Ceramah Pagi Ustadzah Emma

84 7 1
                                    

Keesokan harinya...

"WOE BANGUN DAH PAGI!!" Seru Chris sambil mukul2 panci seperti biasanya.

Semua anak terbangun gara2 Chris.

"Aelah baru juga jam setengah 6. Lagian ini di dunia manusia, bangun siang ga masalah kan?" Thoma pengen tidur lagi, sayangnya diliatin Mama dari jauh jadi ga jadi tidur lagi.
"Yok makan! Makannya dah jadi!" Emma sudah siap dengan makanannya disusul Gilda dan Don.

Lalu semua anak anak di rumah itu mulai berkumpul di ruang makan.

Sementara itu di teras.

"Eh cuy, keknya yang di dalem dah pada pengen makan deh. Masuk yok!" Ajak Norman sambil merapikan matrasnya.
"Ah ngga ah males. Pen tidur lagi mumpung di dunia manusya." Ray pen lanjut tidur lagi.
"Yodah lah males. Yuk Minna (teman teman)! Mau makan dulu, laper." Kata Barbara sambil membuka pintu masuk.

Norman, Barbara, Cislo, Zazie mendatangi ruang makan.

"Ayo sini gabung makan! Masakan Kak Emma enak lho!" Seru Jemima senang.
"Iya Jemima. Kita ikut makan ya." Norman tersenyum dan ambil posisi duduk lesehan.
"Lah itu Ray mana? Kok ga ikut makan?" Tanya Gilda.
"Au tuh. Katanya mau tidur lagi." Kata Cislo malas.
"Aua... Au..." Biasalah Zazie ngomong ga jelas lagi

"Sini aku bilangin." Emma berdiri dan pergi ke teras.

"Mulai dah ceramah pagi" Anak anak sudah menebak apa yang akan terjadi.

Datanglah Emma ke teras dan bangunin Ray.

"WOI BANGUN!"
"Ga."
"Heh, bangun! Kalo kamu ga bangun, kamu g dapet sarapan! Kamu mau, gara2 ga sarapan jadi sakit? Padahal baru juga ke dunia manusya, udah sakit aja kau." Dimulailah khotbahnya
"Rusuh lu." Ray bodo amat dan naikin selimut.
"Heh, ayo cepetan! Aku dah bikinin makanan enak tuh! Pake resep yang kita pelajarin sama Mujika! Ayo geceee!!" Dan ditarik lah selimut Ray.

Karena males ribut Ray pun ikut makan.

"Noh kan bener langsung makan, ceramah ustadzah manjur ya bund." Kata Don
"Jujur, aku males ribut ama dia. Bukan gara2 aku tobat abis di ceramahin."

Dan semua pun akhirnya sarapan bersama.
Eh tiba tiba ada bis sekolah nongol di depan rumah.

"Ma, berangkat dulu ya!" Anak anak yang masih kecil kecil salim ama Mama lalu antri naik bus.
"Waw pada berangkat sekolah! Mau dong!" Kata Norman.
"Dih ngapain sekolah bos? Kan dah pinter!" Tanya Cislo bingung.
"Iya bos, gausah sekolah aja bisa rumbling ama bakar lambda!" Barbara ikut ikutan.
"Ish gapapa biar tambah pinter. Kali aja tar bisa lanjut rumbling di kota." Jawab Norman dengan santuy.
"Wahai Norman, ga boleh rumbli--"
"Udah jgn khotbah mulu. Ayo beresin ruang makannya." Ray udah mulai beresin ruang makan.

Selesai beresin ruang makan...

"Eh abis ini keliling kota skoy!" Ajak Emma.
"Udah elah, caturan aja kita!" Norman menolak ajakan tadi.
"HEH CUCI PIRING DULU." Kata Mama dari pojokan.
"I-iya..."

Setelah cuci piring mereka bertiga baru nyadar Gilda ama Don ga berangkat sekolah.

"Eh Gilda, Don, kok ga sekolah?" Tanya Emma kepo.
"Kita kan anak kualitas tinggi, gapapa dong ga sekolah!" Don kepedean
"Bukan gitu. Kita disini cuman ikut les doang nanti siang, nanti pulang sore. Biar bisa lebih banyak bantu Mama." Kata Gilda benerin perkataan Don

"Lah klean les dimana?" Tanya Ray.
"Kumon" Kata Gilda sambil tersenyum pahit.

"Kok mukanya gitu sih? Kek tertekan gitu?" Tanya Emma dengan polosnya.
"Iya, mereka tertekan. GARA GARA KAMU NANYA MULU! UDAH SANA LANJUT CUCI PIRING!" Ray ngegas lagi.
"Ah elah ga asik." Emma ksl.

*BTW Barbara Cislo ama Zazie dah ngacir pas selesai makan jadi mereka ga ikut pembicaraan ini. Mau keliling kota katanya.

"Kalian kenapa tertekan gitu? Cerita dong, kali aja kita bisa bantu." Tanya Norman sebagai teman yg baik.
"Eh Gilda tugas kumonnya liatin! Kali aja bisa dijokiin!" Don ngawur lagi.

"Jadi kalo les di kumon kita dapet tugas bejibun, Norman. Tolongin kita dong..." kata Don sambil ngeliatin lembar tugas kumon.

"Alah inimah gampang! Gampangan ini jauh daripada tes Lambda!" Dan tugas langsung kelar di hadapan Norman.

"Yosh! Akhirnya tugas kita selesai dan dikerjain dgn benar!" Don jingkrak jingkrak kesenengan.

Dan pembicaraan itu kedengeran Emma. Dia mulai ceramah lagi.

"Heh, kalian itu kalo ngerjain tugas jangan dijokiin! Itu tuh ga ba--"
"Makasih, kita berangkat dulu!" Gilda ama Don ngacir.

"Loh kok pergi..." Emma kecewa ga jadi membuka pintu hidayah dua manusia tadi.

"Ya. Mereka dah lelah denger khotbahan."

Ok chap 2 selesai.
Lanjut chap 3.

*sungpah ceritanya ga jelas :(
Yaiyalah bikinnya ngasal. Maapkeun author...
Semoga betah ngikutin fanfict ini...

[The Promised Neverland] di Dunia Manusia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang