23. Sampai Jumpa

90 34 92
                                    

'Ku pejamkan mataku, berharap saat membuka mata. Keadaan telah berubah, kembali seperti sedia kala. Tapi suara tangis ini terdengar begitu nyata, untuk sebuah mimpi. Kenyataan pahit itu benar-benar harus ku hadapi, tak ada lagi sosokmu di sini. Dunia ku menggelap, hening dan hampa.'






Berita di televisi langsung membekukan tubuhnya di tempat, belum sempat ia menjejakkan kaki memasuki rumah. Min-Hyung kembali membuka pintu yang baru saja tertutup. Berlari menuju Bandara, tak peduli pada teriakan Min-Hyuk dan Jaehyun yang tengah menonton televisi. Menyadari kehadiran pemuda itu.






'Pesawat Korean Air, mengalami kecelakaan karena gagal take-off. Kecelakaan pesawat dengan nomor penerbangan 629 itu disebabkan pecah ban. Sehingga, pesawat swing ke kiri dan terhempas di sekitar pond timur Bandara Incheon, Seoul.

...akibatnya, 35 penumpang meninggal, 50 penumpang luka berat, 70 penumpang luka sedang dan 75 penumpang luka ringan. 646 tim gabungan Bandara Internasional Incheon langsung melakukan evakuasi korban, baik yang meninggal maupun luka-luka dengan cepat dan tanggap.'





Bandara sudah dipenuhi banyak orang, bahkan pintu bandara terpaksa di tutup. Karena kecelakaan itu, semua penerbangan di batalkan. Bandara juga sudah di kosongkan. Beberapa polisi menghalangi pintu, reporter juga mulai berdatangan. Mencari bahan berita, tanpa memedulikan situasi. Memasang wajah simpati saat menyiarkannya, tapi mereka sesungguhnya senang dengan berita hebat ini. Berebut menjadi reporter yang menayangkannya pertama-kali.

Min-Hyung ikut berhimpitan ditengah-tengah keluarga korban yang lain, setelah menghubungi Yian. Dia akan menemuinya di Bandara, terpaksa meninggalkan acara wisuda yang belum sepenuhnya rampung. Kabar mengejutkan yang membuat pria bermata kecil itu pening kepala, belum lama dirinya kehilangan Ayah. Sekarang, ia mendapat kabar buruk dari adik perempuan satu-satunya itu.

Ibu yang lebih terkejut. Ibu jatuh pingsan, setelah mendengar kabar kecelakaan pesawat yang salah satu penumpangnya adalah Yiel. Meskipun belum ada kabar dari gadis itu, berita yang diperoleh masih simpang siur. Petugas belum selesai mengidentifikasi semua korban. Tapi Ibu amat khawatir, takut jika ia kehilangan orang tercintanya untuk yang kedua kalinya.

Dan kekhawatiran semua orang terjawab, ketika nama-nama korban meninggal diumumkan. Yiel masuk dalam daftar korban jiwa yang tak terselamatkan, gadis itu meninggalkan semua orang yang menyayanginya. Teman-temannya, keluarga dan saudara. Selain Ibu yang amat terpukul atas kepergian putrinya itu, Min-Hyung jadi satu-satunya teman Yiel yang tak rela gadis itu pergi. Begitu berat untuk ia terima.

Semuanya berlalu begitu saja, belum sempat ia menyatakan perasaannya. Mendengar kata-kata penerimaan dari gadis itu, melihat senyumannya, dan memeluknya. Bahkan pesannya pun tak akan pernah di balas, tidak ada lagi kesempatan. Yiel tak akan kembali, bukan lagi dua-tiga tahun ia pergi. Tetapi, gadis itu pergi untuk selama-lamanya.

"Kau harus kuat Min-Hyung, Yiel pasti akan sedih melihatmu seperti ini. Biarkan dia berpulang dengan tenang." Baekhyun yang berani mendekat pada Min-Hyung, bersimpati padanya. Kala ia duduk tak jauh dari meja untuk para tamu, sedangkan kawan-kawannya yang lain hanya memandang pilu dari kejauhan.

Mereka ikut berduka, tapi lebih menyedihkan lagi saat melihat Min-Hyung. Mereka tahu selama ini Min-Hyung telah menyimpan perasaan pada Yiel, belum sempat ia menyatakan. Yiel sudah pergi dan tak akan kembali lagi.

"Terimakasih, Baekhyun."

Bibirnya bergerak lemah, seakan tak ada kekuatan barang berucap sepatah kata. Tubuh dan hatinya begitu lelah, ia tak tidur semalaman. Ikut sibuk mengurusi upacara pemakaman Yiel, ia juga mendapat ban lengan untuk menjadi perwakilan salah satu keluarga. Yian yang memberikannya.

✔My Heart is Beating┃SuperM (Mark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang