Chapter 12 : Begin Again

415 64 1
                                    

TW. BLOOD/VIOLENCE.

***

Suara tembakan itu kembali terdengar memekakkan telinga. Bunyi tubuh yang ambruk dilantai semen itu terdengar jelas. Ringisan serta suara yang menghilang ditelan bunyi peluru panas menembus daging daging segar sore itu. Derap langkah itu kemudian semakin mendekat. Dan menarik tubuhnya kedalam dekapan hangat.

"Yeonjun?"

***

Yeonjun mengambil pistol beserta peluru timah besi itu dari lemari yang selama ini terkunci rapat tanpa diketahui oleh Soobin. Tangannya menyelipkan benda dingin dan berat itu dengan lihai pada pinggangnya. Matanya masih menatap dingin kearah tak beraturan. Pikirannya kembali terlempar ketika ia masih belum mengerti tujuan pasti dari benda ini.

FLASHBACK ON

Yeonjun berkali kali menembakkan besi kecil panas itu pada kayu yang berbentuk tubuh manusia itu tepat pada bagian kening, lengan dan kaki. Pujian pujian itu terus ia dapatkan. Acuh. Yeonjun benar benar acuh. Ia tau ia memiliki kemampuan dibandingkan yang lain. Tetapi tidak ada yang menganggapnya sebagai manusia biasa, melainkan boneka. Hingga akhirnya ia bertemu dengan kedua kakak tirinya, yang dengan sudinya menganggap dan menyambutnya dengan uluran kekeluargaan yang ia harapkan sedari dulu.

Setiap hari harus ia lewati dengan bunyi ledakan memekakkan telinganya, dengan beragam bentuk dan warna alat yang ia gunakan. Entah panjang entah kecil, semua beragam dan berhasil menimbulkan lubang yang berbeda beda. Yeonjun tumbuh di panti asuhan, dan dengan asuhan bela diri dengan menggunakan beberapa alat yang diajarkan secara tertutup oleh pengasuh lelakinya, Jeon Jungkook. Pengasuh yang benar-benar merawat Yeonjun dan melepaskan Yeonjun dengan ikhlas ketika Yeonjun sudah dirasa mampu untuk meninggalkan panti dan memulai kehidupan yang ia lantangkan dalam setiap selipan doanya pada Tuhan.

"Hyung, tapi sebenarnya maksudmu mengajari anak lelaki di panti untuk melakukan ini apa?" Yeonjun mengaduk makanannya yang mulai mendingin, penasaran dengan jawaban pengasuhnya yang hanya menarik sudut bibirnya seraya menyesap kopi yang masih mengebulkan uap panas.

"Kau akan tahu nanti Yeonjun, kau akan bisa menggunakannya suatu hari nanti, terutama untuk orang yang kau kasihi" jelasnya dengan meninggalkan beribu pertanyaan dibenak Yeonjun. Malam itu, adalah percakapan terakhirnya dengan pengasuh kesayangannya itu. Jungkook harus merelakan nyawanya digerogoti oleh kanker yang ia miliki. Tepat pada hari itu, Yeonjun bersumpah bahwa ia akan menjaga pemberian Jungkook padanya, pesan pelajaran akan hidup yang tidak akan bisa ia dapatkan dimanapun selain dari Jungkook.

FLASHBACK END

Yeonjun tersenyum miris mengingat sosok Jungkook yang sangat ia banggakan. Jika bukan karena Jungkook, ia tidak mungkin akan tumbuh seperti ini, sekuat superhero, ya superhero yang bisa menyelamatkan orang yang ia kasihi tanpa pamrih sedikitpun. Helaan nafas terdengar memenuhi ruangan dingin bertema abu abu dan hitam itu.

"Sebentar Soobin, aku datang.."

' Yeonjun, jangan lupakan kehangatan yang sudah kau miliki... walaupun resiko ini besar untuk dilakukan.. ', hatinya meringis berangan-angan.

***

"Aku ingin menunjukkan kemunculanku dengan tampan, tapi kurasa kau tidak suka." suara itu menyadarkan Soobin kemudian mendapati sosok yang ia cintai sudah berdiri dengan senyuman dengan sirat seribu bahasa. Dibelakangnya sudah terlihat para pesuruh berbaju hitam sedang meringis memegangi beberapa bagian tubuh mereka yang dilumpuhkan oleh Yeonjun dalam hitungan menit.

"Kau..."

"Maaf, Soobin... aku ingin menyembunyikannya darimu... Maaf...aku ingin tetap terlihat manis dihadapanmu karena kau suka melindungi...." bisik Yeonjun, panca inderanya merasakan kehadiran lebih banyak derap langkah yang siap menyerangnya kapan saja.

Dare To Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang