[Nb : Anggap sadja chap ini tydack ber-typo.]
"Jika dipikir-pikir... tempat yang belum pernah ku kunjungi, kota yang tidak ku kenali, luka-luka di wajah Yoo Jong-Hyuk, bahkan nama Kim Namwoon...,"
Sekarang Kim Dokja sadar akan satu hal.
[Bukan duniamu.]
"Ya, bukan duniaku."
.
.
.
"Mmmm... nyam...,"
Kim Dokja mungil terus mengunyah jeruk yang di bawa Kim Namwoon untuknya. Untuk sementara, Kim Dokja berniat mengabaikan Kim Namwoon dan Lee Jih-Ye yang terus merengek di depannya sejak keduanya mendobrak pintu beberapa menit yang lalu.
Brak!
Pintu terdobrak dengan keras.
Sontak Kim Dokja menoleh dari jendela dan melihat dua insan tengah menatapnya dengan napas tersengal-sengal.
Tangan kanan Kim Dokja menggapai udara, setelah itu dia tersenyum sendu sambil menyipitkan kedua matanya.
Lee Jih-Ye dan Kim Namwoon pun berlari memeluk Kim Dokja hingga ketiga nya terduduk sembari berpelukan satu sama lain.
Beberapa saat kemudian, Kim Dokja bertanya pada Fourth Wall, 'Aktingku bagus, kan?'
[Exellent.]
[Kenapa akting?]
'Yah, aku kan harus lihat-lihat situasi dulu,'
Kim Dokja melepaskan pelukannya secara sepihak. Kemudian kedua tangannya dengan perlahan bergerak menuju kepala dan meremat rambutnya sendiri.
Kim Dokja merintih kesakitan, membuat Lee Jih-Ye panik, tapi ia malah memukuli kepala Kim Namwoon.
Bugh! Bugh!
"Arghh! Kim Namwoon! kenapa kau tidak mati saja, sih?!" Teriak Lee Jih-Ye frustasi.
"Sakit, bodoh!"
'Lah, mereka berdua malah bertengkar sendiri.' Batin Kim Dokja yang sedang berpura-pura.
"Ukh!" Kim Dokja merintih lebih keras dari sebelumnya.
Lee Jih-Ye yang panik pun memegangi bahu Kim Dokja dan menggoyang-goyangkannya perlahan sambil sedikit berteriak, "Dokja-ya, mana yang sakit? Tahan lah dulu, Noona di sini, biar Namwoon yang panggil dokter!" Mata Elang Lee Jih-Ye menatap Kim Namwoon dengan tajam.
"Kok aku?!"
Lee Jih-Ye pun memukul tengkuk Kim Namwoon hingga si empu kesakitan.
"Tidak... perlu...," lirih Kim Dokja.
Enak saja, Kim Dokja masih ingin mengerjai kalian, eh kalian mau panggil bantuan.
Glek.
Kim Namwoon meneguk ludahnya kasar. Tiba-tiba dirinya berdiri, lalu menjatuhkan kakinya bak sinetron di tv, dan bersujud di depan Kim Dokja yang sedang mencerna keadaan.
Kim Namwoon berteriak, "Dokja-ya! Kau boleh memukul ku! Tusuk aku kek, tampar kek, apa kek! Kau boleh melakukannya! Tapi tolong, Dokja-ya, maafkan aku! Jangan benci padaku!! Apa pun! Aku akan melakukan apa pun yang kau minta!"
[Ew.]
'Oh, bocah ini biang keroknya!'
Selamat tinggal harga diri Kim Namwoon sebagai chuunibyou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swap [Omniscient Reader's Viewpoint fanfiction]
Ngẫu nhiên"Kuharap kita tidak akan pernah bertemu lagi, Yoo Jong-Hyuk," -Secretive Plotter. Jika memang takdir mempertemukan, mau di tolak pun, tetap akan terjadi bukan? "Kau pilih satu Kim Namwoon menyebalkan ini atau dua Lee Jih-Ye?" "Tidak, aku sudah cukup...