Sunghoon terus menarik tangan jake dengan kasar sampai parkiran sekolah, Jake meringis kesakitan, baru saja di obati eh malah di sakitin lagi.
"Masuk!" Ketus sunghoon yang menatap tajam jake.
"Tapi kak..."
"Masuk! sebelum gue bertindak kasar sama lo." Potong Sunghoon yang terus menatap tajam jake, seolah olah jake punya hutang padanya.
"I-iya kak." Jake hanya nurut, dia tidak mau masalah menjadi panjang, jadi dengan terpaksa Jake memasuki mobil sunghoon, walaupun sebenarnya dia ada latihan basket untuk pertandingan nanti.
Setelah Jake masuk, sunghoon langsung membanting pintu mobilnya kasar, membuat Jake menelan salivanya takut.
Sunghoon masuk ke dalam mobilnya, namun bukan nya langsung menyetir, dia malah mengotak atik brankas mobilnya seperti mencari sesuatu.
Sunghoon mengambil tangan Jake kasar, dan mengelapi tangan Jake dengan tisu basah yang dia cari tadi.
"Gue gak suka tangan lo di pegang sama orang lain kecuali gue." Ucap nya dingin yang masih terus membersihkan tangan jake, padahal tangan Jake sudah sangat bersih.
Setelah membersihkan tangan Jake dengan tisu basah, malah sunghoon menyemprotkan nya lagi dengan hand sanitizer berkali kali, membuat Jake hanya pasrah, daripada melawan? Yang ada dia akan marah marah.
"Udah, setelah ini gue gak mau lo deket deket orang lain kecuali gue. Dan mulai sekarang sampe seterusnya lo gak boleh deket deket sama Jay." Jelas nya masih dengan nada yang dingin dan wajah yang datar.
"Tapi kenapa? kak jay baik sama gue."
"Gue gak suka lo ngebantah. Kalau gue bilang ga, ya ngga!"
Setelah itu, Sunghoon langsung menjalankan mobilnya keluar dari area sekolah. Jake hanya pasrah, memang seperti ini jalan nya, jake akan terus menjadi budak dari Sunghoon, laki laki itu tidak akan pernah melepas jake sekalipun.
Selama di perjalanan, keadaan menjadi hening seketika, tidak ada pembicaraan apapun. Hingga jake sadar jika jalan nya bukan jalan menuju rumah sunghoon atau rumah jake.
Dengan keberanian dan tekadnya jake memutuskan untuk bertanya, walaupun dia sedikit takut karna muka sunghoon yang serius dalam menyetir.
"Kak, kita mau kemana ya? Ini kan bukan jalan pulang?" Tanya Jake berhati hati.
"Bacot lo. Gak usah berisik bisa gak sih." Ketus Sunghoon yang tidak mengalihkan pandangannya sama sekali.
Jake langsung menelan salivanya susah payah, memang seharusnya dia diam saja , terserah dan masa bodo Sunghoon mau bawa dia kemana.
Jake sendiri merasa jika dia sekarang seperti sedang di culik oleh penjahat.Hening kembali, tidak ada pembicaraan apapun, hingga beberapa menit kemudian, Sunghoon memarkir kan mobilnya di tempat yang di tuju.
"Rumah sakit? emang siapa yang sakit kak?" Tanya jake heran, kenapa Sunghoon malah berhenti di depan rumah sakit?
"Lo gak liat tangan lo memar biru kek gitu hah?"
Jake terdiam bingung, lalu melihat ke arah pergelangan tangan nya. Ya memang memar bukan? terus kenapa? ini juga memarnya karena si sunghoon itu, pikir Jake.
"Ck, cepet turun atau mau gue seret?" Ucap Sunghoon membuyarkan pikiran jake. Dengan cepat Jake langsung turun dari mobil dan mengekori sunghoon dari belakang.
___
"Akh! Pelan pelan woy, sakit nih." Jay terus meringis kesakitan saat lukanya di obati oleh sepupu nya, Ni-ki.
Ni-ki berdecak kesal, sesekali menatap sinis Jay karna terus meringis seperti anak kecil, padahal dia mengobati lukanya pun dengan pelan pelan dan penuh kesabaran. Masih untung Ni-ki mau mengobati lukanya, kalau bukan karna kasihan, Ni-ki pun tidak mau melakukan nya pada sepupu seperti Jay yang menyebalkan.
"Lagian lo kenapa sih, nekat banget deketin Jake, udah tau jake pawangnya galak, dan lo dengan beraninya deketin jake? gini kan akibatnya, bonyok nih muka." Oceh Ni-ki kesal.
"Niat gue kan baik, gue gak tega ngeliat Jake setiap hari di tindas kaya gitu sama si sunghoon itu. Kasian gue ngeliat anak sebaik dia di perlakuin kek gitu."
