Chapter 2

54 8 3
                                    

Nara pun berjalan menuju pintu rumahnya. Nara pun membuka pintu, dan ia terkejut melihat hybrid laki-laki tepat di depannya saat ini. Hybrid itu memiliki telinga coklat dan tersenyum manis. Apakah benar ini hybridnya?

"Ini." Diluar ekspektasi, hybrid itu malah memberikan kotak paket. Nara mengerjabkan matanya, arah pandangannya beralih ke kotak paket itu.

'heoh?'

Setelah diperhatikan lagi, Nara menyadari hybrid itu mengenakan pakaian seragam kurir.

"Apa benar ini rumah nyonya Soora?" Tanya hybrid itu.

"I-iya."

"Kalau begitu ini paketnya." Kotak paket itu pun sekarang berada di tangan Nara.

'ternyata bukan.' batin Nara kecewa.

"Ngomong-ngomong, apa kau baru bekerja?" Tanya Nara.

"Ah iya, saat ini aku sedang bekerja dengan tuanku. Dia sedang mengantar paket di tempat lain." Jawab hybrid namja itu.

"Tuanmu? Apakah dia......"

"Nara!" Terdengar sahutan dari kejauhan. Nara pun melihat ke asal suara yang familiar di telinganya. Hybrid itu juga menoleh ke asal suara.

"Oh, hai tuan." Sapa hybrid itu.

"Hei, jangan terlalu formal begitu, panggil saja dengan namaku." Namja itu juga mengenakan seragam kurir yang sama dengan hybrid itu. Nara sudah tau namja itu siapa.

"Annyeong, Nara." Sapa namja itu.

"Annyeong Geonu. Ngomong-ngomong, apa ini hybridmu?" Tanya Nara.

"Yap, dia hybrid yang sering kubicarakan."

Hybrid itu membungkuk memberi salam. "Annyeonghaseo, Hanbin imnida."

"Annyeong, wah, dia benar-benar tampan." Ujar Nara.

"Sudah kubilang bukan? Dia memang tampan." Geonu menepuk pundak Hanbin.

"Aah, tidak perlu memujiku seperti itu." Nampaknya hybrid menjadi malu.

"Oh iya, sebelumnya aku belum pernah melihatnya bekerja. Apa dia baru bekerja?" Tanya Nara.

"Ah iya, dia bilang ingin membantuku. Jadi dia ikut bekerja denganku."

"Bukankah dia menggemaskan?" Geonu mengusap-usap rambut hybridnya itu.

Hanbin mundur selangkah. "Hey, aku lebih tua darimu, kau ingat?"

"Tapi aku tuanmu bukan?"

"Bukankah yang lebih tua itu harus dihormati?"

Nara hanya bisa melongo melihat perdebatan kecil itu.

"Oh iya, masih banyak yang harus diantar. Lebih baik kami pergi sekarang." Geonu pun menyadari kalau mereka masih harus bekerja.

"Kalau begitu kami pergi dulu. Ayo hyung!!" Geonu pun berlari menjauh, lalu kemudian disusul Hanbin.

Nara masih diam di tempat dan melambaikan tangan kanannya. Ia iri melihat mereka. Ia pun langsung masuk ke rumah dengan membawa paket di tangannya.

"Eomma, paket apa ini?" Tanya Nara dengan suara keras agar eommanya mendengarnya.

"Oh iya paketnya! Taruh saja di kamar itu!" Seru eommanya dari kejauhan. Nara yang sudah tau maksud dari kamar itu langsung berjalan menuju kamar yang berada di lantai atas.

Ia pun sampai ke sebuah pintu kamar. Nara langsung membuka pintu itu.

'cklek'

Wanna Be Our Owner's?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang