{1} M o r e, S u c h, M a n y

2.3K 115 3
                                    

How Feelin'
Eps. 1, already to read.

Please vote, comment, and like.

05/01/21

Thankyou.

"Eyes green or pink i can't remember."
Deringan ponsel anak sulung dari keluarga Nakamoto membuat meja makan hening. "Dejun, kan udah Ayah bilang. Kalau di meja makan ponselnya di mute atau nonaktif." Sang Submissif kepala keluarga--Nakamoto Sicheng, lebih dikenal dengan Winwin mengingatkan putera sulungnya Nakamoto Xiao Dejun.

"Maaf yah, ini panggilan dari boss dikantor. Sepertinya dia akan mengomeliku karena kemarin." Renjun--putera tengahnya duduk dikursi. Mengusap wajahnya. "Memangnya kenapa Ko ?" Dejun menggeleng malas. "Biasa Jun, masa Koko cuma salah buang sampah ditempat Organik tapi ke Non-organik dikebut-kebut suruh ambil lagi."

Yuta tertawa mendengar kekesalan sang sulung. "Hendery kan perfekionis parah, dia juga OCD kan ? Wajar aja Ko." Dejun memasukkan satu potong besar daging sapi bakar yang sudah Winwin buatkan. "Tetep aja Dad, Koko dendam banget sama itu orang." Winwin melepas apron merah mudanya dan tertawa kecil. "Hati-hati nanti jadi Cinta, ko." Dejun melotot dan mengeggam erat garpunya. "Gamau, ya tuhan jangan kasih Dejun suami modelan kaya gitu ya Tuhan. Amien."

"Oh iya, Shotaro kemana Dad, Yah ?" Renjun selesai mengunyah kacang polongnya. Bertanya pada kedua orangtuanya. "Shotaro tadi bilang mau sarapan bareng Sungchan." Renjun mengangguk. Mengiyakan dengan cepat perkataan Winwin agar tidak memperpanjang durasi. Renjun harus segera pergi kekampus, Asdos. Renjun harus sampai tepat waktu.

Sebelum dosen menyebalkannya-- Jung's Brother kembali membuatnya gila dengan tumpukan kertas revisian Skripsi mahasiswa atau mahasiswi kegatelan yang sengaja menyalah-nyalahkan proposal atau skripsi akhirnya. Renjun sih ogah sekali jika sengaja disalah-salahkan. Berada di kampus ini saja sudah membuatnya lumutan dan gila setengah mati.

"Dad, Yah, Ko. Injun berangkat duluan ya. Ada yang harus diurus dikampus." Renjun menyalami satu-persatu keluarganya. Namun Winwin menghentikannya dengan cara memegang pergelangan tangan Renjun. "Kan sudah lulus dari 2 bulan yang lalu ? Kok masih balik ke kampus Njun ?" Tanya Winwin. "Renjun kan udah punya kerjaan yah. Menghasilkan duit lagi." Yuta tersedak kopi hangatnya. Menepuk sebentar dadanya yang terasa panas.

"Serius ? Kerja apaan kamu Njun ?" Tanya Yuta kalem. "Asdos dad." Xiaojun menggebrak meja. "Asdosnya siapa Njun !?" Nada Xiaojun berubah meninggi sebab Renjun dan Xiaojun berkuliah ditempat yang sama. Lucas--teman Xiaojun bilang bahwa dikampus mereka menambahlah populasi dominant tampan dan berkurang populasi perempuan kegatelan.

"Jung's Brother. Udah ya ! Injun udah diuber-uber sama pak Jaemin." Renjun langsung berlari keluar rumah dan menuju garasi, memanggil supirnya untuk segera mengantar setelah teriakan Dejun melengking kuat didalam ruang makan. Membuat Winwin--yang kagetan memukul kepala Xiaojun dengan centong nasi miliknya.

"Pak, cepetan dikit ya. Saya udah diuber-uber nih." Supirnya mengangguk, menambah kecepatan sesuai permintaan Renjun.

Dalam kurun 10 menit, mereka telah tiba dikampus Renjun. Dengan segera Renjun keluar dari mobil dan berlari menuju ruangan Jung's Brother yang berada diujung gedung IXORA. Kampus Renjun memberi nama tiap gedungnya dengan nama bunga. Ada 5 gedung.

Dibagi menjadi 4 Fakultas, gedung 1 bernama IXORA yang khusus untuk dosen, asdos, dan para orang-orang berkepentingan. Gedung IVY adalah gedung untuk semester 1-3. Sedangkan gedung VIOLET untuk semester 4-6. Gedung yang berada paling belakang dengan taman dan fasilitas lengkap diberi nama FLOWERSUN. Dan gedung terakhir yang berada didekat gerbang keluar adalah LAVENDER.

Renjun melepaskan mantel tebalnya ketika sampai didalam ruangan Jung's Brother yang sepi. Tumben sekali, pikir Renjun. Padahal tadi pak Jaemin koar-koar memintanya cepat datang untuk membantu menyelesaikan catatan revisi para mahasiswa dan mahasiswi. Renjun sebenarnya malas sekali, maunya langsung saja kerja dikantor Yuta atau ikut ko Dejun bertemu bossnya yang prefekionis dan OCD.

Renjun duduk dikursi yang memang sudah disiapkan oleh para dosen si--eh, dosen menyebalkan itu. Masa iya 3 dosen itu aka Jung Minhyung--Mark, Jung Jeno, dan Jung Jaemin. Tapi diantara ketiganya pak Jaemin yang paling sering menyuruh-nyuruh Renjun untuk hal-hal seperti ini. Dasar tidak mandiri.

"Nah, Renjun sudah datang Hyung. Mari bicarakan ini." Renjun yang baru membuka salah satu tumpukan kertas dengan menekan pulpen nya itu sontak mendongakkan kepalanya. Membuat kacamata nya melorot. "Baiklah Renjun-ssi." Mark menarik kursinya, tiga pria tampan itu mengelilingi Renjun yang kebingungan menatap mereka.

"A-ada apa pak ?" Renjun membetulkan letak kacamatanya, menutup pulpen dan mengembalikan berkas ketempat semula. "Saya, Mark, dan Jaemin ada urusan ke Amerika lusa." Renjun mengangguk patah-patah, yang berbicara Jeno. Jujur saja Renjun agak takut dengan aura intimidasi yang dikeluarkan oleh Jeno.

"Karena kamu asdos kita bertiga." Jaemin meneguk cup coffee yang daritadi digenggamnya. "Kamu ikut kita ke Amerika." Mark berbicara dengan santai, Renjun tersedak liurnya sendiri. Menatap tidak percaya pada Mark, Jeno, dan Jaemin.

"T-tapi saya belum bicara pada orangtu--"

"Kami sudah mengurus semuanya. Kamu tinggal bawa diri dan koper, terserah mau diisi apa. Tiket sudah siap pasport juga, kita disana 3 minggu Ren. Kalau ada baju yang kurang kamu tinggal beli pakai card diantara kita bertiga." Jeno menjelaskan sembari mengambil selembar kertas. "Biaya hidup disana sudah ditanggung beres." Tambahnya ketika menyipitkan mata melihat kertas skripsi yang penuh dengan tinta merah milik Renjun.

"Xiyeon Park ?" Renjun mengangguk membenarkan kertas tersebut. "Sudah 5 kali kirim skripsi pak, tapi salahnya selalu lebih dari 5. Point dan proposal lamanya juga tidak sesuai kriteria, kemarin baru diberikan kepada saya lagi. Tapi lagi-lagi salahnya sama dan lebih banyak." Terang Renjun sembari menunjuk buntelan kertas tersebut.

"5 kali ?" Ulang Mark. Renjun mengangguk, "banyak mahasiswi yang kirim skripsi ke dospem bapak sekalian, tapi banyak sekali salahnya. Seperti tidak niat dan minta direvisi terus. Tiap mengambil kembali hasil bab skripsinya yang gagal kalau ada 3 orang diantara bapak. Ngambilnya lama banget, basa-basi dulu lagi sama saya. Padahal saya kan juga harus ngecheck yang lain pak !" Renjun mengeluarkan unek-uneknya selama 3 minggu menjadi asdos 3 dosen tampan ini.

Renjun rasanya mau beleduk saja kalau yang datang mahasiswi kegatelan sok pamer body padahal masih bagusan body Renjun meskipun agak tepos. Tapi kan nanti bisa dibesarin sendiri !

Mark, Jeno, dan Jaemin tertawa kecil. Ketiganya mengusak rambut halus Renjun yang berwarna grey metalic. "Besok buat tempat kecil didepan ruangan aja buat mahasiswi atau mahasiswa supaya mereka tidak masuk kedalam ruangan dan merepotkanmu." Renjun tanpa sadar berbinar dan mengeluarkan senyum mataharinya ketika mendengar Mark berbicara.

"Serius pak !? Asik. Kalau gitu saya bisa hidup tenang tanpa gangguan mereka yang nanyain bapak sekalian sukanya apa, tipenya kaya gimana, baik apa engga. Padahal saya kan bukan Mom Taeyong. Iya kan pak ?" Renjun berujar antusias. Fyi, Renjun pernah dibawa kekediaman keluarga Jung dan bertemu sang nyonya besar. Diminta olehnya memanggil dirinya Mom bukan Tante.

"Iya-iyaa. Besok saya aja yang buatin. Udah ah, saya masih ada jam ngajar." Jaemin mengecup cukup lama jidat Renjun. Kemudian bergegas pergi membawa laptopnya dan begitupula Mark dan Jeno.

Ah, Renjun terbang dibuatnya dan ingin menangis saking senangnya. Meski terlihat galak, dingin, dan menyebalkan. Ternyata tiga dosennya ini lumayan perhatian dan bisa menggaet dirinya juga.

[M o r e, S u c h, M a n y]
Chapter one of MSM is completed. Go to the next chap ---->









How Feelin' [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang