Apa Itu Tadi?!

2.8K 362 17
                                    

Ada yang kangen?
Pastinya nggak :)





Suho mengigit kuat bibirnya yang telah berdarah. Seluruh tubuhnya bergetar kala ia mengingat pertemuannya dengan Seojun. Ditambah lagi kini pria itu sudah tau jika ia sudah memiliki dua orang anak.

Suho takut Seojun tau jika si kembar Lee kesayangannya ini adalah kedua putranya. Ia tak mau Seojun mengambil paksa kedua putranya. Ia tak mau kehilangan keduanya lagi.

Dulu Suho pernah hampir kehilangan. Ia pernah berniat menghabisi nyawa putranya lantaran saat itu ia masih belum bisa menerima kehadirannya. Beruntung. Tuhan masih menyayanginya karena itu ia tak jadi mengambil putranya darinya.

Lamunannya buyar ketika ia merasakan hangatnya kecupan di dahinya dari bibir mungil putranya yang sedang ia gendong.

( Btw ini Suho udah ada di depan rumahnya. Dia barusan selesai memakirkan mobilnya )

"Buna kalo ngelamun lagi bakal Seo-Hyun cium bibirnya!"ancam si Seo-Hyun dengan raut muka yang dibuat garang membuat Suho tertawa. Wajah Seo-Hyun terlihat aneh jika seperti itu.

"Ceoho uga mau ium bibil Buna,"ucap Seoho sambil menatap Buna-nya dengan nada polos. Kedua matanya berbinar-binar seolah-olah mengharapkan hal itu bisa terjadi.

Lagi. Suho tertawa kecil karena melihat tingkah putranya. Suho mengecup bagian pucuk kepala keduanya.

"Nanti saja ya... Tunggu sampai di rumah. Soalnya bentar lagi mau sampai,"ucapnya lembut memberi pengertian agar kedua putranya itu bisa menunggu sebentar.

Dan langsung dijawab dengan semangat oleh kedua putranya "Ay ay kapten~!"

~~~
🐣🐥🐣
~~~

Suho menghela nafasnya dengan panjang kala dirinya baru selesai membersihkan rumahnya dan memasak makanan untuk makan malam.

Sepulang menjemput si kembar tadi.... Ia dan kedua putranya langsung memasuki kamar mereka. Mereka langsung tertidur di atas kasur lantaran terlalu penat.

Ia lantas terkejut saat ia membuka matanya dan keadaan luar sudah gelap gulita. Sepertinya ia sudah terlalu lama tertidur.

Suho mengusap air keringat yang mengalir di dahinya lalu menatap jam yang berdetik di dinding.

'Pukul setengah sembilan malam. Masih sempat untuk makan malam!' batinnya lalu berjalan menuju kamar si kembar.

"Seo-Hyun Seoho bangun! Sudah malam waktunya makan malam,"ucap Suho seraya mematikan pendingin ruangan yang menyala.

"Aaaaa... Bentar lagi Buna," rengek si Seo-Hyun setengah terbawah alam bawah sadarnya.

"Iya tuh... Gak maem uga gak apa ok..."ucap si Suho membuat Suho menghela nafasnya panjang.

Beberapa detik kemudian ia menyengerai lebar.

"Seo-Hyun Seoho jika kalian tidak mau bangun jalan-jalannya besok batal!" Ancam si Suho yang bagaikan musik yang tak menyenangkan membuat kedua mata kedua putranya membola. Dan dengan cepat mereka langsung berdiri.

"Yo maem Aniki!"

"Hn," Keduanya lantas berlari menuju keluar dari kamar tanpa menyadari Suho tengah terkekeh gemas karena ulah mereka.

"Aih... Bocah-bocah itu,"

~~~
🐣🐥🐣
~~~

Sementara itu...

"Jadi begitu?" Seojun berucap santai sambil memainkan jemarinya di mejanya. Ia semakin melebarkan senyumnya kala ia mendengar 'fakta' menarik mengenai mantan kekasihnya itu.

"Pekerjaan mu selesai, bayaran mu akan ku transfer," dengan begitu Seojun menutup teleponnya secara sepihak.

Seojun benar-benar akan menggunakan 'fakta ini' untuk menjebak pemuda bermarga Lee tersebut. Lihat saja nanti... Siapa yang akan bertekuk lutut pada siapa.

~~~
🐣🐥🐣
~~~

Keesokan paginya...

"Seo-Hyun Seoho bangun! Ini sudah pagi! Apa kalian tidak sekolah hari ini?!" Suho berdecak ketika ia melihat angka di jam dinding yang menunjukkan pukul delapan pagi. Lagi-lagi... Ia bangun telat. Kali ini masalahnya cukup serius.

Seojun. Mantan kekasihnya sekaligus mantan CEO di perusahaannya mengiriminya pesan. Bahwa ia harus menemui pemuda itu Minggu depan. Jika tidak maka ia akan membuat Suho menyesal.

Suho berusaha mengabaikan pesan tersebut. Ia bahkan memblokir nomor Seojun. Tapi kalimat terakhir di pesan Seojun benar-benar membuatnya gelisah.

"Ini tentang kedua putramu. Jangan salahkan aku jika di kemudian hari kamu kehilangan mereka"

Mungkinkah Seojun sudah mengetahui rahasianya? Rahasia mengenai Seo-Hyun dan Seoho?

Suho menggelengkan kepalanya dengan ribut. Mana mungkin Seojun tau masalah itu, bukan?

Ck. Bukankah semua ini terlihat sangat merepotkan?

"Buna..." Seketika Suho tersadar dari lamunannya. Suho mendekati meja kedua putranya yang berantakan.

"Astaga, kalian bahkan belum memasukan buku-buku sekolah kalian kedalam tas kalian. Bagaimana sih kalian ini?!" Suho berdecak kala melihat kedua tas putranya belum terisi buku alias kosong.

"Buna..."

"Cepat mandi. Sudah jam delapan pagi!"

"Tapi/Api Buna..."

"Ayo cepat! Kalian mau terlambat huh?!"

"Buna inikan hari Minggu!"

























•Belcambung-

Aku ah gaje. Nangis ajalah. T﹏T

My CEO Is My Ex-BF - RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang