¤- All I Want.1 -¤

419 51 5
                                    

"Appa."

Lelaki berumur hampir memasuki kepala 4 itu menoleh pada anaknya yang sedang membuka album foto keluarga mereka.

"Wae, Yongie-ah?"

"Kapan aku bisa bertemu lagi dengan eomma?"

ALL I WANT

🌃

MUNGKIN -- Pria itu sudah muak. Muak dengan segalanya, kelihatan sekali ia sudah putus asa akan hidupnya, seakan-akan ia sudah tak punya apa-apa. Padahal, sedari tadi ada anak kecil yang terus mengeluarkan airmata dan tangisan kecil lantaran melihat ayahnya berdiri merentangkan tangan di atas balkon lantai 2 rumah mereka.

"Appaa!! Andwae!!"

Seakan tuli, Soonyoung benar-benar ingin mengakhiri hidupnya saat itu. Ia juga sudah menelpon kedua orang tuanya, jika terjadi sesuatu maka rawatlah anaknya.

"Mianhae." Lirih Soonyoung.

"Appa!! Kajima!! Yongie hanya punya appa! Jebal kajimaa!!"

Kali ini Soonyoung sadar dia salah, tidak mungkin ia meninggalkan Jiyong begitu saja. Maka dengan langkah pasti, ia berbalik, berlari kearah anak tunggalnya dan memeluknya erat.

"Mianhae, appa mianhaeyo."

"Hiks! Kajima ~aku tidak punya siapa-siapa lagi selain appa."

"Mianhae Jiyong-ah, appa mianhae."

Soonyoung menyesali ini. Seharusnya tidak perlu ia sampai bersikap didepan Jiyong seperti tadi, itu hanya akan membuat Jihoon, suaminya marah padanya.

Soonyoung sekarang tinggal berdua dengan anaknya di rumah yang ia bangun bersama Jihoon. Bahagia? Tentu saja, selama Jihoon berada disisinya Soonyoung sungguh bahagia. Dan kebahagiaan itu diganti oleh malaikat kecil ini, yang ditunggu-tunggu kehadirannya, dan yang membuat Jihoon harus merenggang nyawa.

Soonyoung menyayangi Jiyong layaknya ia mencintai Jihoon, namun kadang pemikiran ia ingin menyusul Jihoon selalu terlintas sehingga kadang ia membuat hal-hal ceroboh.

"Appa, Yongie tahu appa rindu eomma, tapi....jangan seperti tadi, Jiyong cuman punya appa, kalau appa pergi, Jiyong sama siapa?"

"Mianhaeyo, hal seperti tadi tidak akan appa ulangi, appa jan-"

"Sst! Jangan janji, appa sudah pernah janji seperti itu tapi appa ulangi, jadi tidak usah janji."

"Mianhae."

"Aniyo. Tidak usah minta maaf, appa tidak salah yang salah Yongie, karena Yongie lahir, eomma pergi meninggalkan appa, Yongie yang harusnya minta maaf."

Soonyoung memeluk Jiyong erat. "Tidak sayang, kau tidak salah itu memang sudah takdir eomma jadi jangan salahkan dirimu."

~

"Jiyong sudah sampai di sekolah tuan."

Soonyoung mengangguk paham, setelahnya ia membuka surat pengunduran diri yang diserahkan sekretarisnya itu dan menatapnya penuh tanda tanya. "Kenapa kau mengundurkan diri?"

Sekretaris itu hanya mampu menunduk, memainkan bibirnya lalu dengan tegas menatap direktur yang sudah ia layani selama 10 tahun itu.

"Aku...mau menikmati masa mudaku ini dengan uang yang sudah ku kumpulkan tuan."

ALL I WANT 《SH》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang