Reffrein

2.2K 447 45
                                    

Jay sekarang benar-benar yakin kalo dirinya adalah reinkarnasi dari perampok kerajaan Majapahit pada jaman dahulu.

Pasti dosanya sangat banyak hingga dia harus mengalami hari yang sangat sial seperti ini. Sungguh niatnya sudah baik untuk mengantarkan Jungwon agar tidak kehujanan, walaupun dia sangat sebal setengah mati pada cowok itu, tapi malah berujung dirinya kebasahan dan harus duduk di ruang tamu orang yang diantarkannya tadi dengan handuk kecil masih di kepalanya.

"Kak Jay mau ganti pake baju aku gak?"

Jay melirik Jungwon yang sudah mengenakan pakaian rumahan biasa. Sungguh terlihat berbeda dari saat cowok itu menggunakan seragam.

"Gak usah."

"Oke."

Jay melotot mendengar jawaban Jungwon. Kok gak nawarin dua kali sih? Hei, kenapa gak ditawarin dua kali?!

Jay menatap punggung Jungwon yang berjalan menjauh darinya itu.

"Kak Jay mau makan mie rebus gak?" teriak Jungwon entah dari mana yang jelas Jay mendengarnya.

Tak mau kejadian seperti tadi terulang lagi, maka dengan lantangnya Jay membalas,

"Mau! Pake telor sama tambahin cabe dua!"

"Dipikir ini warteg apa!" protes Jungwon yang ditanggapi Jay dengan kekehan ringan.

Biarlah! Sekali-kali dia juga ingin membuat Jungwon kesal juga.

---

Tidak berselang lama, mie yang Jungwon buat sudah tersaji di hadapan mereka berdua. Bau khas bumbu mie benar-benar menggugah selera makan Jay.

"Punya gue yang mana?"

"Itu yang kuning telornya dua."

"Kok dua?"

"Satu punyaku tapi aku gak doyan."

Jay menatap kedua kuning telur tersebut. Rasanya tidak asing, rasanya dia juga memiliki entah itu teman atau siapa yang memiliki kebiasaan serupa.

Keduanya makan dalam diam. Tidak butuh waktu lama, keduanya sudah menandaskan makanan mereka.

Jay mengambil ponselnya. Betapa menyebalkannya ketika yang muncul pertama kali di layar ponselnya adalah pesan dari mamanya yang mengatakan kapan sidang pertaman perceraiannya akan dilaksanakan.

"Aku ke dapur dulu. Mau beresin ini."

Jay mengangguk sekilas. Pikirannya mendadak rumit lagi hanya dengan membaca pesan itu.

Jay menghela napas. Saat-saat seperti ini, hanya ada satu yang berada orang dipikirannya. Dia yang selalu mendengar curhatannya dan menenangkan dirinya.

Jay langsung saja membuka roomchat dirinya dengan akun yang tak lain adalah moonlight, tempatnya bercerita selama ini.

Jay mengirim pesannya. Beberapa detik setelah itu, tiba-tiba saja ponsel Jungwon yang cowok itu letakan di atas meja bergetar dan menyala menandakan adanya sebuah notifikasi masuk.

Biasanya Jay tidak akan penasaran. Biasanya Jay akan memilih abai dengan apa yang berkaitan dengan cowok itu. Tetapi entah mengapa kali ini dia begitu penasaran.

Dan rasa penasarannya benar-benar menjadi serangan jantung baginya, ketika melihat notifikasi yang masuk adalah pesan yang beberapa detik lalu dia kirimkan. Jay terduduk lemas setelahnya.

Jadi pemilik akun itu adalah cowok yang selama ini selalu dia hindari mati-matian? Cowok yang begitu berisik dan menyebalkan karena mengusiknya terus setiap hari?

"Kak Jay kenapa?"

Jay menatap Jungwon dengan raut wajah terkejutnya.

Pemilik akun moonlight adalah pria ini?

Yang Jungwon?!

Moonlight ; Jaywon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang