11.00 pm
Sudah satu jam semenjak ketujuh hybrid itu tertidur, tapi Nara masih terjaga. Bukan tanpa alasan, ia harus mengerjakan tugas sekolahnya. Beberapa menit kemudian, akhirnya ia menutup bukunya.
"Akhirnya selesai." Ia meregangkan kedua tangannya. Kemudian langsung membaringkan diri di tempat tidur.
Matanya menghadap langit-langit kamar, memikirkan sesuatu. Akhirnya ia mengambil keputusan final, dia akan mengatakannya sebelum berangkat sekolah besok.
Sebenarnya bukan jumlah hybrid yang banyak itu yang membuatnya bimbang, tapi ia ingin hybrid yang dia temui saat berumur tujuh tahun itu menjadi hybridnya.
Flashback on
Saat itu musim kemarau. Udara mulai terasa dingin karena musim salju akan tiba. Nara berjalan mengendap-endap menuju hybrid house.
Dia mendengar cerita dari eommanya, hybrid lahir dan dibesarkan di hybrid house. Ketika hybrid sudah berumur lima tahun, mereka akan keluar dari hybrid house untuk mencari pemilik.
Nara penasaran dengan hybrid house dan hybrid disana. Maka itulah siang itu dia keluar dari rumah dan beralasan ingin pergi ke taman bermain.
Disinilah ia sekarang. Disebuah bangunan besar dan luas, seperti rumah raksasa. Nara memandang kagum bangunan itu. Rasa penasaran membawanya untuk mengintip ke jendela hybrid house. Ia pun mencari jendela di sisi lain bangunan itu.
Akhirnya ia menemukannya, tetapi jendela itu terlalu tinggi. Tapi keberuntungan seolah-olah ada di pihak Nara, di bawah jendela itu terdapat tumpukkan kotak yang bisa ia naiki untuk mencapai jendela.
Setelah berusaha memanjat, akhirnya ia bisa melihat keadaan di dalam hybrid house. Disana ia melihat banyak hybrid kecil, ada yang bermain, belajar, dan tertidur.
Di dalam sana, ada satu hybrid yang secara tidak sengaja melihat seseorang di luar. Karena penasaran, ia bangkit dari duduknya dan dengan langkah kecilnya naik ke lantai dua, karena jendela itu sejajar dengan lantai dua di hybrid house.
Nara pun bukannya tidak menyadarinya, ia terus melihat hybrid yang akan datang padanya. Beberapa saat kemudian, akhirnya hybrid itu tepat berada di depan Nara, dengan jendela sebagai penghalangnya.
Hybrid itu memiliki kulit putih cerah, mengenakan celana hitam pendek, dan hoodie biru yang tudungnya menutupi kepalanya dengan sedikit rambut menyembul. Nara terpana melihat hybrid di hadapannya. 'cantik' batinnya. Ia pun yakin di hadapannya sekarang ini adalah hybrid perempuan.
Nara melambaikan kedua tangannya, hybrid itu ikut melambaikan tangannya. Nara menempelkan telapak tangannya ke kaca jendela, hybrid itu pun melakukan hal yang sama. Telapak tangan menempel sejajar, seakan-akan mereka saling bersentuhan. Saat itulah, Nara ingin dialah yang menjadi hybridnya nanti. Tapi, hybrid itu tidak tahu dimana rumah Nara, dan juga bagaimana jika hybrid itu lupa dengannya nanti.
Nara pun teringat sebuah cara. Ia membalikkan tangan kanannya dan menunjuk bekas luka bakar di bawah jempol lalu berbicara tanpa suara 'ingat'. Dia tahu bangunan itu kedap suara, jadi meskipun berteriak sekencang-kencangnya suaranya tidak akan terdengar. Hybird di dalam paham yang Nara sampaikan, ia membuka tudung kepalanya memperlihatkan telinga berwarna putih miliknya. Ia memperlihatkan ada titik hitam kecil di telinga kanannya dan berucap tanpa suara 'ingat'. Nara pun mengangguk semangat, dan hybrid itu tersenyum bahagia.
"Siapa disana?" Tiba-tiba terdengar sahutan suara dari bawah. Nara tersentak dan terjatuh karena kehilangan keseimbangan. Pemilik suara, hybrid keeper, menghampiri anak perempuan itu. Awalnya ia mengira itu salah satu hybrid yang tidak sengaja keluar, tapi ketika Nara terbangun, ia mengontrol ekspresinya untuk tidak tegas karena hybrid harus patuh dan menghormati manusia, begitulah peraturannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Be Our Owner's?
FanficManusia dan hybrid sudah lama hidup bersama. Manusia membutuhkan hybrid untuk dijadikan teman setia, dan hybrid membutuhkan manusia untuk dididik dan diajar agar mereka mendapat 'kebebasan' mereka. ------------------------- Sudah 7 tahun Nara menung...