Ni-ki mengerutkan keningnya bingung, bukan apa apa, tapi kenapa tiba tiba Jay jadi peduli? Pasalnya, Jay adalah orang yang cuek dan tidak pernah peduli akan hal seperti itu, tapi kenapa tiba tiba dia menjadi peduli setelah sekian lama dia tidak pernah peduli pada hal hal seperti ini.
"Tumben banget lo? biasanya lo gak pernah peduli sama mereka berdua? kenapa sekarang lo malah jadi kasian sama Jake?
"Ya gue kasian aja sama Jake, awalnya emang gue gak peduli sama mereka berdua, tapi lama kelamaan sikap sunghoon itu makin kasar sama Jake, gue yang ngeliat pun risih dan jadi keganggu, gue ga masalah kalau sunghoon mau nindas Jake di tempat sepi, tapi lo tau kan, setiap kali sunghoon selalu nindas Jake di tempat rame, dan pastinya ada aja orang yang ngeliat, termasuk gue. Mangkanya gue ngerasa kasian ngeliat Jake. Bahkan gue yakin orang tua nya dulu ga sampe sekasar itu sama Jake. Tapi dia? yang bukan siapa siapanya jake, malah memperlakukan Jake kaya gitu? gak habis pikir gue."
Jelas Jay panjang lebar, dia menahan kesal mengingat perlakuan sunghoon kepada jake. Dan saat sunghoon memukul muka nya ini.
"Tapi lo tau kan? bahkan semua sekolah tau kalau Jake itu udah di hak miliki sama si sunghoon, bahkan kita semua tau kalau jake itu ibarat kan budaknya sunghoon, si sunghoon selalu aja nyuruh jake, dan kalau jake gak mau atau ngebantah itu bisa panjang lagi urusannya. Mangkanya jake selalu nurutin apa yang sunghoon minta."
"Udahlah, gue gak mau ya, lo sama si sunghoon berantem lagi, dan yang terpenting lo jangan deket deket sama jake kalau muka lo itu ga mau bonyok lagi di tangan sunghoon." Lanjut Ni-ki yang memberi peringatan pada Jay.
"Gue gak takut sama dia." Ucap Jay tersenyum miring.
Ni-ki mengela nafas nya jera. Menggeleng gelengkan kepalanya lalu pergi meninggalkan Jay dan membereskan semua perlengkapan yang di pakai untuk mengobati luka Jay. Masa bodo, yang penting dia sudah memperingati Jay, setelah itu terserah dia.
"Ya-ya, terserah lo deh, yang penting ga ngerepotin gue nanti nya."
___
Jake dan Sunghoon baru saja keluar dari area rumah sakit setelah memeriksa pergelangan tangan jake itu. Selama di perjalanan, Jake terus berdecak kesal karna sunghoon memaksa nya untuk di perban, padahal tangannya hanya biru dan sakit sedikit saja, tapi sunghoon mengancam dan memaksa Jake agar mau di perban, kalau membantah, dia akan menerima hukuman lagi. Cari baik nya saja, jake juga lelah, jadi dia tidak mau mencari gara gara, alhasil seperti biasa, dia hanya pasrah apa yang sunghoon lakukan.
"Kenapa sih? masih gak mau tangannya di perban? yaudah sini gue buka." Kesal karna sedari tadi Jake masih tidak mau tangannya di perban, alhasil sunghoon mengambil kasar tangan jake dan bersiap membuka perban nya. Jake kaget, dengan cepat menarik kembali tangannya itu.
"Jangan! kalau perban nya di buka, buat apa tadi kak sunghoon maksa gue buat di perban kalau ternyata bakal di buka lagi sama kak sunghoon. Gue suka kok, makasih karna udah obatin tangan gue sampe di bawa ke sini." Jake mengusap pergelangan tangan nya, tersenyum simpul pada sunghoon.
"Gak usah kepedean, gue cuma bertanggung jawab karna buat tangan lo gitu." Ucap nya ketus, dan membuang mukanya dari arah Jake, bersiap untuk melajukan mobilnya ke arah pulang.
Senyum simpul yang di berikan Jake kepada sunghoon, seketika terhapus kan begitu saja, Jake memajukan bibirnya kesal, lalu membuang arah mukanya ke arah kaca mobil.
Bagi Jake, sunghoon itu aneh, dia sering sekali menindas dan memperlakukan Jake seenak nya, tapi di lain waktu Jake bisa merasakan jika sunghoon itu baik, hanya mungkin lebih banyak sifat jelek nya. Jadi tertutupi dengan sifat jelek dia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ruvido [SUNGJAKE]
FanfictionSuka tapi gengsi, itulah park sunghoon ••Sunghoon yang selalu menjadikan jake sebagai tempat pelampiasan kemarahannya, tapi dia juga tidak akan membiarkan ada orang yang dekat apalagi menyakiti jake.•• [ON GOING! SLOW UPDATE!!]