Ps : Warn. Kata-kata kotor. Cuma satu sih.
Di balik pintu itu, terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar. Di balik ruangan itu, ada orang-orang yang duduk dengan wajah menekuk. Di balik tulisan rapat itu, ada Han Sooyoung dan Yoo Jong-Hyuk yang sedang menahan geram.
"Ya! Sekarang bagaimana?!" Teriak Sun Wukong sambil menggebrak meja.
"Haish, jangan berteriak, Pak tua! Kau membuat Kim Dokja ketakutan!" Lee Jih-Ye merangkul Kim Dokja yang duduk manis di sampingnya.
Kim Dokja menunjuk dirinya sendiri sambil bertanya-tanya. "Huh? Tidak, sebenarnya aku baik-baik saja, Noona...,"
"Wahh, jadi orang di tubuh hyung ini adalah orang yang asli?" Tanya Lee Gilyoung yang tiba-tiba sudah ada di samping Kim Dokja.
"Dia kan anak kecil di kereta itu, bodoh!" Timpal Shin Yoosung.
Han Sooyoung yang sedari tadi melihat perkara di depannya, mendadak pusing. Dia hanya melepaskan mata sebentar dari Kim Dokja dan sekarang ini terjadi?! Bahkan Yoo Jong-Hyuk yang ada di sana tak bisa berbuat apapun.
Bragh!
Han Sooyoung menggebrak meja dengan keras, membuat semua orang di meja terdiam seketika. Kemudian dia melihat Jung Heewon di kanannya dan Yoo Sang-Ah di kirinya, lalu beralih ke Yoo Jong-Hyuk yang duduk jauh di depannya.
"Ehem, Lee Jih-Ye...," Han Sooyoung memijit kedua pelipisnya, "tanyakan pada Kim Dokja, ap---"
"Kenapa menyuruh Noona? Kau bisa tanyakan langsung padaku, kok." Potong Kim Dokja dengan berani.
Yoo Jong-Hyuk menghela napas, lalu dia mengangguk kepada Han Sooyoung yang barusan melihatnya.
"...Baiklah...," Han Sooyoung meregangkan kedua tangannya, "tapi pertama-tama, mari kita ubah namamu."
"Namaku?"
"Namanya?" Sahut yang lain.
Tangan Han Sooyoung menopang dagunya. "Dia punya nama lain... agar kita mudah menyebutnya bersamaan dengan Kim Dokja, shh... siapa, ya?"
"Oldest Dream?" Yoo Sang-Ah mengajukan jawaban.
"Ah ya, itu! Mari panggil dia Oldest Dream, bagaimana?"
Dan semuanya mengangguk setuju, termasuk Yoo Jong-Hyuk yang makin lama makin menekuk wajahnya.
"Nak," Jung Heewon memanggil.
"Ya?" Dan Oldest Dream menjawab.
Maka Jung Heewon pun bertanya, "Siapa namamu?"
"Kim Dokja."
"Umurmu?"
"16 tahun akhir."
"Alamat?"
"Eonni, bukannya itu pertanyaan biasa?" Sela Shin Yoosung.
"Hahh... ," Kali ini Han Sooyoung yang menghela napas. Sekilas dia melihat Yoo Jong-Hyuk menghilang dari balik pintu tanpa sepatah kata pun.
Han Sooyoung merogoh saku coat nya untuk mencari permen lemon. Dia membuka sebungkus permen, memakannya, kemudian melemparkan pandangannya pada Lee Jih-Ye sambil mengibaskan tangan, seperti menyerahkan adegan selanjutnya pada sang Laksamana Muda.
'Kenapa akuu??!' Batin Lee Jih-Ye yang berusaha melakukan telepati dengan Han Sooyoung.
Lalu beberapa detik kemudian Lee Jih-Ye tersentak karena Sun Wukong tiba-tiba menggebrak meja dan keluar dengan membanting pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swap [Omniscient Reader's Viewpoint fanfiction]
Casuale"Kuharap kita tidak akan pernah bertemu lagi, Yoo Jong-Hyuk," -Secretive Plotter. Jika memang takdir mempertemukan, mau di tolak pun, tetap akan terjadi bukan? "Kau pilih satu Kim Namwoon menyebalkan ini atau dua Lee Jih-Ye?" "Tidak, aku sudah cukup...