Letter 06

40 12 2
                                    

“Apa hobimu sekarang berterimakasih? Kenapa sejak dua surat kemarin balasanmu terhadapku terima kasih?

Aku hanya ingin membuatmu tersenyum kembali. Jadi tidak perlu berterimakasih kepadaku, okay?

Dan soal siapa diriku, kau tidak perlu repot-repot mencari tahu dengan mengunjungi satu studio tari ke studio tari lainnya. Karena aku tidak akan pernah membiarkanmu menemukanku.”




Dia tahu jika aku mencarinya? Itu memang benar, aku mengunjungi satu studio tari ke studio tari lainnya hanya untuk menemukan sosok dibalik surat-surat itu.




Aku tahu ini sebuah kebodohan dengan mencarinya. Sebab, aku tidak tahu siapa dia, bahkan nama atau inisial lainnya pun aku tidak tahu dan percuma saja aku mencari pasti tidak akan pernah aku temukan.




Bahkan saat berbalas surat pun aku hanya menaruh amplop surat di dalam kotak surat depan rumahku, dan keesokan harinya amplop itu sudah berganti menjadi amplop yang dikirim olehnya.




Akan tetapi, tetap saja... Aku tidak bisa memungkiri bahwa rasa penasaranku terhadapnya semakin hari semakin besar.




Dan aku pula ingin tahu, siapa yang telah membuatku tersenyum akhir-akhir ini...




“Aku mengucap terima kasih karena kau pantas menerimanya. Bagaimanapun aku akan selalu berterimakasih kepadamu.

Kau benar, mungkin seharusnya aku tidak bersusah payah mencarimu.”








Letters (Lian Huaiwei) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang