Intro

3.4K 517 113
                                    

Suara ketuk langkah kaki membelah keheningan di pagi yang sunyi sepanjang koridor. Terlihat disana seorang cowok yang menggendong tasnya berjalan sambil celingukan menatap sekitar. Kebanyakan kelas masih kosong dan sepi, maklum saja, sekarang baru pukul enam lebih lima belas menit.

Cowok itu mengusap tengkuknya, kenapa lama-lama hawa di sekitarnya menjadi terasa menyeramkan ya?

Cowok itu geleng-geleng kepala. Tidak. Tidak akan apa-apa. Dia hanya perlu melewati satu ruang kelas lagi agar dirinya bisa sampai di kelasnya.

Cowok itu mengumpat kecil. Terkutuklah oknum yang harus membuatnya berangkat pagi-pagi buta seperti ini!

Grudak!

Langkah cowok itu terhenti, mendadak bulu kuduknya meremang. Apa itu?

Cowok itu kembali menengok sekitar. Tidak ada tanda-tanda keberadaan manusia di sekitarnya. Apa mungkin itu hantu? Baru saja hendak berlari, namun tanpa sengaja matanya menangkap sesosok buntalan berwarna oranye di pinggir tempat sampah. Oh, ternyata itu hanya kucing. Cowok itu mengembuskan napas lega sampai ...

Gedubrak!

"Astaga, Ya Tuhan!"

Cowok itu terlonjak menabrak tiang saking kagetnya. Tangannya gemetar memegangi tiang depan kelas, menatap pintu kelas di depannya yang mendadak terbuka sendiri. Cowok itu merapal doa, sampai sesosok cowok mungil keluar dari kelas itu sambil membawa sapu dan pengki.

"Loh? Kak Jay?"

Merasa namanya dipanggil, Jay—cowok itu, melepaskan pegangannya pada tiang tersebut, menoleh ke arah cowok yang tengah menatapnya bingung.

"Lo?!"

"Wah, tumben kak Jay berangkat pagi." Cowok itu tersenyum sumringat tanpa merasa bedosa sudah membuat Jay hampir terkena serangan jantung. "Pasti Kak Jay kangen aku ya?" cowok itu terkekeh kecil sambil membuang sampah.

"Ngaco lo!"

Cowok itu tertawa kecil, "Kak Jay belum jawab pertanyaanku loh, tumben banget berangkat pagi, kenapa?"

Jay menarik napas dalam, ya untuk apa lagi Jay berangkat pagi kalo bukan untuk menghindarinya? Sungguh, ingin rasanya dia melemparkan cowok itu ke luar angkasa supaya melayang-layang menjadi sampah luar angkasa.

"Gak papa."

"Ih jawab! Pasti ada sesuatu. Iya kan?"

"Berisik lo. Kepo."

"Iya lah. Semua hal tentang Kak Jay selalu bikin aku kepo, karena aku harus tau."

"Lo bukan nyokap gue."

"Tapi aku kan calon pacarnya Kak Jay." Cowok itu tertawa, "Aamiin."

Jay mengusap wajah frustasi. Entah dosa apa yang dia lakukan di masa lalu sampai harus bertemu dengan cowok super annoying seperti ini.

"Ngimpi lo."

Jay melanjutkan jalannya menuju kelas, namun baru beberapa langkah dia merasakan lengannya di tahan.

"Kak Jay tunggu dulu."

"Apalagi sih?"

"Pokoknya tunggu dulu. Bentar aku ke dalem dulu. Jangan pergi."

"1 menit."

"Ih, nyebelin."

"59 ... 58..."

"Iya, iya bentar!"

Cowok itu berlari ke dalam kelasnya, sedangkan Jay berdecak sudah mengerti dengan apa yang selanjutnya akan terjadi.

"Ta-Da!"

Moonlight ; Jaywon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang