald, Merupakan Anak Konglomerat yaitu Theobald Corperation. Ia gemar menemukan pengalaman baru, di umur yang baru ini ia memilih untuk berkerja di perusahaan lain karena ia ingin berkerja tanpa memiliki embel embel sebagai anak pe...