"Paboya! Bagaimana bisa kau malah menyerah begitu saja. Aku kemarin bertemu dengannya. Matanya terlihat sembab. Itu pasti ulahmu. Yak Jung Jaewon!"
Jaewon tidak tau harus apa. Dia masih bertengkar dengan pikirannya sendiri saat Bobby menceramahinya.
"Dia menyuruhku pergi. Kau tau? Dia bahkan ingin segera pergi saat tau aku yang menemuinya."
"Lalu apa? Kau ini mencintainya atau tidak hah? Begitu saja kau sudah menyerah. Ayolah.. aku bukan orang bodoh. Kalian berdua itu masih saling mencintai. Apa-apaan ini? Kalian sama-sama egois!" amuk Bobby lalu menegak birnya.
Tidak. Jaewon tidak ikut minum. Dia hanya minum bila keadaan hatinya sedang bahagia. Entahlah, tapi selama ini itu yang dia lakukan.
"Lalu apa rencanamu sekarang? Aigoo.. kalau memang kau tidak benar-benar mencintainya pergilah. Dia gadis yang sibuk. Sebentar lagi dia akan debut solo. Tepat keesokan hari setelah bertengkar denganmu dia mulai sibuk berlatih di studio. Jadi--kau jangan bertindak tidak jelas. Dia seorang gadis, ditinggalkan seorang pria yang dicintai sangat menyakiti hatinya. Bahkan setelah kau memutuskannya dia tidak lagi mencari penggantimu."
Sialan. Rasanya Jaewon ingin kembali saja pada tahun-tahun dimana dia masih di samping gadisnya. Apa-apaan yang dia lakukan ini? Ternyata seorang gadis bisa memporak - porandakan hatinya. Ini sangat menguras pikirannya.
****
"Yak Lisaya! Apa yang sedang kau pikirkan? Kenapa aku merasa kau tidak fokus?" ujar Teddy oppa yang membuat Lisa semakin tidak mood.
"Aniya. Gwenchana. Kurasa aku hanya masih terbawa suasana cuti kemarin."
Bohong. Lisa tidak fokus karena sampai sekarang pun diotaknya hanya ada Jaewon. Pria bajingan yang sayangnya hati Lisa masih terpaut padanya. Kenapa? Kenapa dia masih mencintai laki-laki itu? Apalagi sekarang Jaewon sudah berhenti mengejarnya. Apa itu yang dinamakan cinta? Mana perjuangannya? Dulu Lisa mati-matian menyembuhkan sakit hatinya. Tapi apa! Pertahanan yang sudah dia bangun runtuh begitu saja saat mendengar pria itu mengatakan bahwa dia masih mencintainya.
"Hm.. kalau begitu istirahatlah sebentar. Minum air yang banyak, kurasa itu akan mengembalikan fokusmu."
Lisa mengangguk dan beranjak dari studio untuk pergi ke kantin. Disana dia tidak hanya memesan air tapi juga makanan. Raut mukanya masih datar dan tatapannya kosong. Hal itu tak luput dari perhatian Teddy. Ya, Teddy mengikutinya. Tapi Lisa masih belum sadar.
"Apa ada yang ingin kau ceritakan? Tidak biasanya kau seperti ini. Terakhir kali kau melakukan ini... kurasa dua tahun yang lalu."
Lisa cukup kaget mendengar suara Teddy barusan. Sejak kapan Teddy disebelahnya?
"Aniya. Aku benar-benar dalam keadaan baik," ujar Lisa dan segera menampilkan senyum merekah.
Sebenarnya Teddy tau gadis itu berbohong. Tapi dia tidak mau ikut campur. Sepertinya gadis itu tidak mau berbagi. Yasudahlah.
"Kalau begitu setelah ini kau boleh pulang. Sepertinya kita lakukan latihan besok saja. Aku juga baru ingat kalau ada jadwal lagu Somi."
Lisa mengiyakan. Sepertinya memang harus begitu. Dia akan menenangkan dirinya. Untung hanya Teddy yang memergokinya. Jangan sampai aura negatifnya tersebar. Yah, kesedihan adalah aura negatif bukan?
Setelah mengucapkan itu Teddy langsung berpamitan. Tak lama lisa juga memilih untuk kembali ke apartemen. Ya, dia tidak akan kembali ke dorm. Bisa-bisa ada yang memergokinya.
Sampai di apartemen Lisa merebahkan tubuhnya. Dia memejamkan matanya sejenak. Selanjutnya dia bangkit untuk ke kamar mandi. Sempat - sempatnya Lisa memandangi ponselnya dan mengecek apakah ada pesan atau panggilan masuk. Rupanya grub chat bersama teman-teman Thai line nya lah yang terdapat banyak pesan. Kemudian chat dari unnie nya yg belum dia baca.
Lisa melempar ponsel sembarangan arah dan meraup mukanya kasar. "Aish.. apa yang kuharapkan? Sialan! Menghilanglah dari pikiranku!"
####
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard to Love (Jaewon × Lisa) [End]
Fanfiction-Just for fun- Mencintai itu ternyata sulit. Bukan kata Lisa. Tapi Jaewon yang bilang. Jung Jaewon atau yang memiliki nama panggung One itu adalah mantan Lisa. Yak! Lebih tepatnya bedebah sialan yang membuat Lisa benci setengah mati dengan percintaa...