[8] CRYPTIC HOPE

683 141 3
                                    

Bandara Udara Internasional Narita, Tokyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bandara Udara Internasional Narita, Tokyo.

10 Tahun Kemudian.

"Maaf lama," Hinata menoleh, melempar senyuman ke arah Kakashi. Namun beberapa detik kemudian senyuman itu luntur seketika. "Aku benar-benar tidak tahu kalau jadwal penerbangan kita berbeda, kalau seperti ini, mungkin aku tidak akan menuruti permintaan ayahmu."

Kakashi menghela napas, meletakkan koper hitam miliknya ke dalam bagasi mobil. Lalu, melepas seragam pilotnya dan melempar asal ke arah kursi belakang. Posisinya sebagai First Officer benar-benar begitu melelahkan dan memiliki jadwal penerbangan lebih banyak.

"Sungguh, demi apa pun aku tidak berbohong padamu. Jika kita berada di pesawat yang sama, mungkin kau tidak perlu menunggu di lobi selama ini."

Hinata berdecak lidah, memandang kotak susu yang sudah berserakan di atas kursi. Ada sekitar sepuluh kotak susu yang sengaja ia beli ̶ ̶ ketika mood-nya buruk, ia selalu membeli banyak makanan atau minuman untuk melampiaskan kekesalannya.

"Baik, aku maafkan!"

"Hei, kau terlihat tidak jujur di sini."

"Aku tidak peduli!" dia menggerutu dengan kesal, lalu masuk ke dalam mobil lebih dahulu. Kakashi tersentak ketika Hinata menutup pintu mobil dengan keras. Mobil itu baru saja lunas satu tahun yang lalu, sungguh dia tidak terima jika ada kerusakan di sana.

"Astaga ... sifat menyebalkan itu ternyata turun dari ayahnya," dia merogoh saku celana, mengambil ponsel dan segera menghubungkan panggilan. "Ya, aku sudah bersama dengan putrimu. Aku membuatnya marah dan sifat menyebalkan itu sama persis sepertimu. Aku tidak tahu dia mau ke mana setelah ini. Baik, sampai ketemu Captain!"

"Hei," Kakashi menyempatkan diri melihat kursi belakang, ekspresi kesal Hinata membuat dia bungkam. "Aku baru saja menghubungi ayahmu, dia titip salam pada ibumu."

"Aku tidak akan menyampaikan salam itu, terkadang ada maksud sesuatu di sana. Dia benar-benar pria menyebalkan dan suka membuka pintu pada perempuan yang tidak aku kenal. Mei orang yang baik, aku tidak akan menyetujui hubungan mereka."

"Jangan berbicara seperti itu," sanggah Kakashi, lalu mengambil duduk pada kursi sambil memasang sabuk pengaman. "Ayahmu tidak memiliki niatan apa pun, justru dia ingin mengucapkan terimakasih karena kau dijaga dengan baik olehnya. Ayahmu sudah benar-benar berubah, dia tidak lagi meni ̶ ̶ maksudku dia tidak lah menjalani hubungan konyol. Mengetahui dia sudah memiliki anak perempuan manis seperti itu, dia justru semakin posesif ketika mengetahui putrinya sering digoda."

"Itu sesuatu yang menyebalkan," Kakashi melirik dari ujung matanya ketika melihat gadis itu tidak lagi cemberut. "Padahal wanita-wanita itu tahu kalau ayahku sudah memiliki seorang anak, namun mereka tetap menggoda ayahku. Oh, bukankah itu sesuatu yang menyebalkan. Kau ingin tahu sesuatu, Paman?"

Cryptic HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang