Demon's Prison - [#BURNER 2]

★ DP 2 : Devil ★

⚠️⚠️⚠️

ATTENTION :
“TINGGALKAN JIKA KAU TAK SUKA, AKU TAK PERNAH MEMAKSAMU UNTUK MEMBACA CERITAKU. JIKA KAU MASIH MENGGULIR PART SELANJUTNYA, DAN KAU PUNYA PROBLEM ABOUT MY STORY. INGAT, AKU SUDAH BERITAHU UNTUK TINGGALKAN DI AWAL. KOMENMU, MENCERMINKAN KELASMU.”

⚠️⚠️⚠️

“Jatuhkanlah orang lain, jika kau sudah merasa sempurna.”
-DellaDellaZura

"Dia bos kita."

"Diam, dia akan melakukan hal yang tak kau bayangkan jika mengusiknya."

"Oh my God, he's fucking handsome."

"Apa benar dia yang baru menikah itu? Sial, beruntung sekali istrinya."

Pusat perhatian ada padanya, diserap habis bak magnet oleh pria yang tak bisa dilihat sekali lirik saja.

Netranya yang berwarna amber itu tertutup oleh kacamata hitam, kedua tangannya terbalut oleh sarung tangan hitam pula, memakai rompi dan mantel yang tergantung di kedua bahunya berwarna hitam pekat juga. Kemeja berwarna abu-abu dengan dasi bermotif diagonal berwarna garis putih dominan hitam.

Rambutnya tersisir rapi ke belakang potongan undercut dengan beberapa helaian rambut yang ditata menutupi dahinya. Ia menekan tombol earpiece pada ear loops tabung akustik yang terpasang di salah satu telinganya yang terdapat tindik, mendengar bawahannya berbicara yang tersebar dari negara bagian.

Di sisi kanan dan kiri, didampingi oleh dua tangan kanan kepercayaannya, juga bodyguard-bodyguard di belakang sang pemimpin mereka. Mereka semua memakai sarung tangan hitam, dengan jas yang serentak warna dominan dalam dunia gelap itu, tak lupa pula pada tabung akustik yang terpasang di semua orang dengan chip pada jari mereka tanda bagian dari Burnire.

Aksel, ketua yang mereka ikuti itu menaiki tangga masuk di kantor BrokenHell Group, yang bertahan menduduki peringkat pertama berturut-turut atas pangkat perusahaan terpengaruh di dunia saat setengah tahun ia berganti menjadi pemimpin kelompok gelap itu sejak 12 tahun lalu. Tepat di umurnya yang ke-16 tahun, ia adalah pewaris sah dari keluarga Burner dan menjadi tuan muda dalam kelompok besar itu.

Semua karyawan berdiri saat pemimpin itu masuk di pintu utama yang bergeser membelah dua otomatis, dengan kedua orang kepercayaannya.

Tangannya yang terbalut oleh sarung tangan itu melepas kacamatanya, menampilkan sorot matanya yang begitu tajam nan dingin menatap lurus ke arah depan dengan dagu yang mendongak tanda kekuasaan ada padanya.

Agak jauh di belakang kelompok itu, ada dua orang pria yang beberapa minggu ini muncul di layar televisi sebagai pewaris dari perusahaan mendunia negara bagian, yang tengah diseret oleh bawahan orang itu.