{3} M o r e, S u c h, M a n y

956 73 4
                                    


"hAdEUhhHh !" Renjun menghela napasnya panjang dan mengurut betisnya pelan. Berlari-lari kecil mengitari taman membuatnya lelah. Tapi tiga pria yang sedari tadi berlari kecil menyeretnya malah terlihat biasa saja.

"Haus pak, piyama saya basah kuyup !" Renjun mengibas-ngibaskan piyama nya yang sudah lengket dan menempel pada tubuhnya. Hingga baby tummy nya terlihat jelas oleh Mark, Jeno, dan Jaemin.

Mark menurunkan piyama Renjun. Menatap Renjun dengan tatapan sulit diartikan, begitupula dua saudaranya. "Kenapa pak ? Hareudang pisan ini teh." Renjun mengeluarkan logat sunda-nya, semenjak berteman dengan Dongpyo Renjun jadi bisa bahasa Sunda.

"Saya--kami gak suka aset kami diperlihatkan, Ren." Renjun menatap Jaemin bingung. "Aset ap--"

"Ren, ayo pulang. Besok kita harus berangkat ke Amerika." Renjun mengangguk, mengiyakan ajakan Jeno. Ketika ingin berdiri Renjun terjatuh. Tapi Jaemin dengan sigap menangkap Renjun yang limbung.

"Pakkk ! Kaki saya lemes kek jeli." Renjun duduk kembali, berselonjor dan menatap ketiganya dengan wajah memelas bak rubah kelelahan. "Yaudah ayo." Jaemin menjongkok-kan dirinya dihadapan Renjun.

"Hah ? Ngapain pak ?" Renjun diangkat oleh Mark dan Jeno. "Digendong sama Jaemin, katanya lemes ?" Tanya Mark.

"Ah, Injun masa gini doang lemes. Gimana diranjang nanti ?" Salahkan mulut licin Jeno yang membuat sandal moomin empuk berbulu mendarat didada bidangnya. "Frontal banget si pak mulutnya !" Renjun menukik-kan alisnya dengan bibir dicebik.

"Makanya biar ga frontal cium dong." Jeno mendekatkan dirinya pada Renjun. Mark hampir saja mendaratkan telapak tangan besarnya pada bibir Jeno. Tapi sialnya Renjun malah menempelkan bibirnya sekejap dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Jaemin.

Membuat ketiganya terkejut.

"Ren ?" Mark memanggil Renjun. "Ih ayo pulang ! Saya belum beberes." Renjun mengeratkan lengan-nya pada leher Jaemin dan mendalamkan wajah pada ceruk. Demi mulut king kobranya Dongpyo. Renjun malu sekarang.

"InJOoOn !" Seseorang berteriak memanggil ketika berada diperempatan dekat rumah Renjun. Pria berbadan kecil--cungkring dengan kaos biru pendek dan celana training merek Adodos *dipastikan beli dipasar senen mengejarnya.

"AnjEEer ! Cowo tiga cakep bener. Digendong sape lo jon ?" Renjun enggan menoleh. Tiga pria yang mengikutinya menatap heran pria yang menghadang mereka. "PyO ! Berhenti manggil inJooon !" Renjun menatap Dongpyo kesal.

"Buset yang ini cakep bener. Kiw sape namanye ni ?" Dongpyo menunjuk-nunjuk Mark. "Kea burung apetu ? Cakrawala ? Eh bukan cen--apaya ? Ce lah depan-nya. Kiw cowo maen yu." Renjun melotot mendengar cemooh-an Dongpyo untuk dosen-nya.

"Dongpyo pabbo ! Ini Dosen goblog, ngajar semester 3 keatas. Minggu depan naik semester lo !" Dongpyo melotot mendengar penjelasan Renjun. Lantas sujud ke kaki Mark.

"HaDeee ! Pak atuh dimohon maap nyang sebesar-besarnya. Pyo gatau pa ! Kurangin aja nilai Renjun ngasih tahunya telat !" Dongpyo berakting seolah Renjun adalah pelakunya.

"Gue udah lulus tolol !" Renjun ngeggas. Jaemin menatap Renjun. "Ren, watch your mouth." Renjun tersenyum lima jari mendengar Jaemin bertutur.

"Tau pak ! Renjun emang Bad atittude control of tongue atau bahasa keren nya BACOT." Renjun melotot ke arah Dongpyo yang kalau ngomong filternya selalu mati.

"Yaudah, kami pamit dulu ya." Mark tersenyum tipis dan berjalan duluan. Tapi lagi-lagu dihadang oleh Dongpyo. "Heh kudanil, gue denger-denger lo mau ke Amerika ya ? Nitip salam dong kalo ketemu Robert Downy JR." Renjun mengangkat sebelah alisnya.

"Downy ? Merek pewangi dan pelembut pakaian kan ?" Tanya Renjun. "Engga dongo, itu pemeran Capitain Amerika." Jaemin melotot, sebagai pecinta Avengers garis keras dia kesal mendengar Dongpyo yang sotoy dan Renjun yang kudet.

"Robert Downy JR kepala anda, mana ada dia mainin peran jadi Capitain Amerika. Dia itu pemeran Iron man !" Sungut Jaemin. "Yaelah, gue kaga tau. Pokoknya si downy itulah. Mintain tanda tangan-nya juga." Ujar Dongpyo seenak jidat.

"Eh Thanos boljug !" Renjun memajukan badan-nya. Menoyor jidat mulus Dongpyo. "Elo pikir Downy-downy itu ada di N.Y.C ape ? Mana tahu dia di Bagian lain, Seattle, Texas, Los Angels. Amerika guede goblog !" Renjun mengumpat--dengan suara yang cukup besar.

Membuat Jaemin menatapnya kesal.

Chup

"Satu kecupan untuk satu kata kasar." Jaemin tersenyum dan berjalan menggendong Renjun duluan. Malas berurusan dengan person modelan Dongpyo.

"InTiNyA GHuEK TiTip SaLAm Ye !" Dongpyo berteriak, melambai tinggi.

Setelah sampai didepan gerbang rumah Renjun. "Ren, itu temen kamu ?" Renjun mengangguk, mengiyakan pertanyaan Mark. "Kaya kenal, iya gak ?" Mark bertanya pada Jeno dan Jaemin.

"Hah ? Siapa bang ?" Jaemin malah bertanya balik. "Mmm, dia-- Adek tirinya Hangyul bukan sih ?" Jeno mengetuk-ngetuk dagunya bergesture sedang berpikir. "Iyaa ! Pyo emang adeknya bang Hangyul." Timpal Renjun.

"Tuh kan bener !" Mark membenarkan ucapan-nya sendiri. "Bapak-bapak ini gak pada mau masuk ?" Seorang pria dengan alis tebal, topi khas berkebun memegang gunting tanaman dan semprotan-nya. Dengan masker yang hampir menutupi setengah wajahnya dan kaos oblong putih yang kecokelatan--terkena oleh tanah tumbuhan.

"Eh Dejun, iya ini mau masuk." Jeno masuk kedalam gerbang duluan baru dua saudaranya dan satu malaikatnya---calon. "Tumben Dejun bercocok tanam." Mark mengangkat sebelah alisnya.

"Hadeuh pak, inimah kalo ayah ga nyuruh mana mau saya berurusan sama yang kaya gini. Apalagi itu bunga yang dikerubungin kumbang kek lagunya meimei. Geli liatnya ada bolong bolong." Ujar Dejun panjang lebar. Fyi Dejun penderita Tryphobia.

"Dih Ren, buluk amat muka lo ketemu calon suami." Renjun melotot, tiga pria lainnya senang. "Ngadi-ngadi kalo ngomong !" Renjun--rasanya mau tenggelam saja disamudra dan ditelan hiu.

"Iye canda beps, btw. Pak nanti adek saya jangan di ninuminu disana ya, eh boleh deh. Pake pengaman berkualitas anti bocor tapi, eh kalo Renjun-nya gamau pake gapapa. Tapi pelan-pelan ya pak. Pasti First time buat Renjun. Karena bertiga begantian ya pak, jan langsung nyodok bertiga. Soalnya pasti Renjun gaku---."

"MULUTNYA YA !" Teriakan Renjun melengking kuat. Malu beneran Renjun punya gege modelan Dejun.

"Yailah Njun, ini gege baik. Memberikan peringatan. Oiya, Renjun kayanya tipe yang berisik diranjang. Jadi nanti nyewa hotel yang kedap suar--- AAAAKKK !!!"

Cubitan mau berhasil Renjun daratkan pada lengan gege-nya. "Bacot !" Renjun melotot sesaat setelah mengeluarkan umpatan.

"Satu kecupan untuk satu kata kasar."

Tapi yang ini, 3 kecupan karena ada tiga orang. Dejun shock. Berteriak kesetanan dan masuk kedalam rumah dengan terbirit-birit tanpa melepas bootnya.


   Hai ! Setelah sekian lama saya kembali, cuma untuk mengupdate chapter ini. Saya kebetulan lagi ada urusan dirumah jadi bisa update, ini ngetiknya buru-buru banget. Sambil jalan dimall karena harus periksa mata 《¤~¤》

Beberapa kali saya nabrak orang. Hadeh malu sebenarnya, tapi demi nyelesain Chapter ini. Ngetiknya cepet banget. Gak kaya biasanya. 50 menit buat chapter ini. Makanya saya ngerasa gak maximal sama chapter yang ini. Kebanyakan dialog daripada narasinya.

Gak sesuai selera saya.

Tapi saya pengen update dan saya udah berusaha semaximal saya.

Salam, Jinaralee

!update hanya hari ini, off mulai besok!

Thanks for reading and waiting me !

How Feelin' [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang