Namira segera menaiki lift untuk mendatangi Risa yang meminta alamat hotel tempat Namira menginap, ia tidak bilang ingin apa, ia hanya menyampaikan bahwa saat ini ia sedang ada di Jakarta.
Apa kalian ingat Risa? Istri Ridwan, sepupu Namira yang mencintai wanita hampir cerai itu setengah mati.
Sejak awal pernikahan, Risa memang tidak pernah ikut campur dalam masalah Ridwan, ia selalu bungkam, apalagi tentang Namira, karena sejak mereka dijodohkan, Risa sudah tau bahwa Namiralah orang yang sangat suaminya cintai.
Tetapi, kali ini berbeda, ia memutuskan untuk menemui Namira, dan berbicara empat mata pada wanita itu.
Namira menunggu, terduduk di atas kursi ditemani oleh segelas air putih, dan sekeliling orang yang ramai.
Tak butuh waktu lama, Risa datang dan langsung menemui Namira. "Ra!" mulainya setelah menarik kursi.
Namira bertanya-tanya dalam pikirannya, karena kedatangan Risa adalah sebuah kejutan yang sama sekali tidak pernah ia duga.
"Ada apa, Ris?—Kenapa kamu gak bilang kalo lagi di Jakarta? Kan aku bisa menemuimu duluan," papar Namira dalam senyumnya, ia menatap Risa seolah tidak ada pertanyaan lain dari ada apa.
"Bisa aku minum dulu?" pungkas Risa dengan napas setengah ngos-ngosan. Pikir Namira, mungkin ia berlari dari depan hotel.
Namira mempersilahkan dengan tangannya, begitu haus Risa meneguk air putihnya, dengan napas yang sangat berat.
Ia mengambil ancang-ancang, menarik napas begitu takut. "Kamu sama suamimu akan bercerai?"
"Ridwan memberitahumu?"
Risa menggeleng cepat, "Tidak! Ridwan akan menceraikanku. Dia berkata, dia ingin kembali bersamamu lagi, karena kamu akan bisa segera dinikahi" rintihnya gemetar, air matanya sudah mengalir jauh.
Namira melongo. Bagaikan petir ditengah hembusan angin, ia tidak pernah mengira keadaan ini akan terjadi.
Disela bungkamnya Namira, Risa kembali mengambil napasnya, dan menyeka air matanya, "Apa kamu masih mencintai Ridwan?—Ah! Tidak. Maksudku, apa kamu masih akan menerima Ridwan?—Aku tidak tau Namira, dosa apa yang aku peroleh dimasalalu, sampai-sampai hidupku sangat dijauhkan dengan cinta. Bukan Namira, aku bukan bertahan hanya karena aku masih ingin mendapat cintanya, tetapi demi Afifah, demi anakku satu-satunya—" pekiknya semakin tumbang tindih dengan napasnya yang tak beraturan.
"Aku tau kamu juga merasakan betapa sakitnya milikmu direbut, tetapi apa harus—apa harus kamu membalas dendammu dan mengorbankan aku?"
Namira menggeleng semakin tak mengerti, "Apa maksudmu, Ris? Dendam apa?"
"Kamu tidur dengan Ridwan, 'kan? Bahkan anak dikandunganmu itu anak yang diperoleh dengan hubungan zinah kalian. Iya, 'kan?" racau Risa makin tak beraturan.
Sontak Namira berdiri tegas di hadapan Risa, ia hampir menggebrak meja saking terhinanya. "Demi Tuhan Risa, aku tidak pernah tidur dengan pria lain selain suamiku.—Aku gak tau kamu dapat omong kosong macam itu dari mana, tetapi yang harus kamu tau, aku wanita yang punya harga diri! Aku tidak pernah berusaha merebut dunia siapapun, sekalipun duniaku telah hancur—" murka Namira menatap Risa tajam.
Namira baru ingin kembali melanjutkan ucapannya, tetapi semua berhenti setelah Ridwan datang dan menampar istrinya tepat di depan banyak mata.
"Ini yang membuat aku ingin sekali menceraikanmu, Risa. Kebodohanmu, betapa percayanya kamu pada omongan orang, sampai-sampai kamu menginjak-injak harga diri orang lain.—Suaramu lantang, tetapi pakai saja itu saat kamu berdemo semasa kuliah, bukan saat kamu mendesak orang lain dengan sesuatu yang belum jelas kebenarannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Itu, Tidak Mudah [TAMAT]
ChickLitSiapa bilang menikah itu mudah? ⚠️TRIGGER WARNING Disetiap Chapter⚠️