CHAPTER 12

322 54 12
                                    

Vote dulu sebelum baca✨
Sorry for typo and Happy reading guys 🧸

Shena merapikan bukunya dengan tergesa-gesa, kali ini ia akan menyelesaikan masalahnya sampai tuntas.

"Lana,Ani," Shena menarik tangan keduanya.

"Apaan sih, lepas nggak," Lana memberontak.

Beruntung dikelas hanya tersisa mereka bertiga, sehingga kejadian tersebut tidak ada yang melihat.

"Dengerin gue dulu."

"Gue bilang lepas ya lepas!!"

"Lo bisa nggak sih dengerin gue dulu?!"

"Ngga--"

"Cepat, gue mau pulang," ucap Ani memotong perkataan Lana.

"Gue langsung aja," Shena melepaskan genggaman nya.

"Mama gue punya trauma, dulu gue punya saudara dia ceria sama lah pokoknya sama gue. Mama sayang banget sama kita, tapi 2 tahun lalu dia meninggal akibat tabrak lari, disitu Mama terpukul banget kehilangan anak bukan hal yang mudah buat dilupain," Shena menarik nafasnya pelan.

"Mama minta kasus diusut sampai tuntas, dan yah pelakunya ketemu. Yang nabrak saudara gue itu sahabatnya sendiri. Karena nggak terima anak nya meninggal Mama pengen balas dendam, keluarga gue emang nggak masukin dia ke penjara tapi bakal di balas sendiri tanpa melalui hukum," jeda Shena.

"Sejak itu mama ngelarang gue punya sahabat, dia nggak mau kehilangan gue juga." Shena menatap Lana dan Ani.

"Lo kira gue sama Ani orang jahat? Jangan samain kita sama sahabatnya saudara lo itu," ucap Lana.

"Sekali lagi gue ingetin Mama gue trauma, dia nggak percaya yang namanya sahab--"

Ting! Ting! Ting!

Dering ponsel membuat Shena menghentikan pembicaraan nya.

"Halo Re"

"Halo, lo dimana?"

"Gue masih di kelas, bentar lagi gue kesana"

"Gue nunggu lo di koridor bawah"

"Ok ok."

Tut.

Shena kembali menatap Lana dan Ani, "gue nggak maksa kalian buat percaya omongan gue, terserah kalian kedepannya mau gimana. Gue duluan."

Shena melangkah keluar kelas, meninggalkan Ani dan Lana.

"Harusnya dari awal kita dengerin dulu penjelasan Shena," ucap Ani.

"Lo masih mau sahabatan sama dia? Secara nggak langsung dia bilang kita jahat An," kata Lana.

"Iya. Dia bukannya bilang kita jahat, disini kita bukannya ngejauh harus nya kita sama-sama yakinin Nyokap nya Shena kalau nggak semua sahabat kayak gitu," Ani menatap Lana, lalu beranjak dari tempat nya.

"Kalau lo mau ngejauh terserah, gue sih nggak," ucap Ani sebelum pergi meninggalkan Lana yang terdiam.
.
.
.
"Re!"

"Shena lama banget lo," cowok yang dipanggil Re itu merangkul pundak Shena.

"Sorry tadi gue, nyelesaiin masalah yang kemarin."

"Kita langsung pulang ni?" tanya Re.

"Makan dulu kali ya, lapar gue."

"Teman-teman lo udah pulang," lanjut Shena.

"Udah tinggal Zay aja, dia lagi ke perpustakaan."

"Yaudah yuk," mereka berjalan beriringan menuju parkiran yang terlihat sepi.

Shena masuk duluan kedalam mobil Re, saat Re ingin masuk sebuah suara membuat ia menoleh.

"Lo baru pulang?" tanya Zay dengan tas hitam melekat di bahu kanannya.

"Iya."

Zay mengganguk, "duluan."

Tapi sebelum pergi Zay sempat melihat kedalam mobil yang terdapat Shena.

"Fyuh... Gue deg-degan banget tadi takut ketahuan," ucap Shena sambil menatap Re yang sedang fokus menyetir.

"Gue juga, kira-kira dia liat lo apa nggak?" Re melirik sebentar kearah Shena.

"Nggak sih kayaknya, tadi gue nunduk biar nggak diliat."

"Kita makan di warung depan komplek lo aja ya."

"Iya."

Re mengehentikan mobilnya di depan penjual nasi goreng kaki lima.

"Yuk Re," Shena menarik tangan Re dengan semangat nya.

"Buk nasi goreng nya 2 ya, minumnya mineral dingin aja," ujar Shena.

"Punya saya minum nya es teh aja Bu," timpal Re.

"Siap, ditunggu ya nak," ucapnya ramah.

"Shen," panggil Re.

"Kenapa Re."

"Lo dekat sama Zay?" tanya Re.

"Lumayan sih, dia juga sering datang pas gue lagi butuh."

Terdengar helaan dari Re,"jangan sampai baper ya, lain kali juga kalau lo perlu sesuatu bilang sama gue aja."

"Nggak baper kali, tapi gue takut nya malah dia yang suka sama gue."

"Lo harus ingatin dia supaya nggak suka sama lo, lo tau kan alasannya apa?"

"Iya gue tau Re."

"Nak ini pesanan nya," penjual nasi goreng mengantarkan pesanan mereka.

"Makasih ya Buk."

"Iya sama-sama nak," setelah itu penjual nya pergi, melayani pembeli lainnya.

"Enak banget Re, kita harus sering-sering mampir kesini," ucap Shena antusias, membuat Re tersenyum kecil.

To be continue



see you di chapter selanjutnya 🦋✨

SHENA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang