Chapter 3 ; A Night Of Love

654 81 2
                                    

Persis seperti yang sudah direncanakan, mereka berkumpul di kediaman Yeonjun di pulau Jeju. Dengan bermodalkan 3 kamar, yang tentunya 2 nya akan dihuni oleh Beomgyu dan Yeonjun, dan satu lagi? Tentunya akan dihuni oleh Hyunjin dan Huening. Jika kalian bertanya, Hyunjin dan Huening sekarang menjadi partner yang sangat apik, jika mencari Hyunjin, tanyakan saja pada Huening dan akan sebalikny seperti itu. Hyunjin benar benar memiliki seorang adik lelaki yang tubuhnya jauh lebih besar darinya.

Malam itu semuanya sedang sibuk menyiapkan diri untuk ntahlah, kegiatan malam ketika menginap bersama tentunya tidak akan pernah sesuai dengan apa yang sudah direncanakan bukan? Terlebih, mereka semua tidak bisa fokus dengan satu kegiatan saja.

Hyunjin, Beomgyu dan Huening tengah sibuk mempersiapkan beberapa permainan kecil kecilan untuk mengisi waktu mereka, uno stacko sepertinya merupakan pilihan yang baik untuk mereka dengan catatan bila kalah harus melakukan hukuman dari semua pemain.

Soobin duduk pada karpet bulu di ruang tengah bersama yang lainnya. Sesekali memperhatikan punggung Yeonjun yang tengah sibuk menyiapkan cemilan di piring. Cemilan kali ini tentu saja buatan dari Yeonjun sendiri yang memang suka sekali memasak. Dalam pikiran Soobin yang liar, ia ingin Yeonjun selalu seperti itu, dimana ia benar benar menjadi dambaan dan idaman dari Soobin.

"Aku tau kau sangat jatuh hati padanya, tapi bisakah berhenti memperhatikannya dengan tatapan menjijikan seperti itu?", tegur Huening pada Soobin yang menyebabkan yang ditegur berdeham kikuk sambil memperhatikan teman temannya yang sudah menggelengkan kepalanya melihat tingkah Soobin.

"Ayo main!", seru Yeonjun sambil meletakkan piring cemilan mereka malam itu. Lalu mereka menyusun uno stacko itu menjadi sebuah bangunan kecil ditengah mereka semua.

Satu setengah jam telah berlalu, mereka menyisakan beberapa balok yang mulai rapuh dibangunin berwarna warni dengan rangkaian angka itu. Sudah hampir 4x mereka memainkan ini, Soobin sudah terlebih dahulu menarik salah satu balok lalu diikuti dengan Huening dan seterusnya. Kali ini giliran Hyunjin yang akan menarik salah satu balok kecil panjang itu. Ruangan sangat sunyi dengan bunyi hembusan nafas dan angin dari AC yang menyala malam itu.

"HATCHI—!!", Hyunjin terkejut hingga menyenggol balok lainnya sehingga bangunan setengah nyawa itu hancur menjadi kepingan. Ia mengalihkan pandangannya pada Huening yang tengah mengusap hidungnya dengan cengiran khasnya.

"HYUNJIN KALAAHHH!!!", seru Beomgyu seraya menertawakan keadaan Hyunjin yang sangat miris itu. Semuanya tertawa kecil sambil mempersiapkan hukuman untuk Hyunjin yang sudah hampir memukul kepala Huening karena ia malah menganggu keheningan dan keseriusan malam itu.

Yeonjun tertawa kecil lalu ia bergegas mencuci piring makanan ringan mereka. Diikuti Soobin yang menemaninya di dapur yang cukup berantakan malam itu.

Soobin dengan santainya mengalungkan kedua lengannya ke pinggang milik Yeonjun dan menyenderkan dagunya pada perpotongan leher yang lebih tua. Sesekali menghirup aroma yang ia sukai dari tubuh kekasihnya itu, sesekali mengecupi pipi tembam Yeonjun.

"Kenapa? kau rindu padaku ya?", Soobin mendengus geli.

"Kau selalu bersamaku, mana mungkin aku merindukanmu", sanggah Soobin pelan sambil mengusap perut kekasihnya itu dari luar sweaternya.

"Eeyyy, terus kenapa kau manja sekali, Tuan Choi???", ledek Yeonjun sambil menyalakan kran air wastafel dan mulai membilas satu persatu alat makan yang kotor karena digunakan. Soobin masih dengan posisinya memeluk Yeonjun, ia kemudin sesekali mengecupi leher Yeonjun dan hanya disahut rengekan kecil dari empunya.

"Kau sudah minum obat, Tuan Choi???", tanya Soobin mengalihkan pembicaraan. Baru saja Yeonjun akan menjawab, suara tawa Huening sudah lebih dulu mengagetkan acara lovey-dovey kedua pasangan ini.

"Yeonjunnie hyung! Hyunjin hyung pinjam kolam renang ya!", seru Beomgyu dan setelahnya terdengar derap langkah berlarian mereka keluar ruangan. Rumah itu memiliki outdoor pool yang memang jarang digunakan oleh Beomgyu dan Yeonjun, kecuali jaccuzi yang berada didekat kolam renang. Yeonjun kerap kali menggunakannya hanya untuk sekedar menenangkan dirinya ketika malam tiba. Lokasi kolam renangnya pun sangat terbilang tidak begitu strategis karena jika kalian mendangakkan kepala kalian, akan terlihat kaca menuju kamar Yeonjun, yang memang walaupun tidak begitu terlihat jelas jika lampu kamarnya mati dan gorden kamarny tertutup.

"Kau tidak ikut dengan mereka?", Soobin menggeleng menjawab pertanyaan Yeonjun padanya.

"Soobin? lepaskan dulu, aku harus minum obat hey?", Soobin memundurkan tubuhnya menjauh dari Yeonjun beberapa inci. Yang lebih tua hanya terkikik geli melihat kelakuan Soobin yang sangat menempel padanya.

Soobin memperhatikan Yeonjun yang sedang sibuk meminum beberapa pill yang diberikan dokter untuknya demi menjaga kesehatannya. Dalam hati ia menyesal kenapa ia pernah membiarkan Yeonjun menembakkan peluru itu ke dadanya? Harusnya ia tidak membiarkan hal itu terjadi dan menyadari perasaannya sesegera mungkin.

Anak anak malam itu terlihat senang dengan kegiatan mereka di kolam renang. Mencipratkan air, tertawa karena perlakuan konyol, serta candaan malam itu memenuhi taman rumah Yeonjun. Ia lalu menarik lengan Soobin dan mengajaknya menuju kamarnya.

Mereka berdua kembali di ruangan yang sempat menjadi saksi bisu dari kerinduan mereka yang membuncah. Terlihat dari kaca kamarnya Yeonjun, kebahagiaan teman teman mereka malam itu. Dengan Hyunjin yang sedari tadi mencoba untuk menceburkan Huening dan Beomgyu yang sudah basah kuyup akibat Taehyun menyenggol kakinya kala berjalan.

Soobin menyelipkan kepalanya pada ceruk leher kesayangannya lalu sesekali mengecupi leher kekasihnya itu. Tak sadar kegiatan mereka mendapat perhatian dari Hyunjin.

"Kalian jangan melihat keatas. Ada adegan mesum.", justru perkataan Hyunjin mengundang gelak tawa dari mereka semua, dan spontan melirik keatas dan benar saja menemukan Soobin dan Yeonjun sudah menukarkan perasaan mereka melalui belah bibir mereka berdua. Soobin yang menyadari hal itu kemudian memutar posisi mereka dan memunggungi kaca dengan senyum sinisnya. Kemudian ia menarik tirai otomatis kamar Yeonjun dan menyisakan ledekan dan godaan dari teman teman mereka yang sedang bermain di kolam renang.

Yeonjun? ia bahkan terlalu larut dengan kasih sayang yang diberikan Soobin padanya setiap harinya.

"Aku bersumpah, jika aku menjadi Yeonjun hyung, aku akan memukul kepala Soobin dengan balok kayu", desis Hyunjin dengan yang lain ketika mereka sedang menghangatkan diri di jaccuzi milik Yeonjun. Taehyun mendengus geli.

"Apa kau tidak tahu? Soobin itu balok es setengah mesum.", ucap Taehyun diikuti gelak tawa dari ketiganya.

Begitulah kebahagiaan mereka. Tidak muluk-muluk, hanya hal sederhana dengan keluarga yang tak langsung mereka sayangi. Bersyukur satu sama lain karena dapat menyayangi satu sama lain dan mengasihi keluarga yang diberikan kepada mereka, pemberian Tuhan yang tiada terkira harganya. Kehidupan yang benar benar hangat semenjak kejadian itu, membuat mereka lebih memahami bahwa mereka harus tetap berjuang karena memiliki satu sama lain. Dimana seperti Yeonjun yang berusaha untuk memberikan kehangatan bagi Soobin, yang sempat mengeras hatinya karena masa lalu yang membelenggunya dan kepribadian hangatnya. Dimana seperti Taehyun yang jarang mengekspresikan dirinya yang sekarang justru banyak tertawa semenjak ia bertemu dengan mataharinya. Seperti Huening yang menemukan sosok abang pada Hyunjin yang tak pernah ia dapatkan dari keluarganya.

Mereka mencintai kehidupan mereka sekarang. Dalam hati mendoakan keselamatan dan kesehatan satu sama lain, dan berdoa agar cinta mereka satu sama lain dapat terus membuat mereka menikmati kehidupan yang dijalani.

Tapi, kehidupan akan terus berjalan dan seimbang bila ada sebuah ujian yang sudah menunggu persahabatan mereka dan hubungan kasih yang ada bukan??

TBC

Dare To Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang