"A-Aku pulang dari minimarket bersama Dokja...," seorang laki-laki berbicara dengan terbata-bata.
Gadis di depannya mendelik tajam, setajam pedang yang sedang dia acungkan. "Terus?!"
"K-Kau tahu... kami berdua berlarian di pinggir jalan...,"
Glek.
"Lalu aku tak sengaja bertabrakan dengan seseorang," seorang laki-laki bersurai putih, Kim Namwoon, menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "s-singkatnya, jeruk yang ku pegang jatuh menggelinding ke tengah jalan, Dokja mengambilnya dan boom! Dia ter---
"Tuhkan! Gara-gara kau, pantek! Sini ku cincang tubuhmu!" Seorang gadis berkuncir kuda, Laksamana Lee Jih-Ye, mengayunkan pedangnya ke arah Kim Namwoon.
Kim Namwoon tercekat, dengan cepat dia menghindar dan mengangkat kedua tangannya di depan dada. "Hei, dengarkan aku bodoh!"
"Arghh! Aku tak mau! Aku baru akan puas setelah mengambil jantungmu hidup-hidup!"
"Kim Dokja hanya terserempet kimak! Bersyukurlah tak ada darah saat aku membawanya pulang, bangsat!"
Lee Jih-Ye menebas segala sesuatu di depannya sambil terus berlari mengejar Kim Namwoon.
"Perempuan gila!"
Ctak tak tak tak.
Sayup-sayup terdengar suara orang lain berjalan mendekat. Tiba-tiba hawa di sekitar menjadi suram. Lee Jih-Ye berhenti mengejar Kim Namwoon dan Kim Namwoon berdiri mematung.
Tak tak.
"Shhh...," seorang pria berdada bidang dan badan yang kekar berjalan dengan wajah yang sangat menyeramkan. Semua orang bahkan bisa langsung tahu jika orang ini sedang dalam mood terendah.
"Jong-Hyuk... ahjussi...?" Lee Jih-Ye bergumam pelan. Dirinya takut melihat Yoo Jong-Hyuk dengan hawa segelap ini. Di sisi lain, Lee Jih-Ye ingin menertawakan Kim Namwoon yang sedang menahan napas lantaran was-was, bisa saja tiba-tiba Yo Jong-Hyuk menebasnya tanpa peringatan.
Yoo Jong-Hyuk berlalu begitu saja, namun tak lupa memberikan death glare kepada Kim Namwoon sebelum akhirnya masuk ke dalam sebuah rumah sakit.
Kim Namwoon terduduk lemas sementara Lee Jih-Ye tertawa terpingkal-pingkal.
"Bwahahaha!! Kau tidak ngompol, kan? *Chuunibyou? Hahahaha!"
"Urgh! Diam kau brengsek!"
"Hah?! Heh, kau belum memberikan jantungmu padaku tahu!"
Kim Namwoon mengangkat kain putih yang terikat di tangannya tinggi-tinggi.
"Apa?" Lee Jih-Ye masih siaga dengan mata pedangnya.
"Apalagi? Aku menyerah bodoh."
Lee Jih-Ye tersenyum sinis. Dia memukul kepala Kim Namwoon dengan sarung pedangnya. "Hmh, bagus. Bersimpuhlah di kaki Kim Dokja setelah dia bangun."
"Iyaa. Kau pikir aku tidak merasa bersalah? Dasar, aku ini termasuk kakaknya tahu."
"Kalau begitu aku akan membunuhmu kemudian bunuh diri jika Kim Dokja tak bangun."
.
.
Kim Dokja terbangun di dalam kegelapan. Sebuah suara yang tak asing memanggilnya berulang kali.
[Kim Dokja Kim Dokja Kim Dokja.]
Kim Dokja yang masih setengah sadar berusaha mengumpulkan nyawanya. "Ukh... berisik." Dia protes sejenak kepada suara yang terus mengusik telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swap [Omniscient Reader's Viewpoint fanfiction]
De Todo"Kuharap kita tidak akan pernah bertemu lagi, Yoo Jong-Hyuk," -Secretive Plotter. Jika memang takdir mempertemukan, mau di tolak pun, tetap akan terjadi bukan? "Kau pilih satu Kim Namwoon menyebalkan ini atau dua Lee Jih-Ye?" "Tidak, aku sudah cukup...