Malam itu Lisa terlihat memakai atasan crop top berwarna putih dengan celana joger warna hitam. Dia baru saja kembali dari dorm temannya, Sorn.
Lisa adalah idol yang sangat sibuk. Tergabung dalam naungan YG Ent. sebagai member Blackpink bersama Jisoo, Jennie, dan Rose membuat gadis berponi itu tidak habis pikir dengan banyaknya larangan ini itu. Belum lagi adanya jam malam yang harus dipatuhi. Beberapa kali juga dirinya terlambat, namun dia selalu lolos dari hukuman dengan berbagai alasan.
Gadis itu benar-benar nakal. Di antara para eonnie nya dialah yang paling sering main bersama teman-temannya. Hampir tiap sebulan dua kali dia akan menjadwalkan pertemuan dengan teman maupun sahabatnya. Benar-benar menjaga pertemanan.
"Ah, Lalisa, darimana saja kau?"
Hampir saja Lisa jantungan. Tiba-tiba saja Bobby sudah ada di depannya menampilkan wajah sok menakutkan miliknya dengan gigi semakin di depan (yak iklan dulu gess 😭, canda iklan). Dia senior Lisa di YG Ent. sekaligus sahabatnya sejak ia menjadi trainee. Maklumlah sesama rapper.
Bobby melayangkan pandangan menyipit.
"Aish.. Oppa, bisa-bisanya kau menyipitkan matamu saat kau membuka mata saja kesusahan," ledek Lisa yang kemudian dilanjut dengan tawa.
Bobby yang mendengar itu mencoba memberikan tatapan intimidasi untuk Lisa. Tapi Lisa justru tertawa semakin kencang.
"Aigo.. sepertinya aku harus memakan banyak mentimun untuk menurunkan tekanan darahku," gumam Bobby yang masih bisa di dengar Lisa.
"Mwo? Memangnya kau darah tinggi?"
Tolonglah, kalau ini bukan Lisa pasti sudah Bobby tendang dari tadi. "Aishh.. jawab dulu saja pertanyaanku. Kau ini darimana?"
Lisa menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Bermain bersama teman merupakan suatu kebenaran bukan? Ini namanya pemersatu bangsa. Kau tidak pernah belajar politik ya?"
Sial. Kenapa Lisa selalu membuat Bobby merasa terpojok seperti ini. Dimana letak sisi sunbaenim nya?
"Baiklah. Tapi bukannya kemarin kau membuat janji denganku? Aigo.. kau sangat keterlaluan malam ini!"
Hm.. beginilah. Meskipun YG merupakan agensi yang memberlakukan artisnya layaknya santri, tapi rupanya beberapa diantara mereka sering mencuri-curi kesempatan untuk sekedar menghabiskan waktu bersama atau berkumpul dengan topik acak. Dan salah satunya adalah Lisa dan Bobby. Mereka kerap menghabiskan waktu bersama beberapa kali.
"Mwo? Kau marah? Yak! Jelas-jelas aku menelponmu tadi malam. Jinhwan oppa yang mengangkatnya," jelas Lisa.
Jinhwan? Dia satu grub dengan Bobby di Ikon. Mereka bertiga sangat dekat layaknya saudara. Bahkan sebenarnya bisa dibilang Lisa dan Jinhwan lah yang lebih dekat.
"Orang itu? Aish.. ada apa dengannya? Kenapa dia tidak memberitahuku?"
Lisa menghela napas dan menghembuskannya pasrah. "Kenapa jadi aku yang ditanya? Ayolah! Ini bukan salahku. Lagi pula ada hal penting macam apa yang membuatmu terlihat memaksa seperti ini? Oo... jangan-jangan.. kau merindukanku ya?"
"YAK! Lisaya!! Ini bukan karena aku yang mau."
"Omo? Jinjayo?"
"Ck.. baiklah aku tidak akan berbasa-basi lagi. Sebenarnya aku memaksamu karena si brengsek Jaewon merengek seperti babi hutan dan mengeluarkan air mata buayanya di depanku. Rupanya dia sekarang pandai merayu. Kau tau? Itu sangat menggelikan. Aku benar-benar ingin menyingkirkannya. Tapi... dia terlihat seperti kucing yang malang. Jadi aku mengiyakannya."
Sialan.
Lisa sekarang sepenuhnya terdiam. Dia menulikan telinganya seketika. Meraup wajahnya dengan kasar lalu mengepalkan tangan kuat-kuat.
"Waeyo?"
Kenapa? Kenapa laki-laki itu kembali lagi? Lisa pikir hubungannya benar-benar berakhir sejak laki-laki yang memiliki nama panggung One itu memilih hengkang dari agensinya. Sialan. Rasanya begitu sakit mengingat hari itu.
...YG -2019...
"Aku tidak akan melanjutkan kontrak lagi. Kurasa aku tidak bisa bertahan disini. Jagalah dirimu. Maaf aku tidak bisa bertahan."
Air mata sudah memenuhi pelupuk mata Lisa. Dan tepat saat dia mengedip air matanya mengalir begitu saja.
"Apa aku tidak salah dengar? Apa kau sedang bercanda? Kurasa kali ini bercandamu tidak lucu."
Jaewon tersenyum kecut sambil menunduk dalam. "Sayangnya aku tidak bercanda. Maafkan aku. Aku memang pengecut. Dari awal seharusnya kita tidak sedekat ini. Seperti yang kau tau, yang orang tau kita bersahabat. Pada kenyataannya kita lebih. Dan kurasa kita berawal dengan salah. Kau tau? Hanbin lah yang sebenarnya menyukaimu dari awal. Maaf aku lancang.
Awalnya aku hanya ingin berteman dan membantu Hanbin. Tapi sepertinya aku sudah kelewatan. Hanbin memang merelakanmu karena tau kau malah menyukaiku. Dan aku.. aku juga telah terjatuh padamu. Sekarang.. kurasa aku harus mengakhiri ini semua. Kau tidak pantas mendapat laki-laki yang sepertiku. Dan aku yakin, Hanbin masih mengharapkanmu. Mianhae Lisaya. Mencintaimu begitu berat untukku. Gomawo. Terima kasih untuk semua yang telah kau berikan padaku. Selamat tinggal."
-Back to the laptop-
"Bilang padanya. Aku tidak ingin melihat wajahnya lagi. Lebih baik dia pergi seperti dulu. Tidak ada yang menginginkannya kembali."
Kemudian Lisa beranjak pergi membuat Bobby termenung ditempatnya.
Drama apa lagi ini? Aigo.. bagaimana bisa kedua temannya berakhir seperti ini? Lagi pula Bobby juga tidak tau menahu kenapa sejak Jaewon pergi, Lisa seperti tak peduli dan tidak ingin mendengar kata-kata apapun tentang Jaewon. Saat menanyakan ada apa, keduanya selalu mengalihkan pembicaraan. Sebenarnya mereka kenapa?
"Aishh..peduli setan."
-See you later-
💋
Bonus
!
!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard to Love (Jaewon × Lisa) [End]
Fanfic-Just for fun- Mencintai itu ternyata sulit. Bukan kata Lisa. Tapi Jaewon yang bilang. Jung Jaewon atau yang memiliki nama panggung One itu adalah mantan Lisa. Yak! Lebih tepatnya bedebah sialan yang membuat Lisa benci setengah mati dengan percintaa...