Outro

2.5K 444 109
                                    

"Kak Jay kenapa?"

Itu adalah pertanyaan Jungwon yang entah keberapa kali. Jay sedari tadi hanya menatapnya dengan tatapan horror tanpa mau menjawab pertanyaanya.

"Kak Jay gak lagi kesurupan kan?"

Jay masih belum menjawab dan itu membuat Jungwon takut.

"Kak Jay ish! Jangan bercanda gitu dong! Kak Jay!" Jungwon mengguncang-guncang bahu Jay hingga Jay terlihat seakan mendapatkan kesadarannya lagi.

"Kak Jay gak papa kan?"

Jay berdeham, menetralkan rasa terkejutnya, "Gak papa."

Jungwon mengangguk, lalu setelahnya dia mengambil ponsel. Mata cowok itu membulat ketika dia melihat notifikasi pesan yang tak lain adalah dari Jay.

Jungwon menatap Jay di depannya. Entah mengapa dia merasa panik. Belum lagi dari tadi Jay menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dia artikan.

Jungwon berusaha tenang, kemudian membalas pesan itu. Jay menatap notifikasi yang masuk di ponselnya, kemudian bergantian menatap Jungwon.

Jay mulai mengetikkan balasan untuk pesan itu, sekaligus membuktikan bahwa dugaanya benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay mulai mengetikkan balasan untuk pesan itu, sekaligus membuktikan bahwa dugaanya benar.

Jay mulai mengetikkan balasan untuk pesan itu, sekaligus membuktikan bahwa dugaanya benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Spontan mata Jungwon langsung membulat ketika melihat pesan masuk itu. Dia menatap Jay yang menatap balik dirinya.

"Lo yang punya akun moonlight kan, Won?"

Detik itu juga, Jungwon merasakan langit runtuh menimpa dirinya.

---

Atmosfer di ruangan itu mendadak berubah. Hening menyelimuti mereka berdua. Banyak yang ingin mereka berdua sampaikan, namun entah mengapa sangat berat untuk dilakukan.

"Kak ..."

"Won ..."

Keduanya saling tatap ketika mereka tak sengaja berucap secara bersamaan.

"Kakak duluan."

"Lo duluan aja."

Jungwon mengigit bibirnya, cowok manis itu menarik napas dalam-dalam.

"I'm sorry, Kak. Aku gak ada niat apapun sama kakak. Aku gak ada niat untuk mempermainkan kakak atau semacamnya. Ini murni kebetulan." Jungwon menjeda kalimatnya, "Aku juga baru tau kalo itu kak Jay beberapa minggu lalu, waktu kak Jay cerita tentang cowok yang annoying dan super berisik di sekolah kakak yang aku sadar kalo yang kakak ceritain itu aku."

"Kenapa lo gak ngasih tau gue?"

"Aku takut kakak marah dan benci aku dan jauhin aku."

"Itu sebabnya juga lo gak mau buat ketemu sama gue?"

"Ya. You'll hate me if you know."

"Kenapa lo berpikiran kayak gitu?"

"Aku cukup sadar diri kalo sebenernya kak Jay gak nyaman kalo ada aku, tapi cuma itu yang bisa aku lakuin."

"Maksudnya?"

"Awalnya aku mau ikut ekskul basket biar sama kayak kakak, tapi aku gak bisa. Aku juga bukan murid populer yang mungkin bisa kak Jay notis, jadi satu-satunya caraku ya dengan cari perhatian ke kakak."

Jungwon membasahi bibirnya yang mendadak terasa kering, "Buat moonlight itu bener-bener sebuah kebetulan, aku gak tau kalau itu kak Jay awalnya."

"Won ..."

"Ya?"

"Thank you."

Mata Jungwon membulat ketika mendengar kalimat itu yang keluar dari mulut Jay.

"Lo masih inget kan chat gue kemarin. Gue mau ketemu, just wanna say thamk you."

"Kamu gak marah, Kak?"

"Kenapa gue harus marah?"

"Karena orang di balik akun itu gak sesuai ekspetasi kamu."

"Emang gue berekspetasi apa?"

Jungwon menggedikkan bahunya, "Yang jelas ekspetasi kamu pasti bukan aku."

Jay menatap cowok manis yang terlihat masih gelisah dan tidak tenang itu. Akhirnya semua pertanyaannya akhir-akhir ini terjawab sudah.

Bagaimana minggu-minggu ini bekal yang diberikan anak ini adalah bagian dari makanan favoritnya dan hal lain lagi seperti tentang kuning telur tadi di mie yang mereka makan.

"Won ..."

"Ya?"

"Why you keep doing that, ketika lo udah tau kalo dibalik akun itu gue?"

"I'm just feel that you really need someone beside you, at least to listen your story." Jungwon memainkan jari-jarinya tanda dia gelisah, "Awalnya setelah tau aku juga mau deact akun aja, tapi liat chat kakak lagi, aku bener-bener gak bisa lakuin itu."

"Won ..."

"Lo sesayang itu sama gue?"

Jungwon menatap Jay, perlahan wajahnya berubah memerah, "Ya."

"Kenapa?"

"I don't know, mungkin karena kamu ganteng, Kak."

Jay terkekeh dengan jawaban Jungwon, "Karena itu doang?"

"Mungkin? Aku cuma tertari aja sama kakak awalnya, kakak hebat dan ya ganteng lagi, siapa sih yang gak suka? Tapi memang aku lebih suka sama kakak waktu aku tau yang suka cerita sama aku itu kakak. Aku rasanya pengin jagain sama bantuin kakak."

"Jagain gue? Yang ada lo nyusahin. Gue masih inget dengan jelas lo tidur sepanjang perjalanan dari sekolah ke rumah."

Bibir jungwon mengerucut mendengar jawaban Jay, sedangkan Jay hanya tersenyum kecil melihat itu.

"Won ..."

"Ya?"

"Shall we?"

"Apa?"

"Ya itu."

"Itu apa?"

"Ck. Tau lah gue males sama lo."

Jungwon cemberut lagi, "Ya kan aku emang gak tau."

Jay menarik napas dalam, dia juga tidak mengerti bagaimana untuk mengatakannya.

"Won?"

"Ya?"

"Pacaran yuk?"

---

THE END!

Thanks for reading!  ^^

Moonlight ; Jaywon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang