Crystal dan rekan-rekannya membawa Leo ke kantor pusat untuk diinvestigasi lebih lanjut. Leo tidak terlihat takut sedikit pun, melainkan ia sangat tenang saat diinterogasi.
"Sebutkan namamu!" perintah Crystal judes.
"Leo. Leo Brucha," ujar Leo menatap sayu Crystal yang sedang mengetik data-data darinya.
Crystal melirik Leo. Ia merasakan sesuatu yang aneh. Entah kenapa jantungnya berdebar-debar setiap kali melihat mata Leo. Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu ruang interogasi.
"Crys! Lihat ini!" panggil Elder sambil menunjukkan selembar kertas dari tim forensik.
Elder menyerahkan kertas itu pada Crystal. Crystal membaca dengan teliti hasil tes DNA dari tim forensik. Crystal terkejut ketika ia mengetahui bahwa DNA dari korban pembunuhan di saluran air waktu itu ditemukan di bola besi milik Leo. Ia tidak dapat percaya bahwa orang yang ada di depan matanya adalah seorang pembunuh.
"Kau yang melakukan ini Leo?" tanya Crystal gemetaran karena rasa takut dalam dirinya memuncak.
"Memangnya kalo benar kenapa? Lagipula pria itu pantas mati," jawab Leo menggebu-gebu dengan tatapan kebencian.
"Tidak ada manusia di dunia ini yang pantas mati Leo. Kau bisa mendapatkan hukuman mati karena kasus ini," ujar Crystal berusaha menyadarkan Leo atas perbuatan kejinya itu.
"Kau tidak tahu apa-apa tentangku! Jangan berani-beraninya menasehatiku dengan hal-hal basi seperti itu!" teriak Leo membuat Crystal dan Elder terkejut.
"Memangnya kenapa kau membunuh pria itu?" tanya Crystal lagi untuk memastikan alasan sebenarnya Leo melakukan pembunuhan itu.
Leo menghela napas panjang sembari memejamkan matanya. Ia harus kembali menggali kenangan masa kecilnya yang sudah susah payah ia kubur jauh di dalam hatinya. Semuanya berawal dari belasan tahun yang lalu.
"Dasar anak tidak tahu diuntung! Kau hanya bisa melakukan kesalahan!" teriak Ayah Leo penuh amarah saat Leo salah menekan nada ketika memainkan pianonya.
"Maaf Ayah...tolong jangan pukul aku," ucap Leo kecil berlutut pada Ayahnya.
"Kita bisa dikalahkan oleh Keluarga Scrapher kalo kamu tidak becus begini!" ujar Ayah Leo menampar Leo kecil dan menyeretnya ke ruang bawah tanah rumahnya.
"Aku takut Ayah..keluarkan aku dari sini," isak tangis Leo kecil memenuhi ruang bawah tanah dari rumah besar itu.
Leo Brucha. Ia adalah anak dari seorang pengusaha kaya yang ambisius dan serakah. Ayahnya tidak pernah memberikan waktu untuk Leo menikmati masa kecilnya. Leo tidak pernah diperlakukan sebagai buah hatinya, melainkan hanya sebagai pesuruh yang harus memenuhi semua keinginan Ayahnya.
Kekuasaan adalah hal yang paling berharga dalam hidup Ayah Leo. Ayah Leo tidak ingin perusahaan yang ia bangun disaingi oleh perusahaan Keluarga Scrapher. Ia ingin menguasai seluruh wilayah Amerika Serikat.
Setiap harinya Leo kecil dituntut untuk bisa melakukan segala hal. Bermain musik, berhitung dengan cepat, dan banyak hal lainnya. Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk memutus hubungan dengan seluruh keluarganya dan pergi jauh dari rumah besar itu.
Bertahun-tahun ia berusaha mengubur ingatan masa kecilnya, tetapi saat ini ia terpaksa kembali mengingat potongan-potongan dari masa lalunya yang kelam. Sampai kapanpun, ia tidak akan bisa menyatukan kenangan itu menjadi memori yang indah dalam hidupnya karena hatinya sudah retak.
***
"Puas kau mendengar semuanya?" tanya Leo tanpa sadar meneteskan air mata.
Crystal dan Elder tidak dapat melontarkan satu kata pun dari bibir mereka. Crystal semakin merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Ia merasakan simpati yang begitu besar kepada sang pembunuh, Leo.
"T..tapi kau tetap harus dibawa ke pengadilan besok lusa," ucap Elder memberitahu Leo.
"Terserah..aku sudah tidak peduli lagi soal hidup ataupun mati. Jadi, lakukanlah sesukamu," balas Leo kembali tenang sembari menatap tajam Elder.
Crystal menatap Leo dengan seksama. Ia masih mencerna kenangan masa kecil Leo. Apa dia baik-baik saja sekarang? Pertanyaan itu melintas dipikiran Crystal setiap kali ia menatap Leo.
"El..apakah kamu bisa keluar sebentar? Masih ada beberapa pertanyaan yang harus kutanyakan pada tersangka," ujar Crystal meminta Elder untuk meninggalkan ruang interogasi.
Crystal masih menatap dalam mata Leo sampai Leo membuyarkan lamunannya.
"Apa lagi yang ingin kau tanyakan?" tanya Leo heran sembari menatap balik mata Crystal.
"Eh..itu..kau masih belum memberitahuku alasan sebenarnya kau membunuh pria itu. Dia bukan Ayahmu kan? Jadi untuk apa kau membunuhnya?" tanya Crystal sekaligus dengan harapan menemukan jawaban.
Leo menghela napas panjang dan menjawab pertanyaan Crystal padanya.
"Dia mencekik anaknya sendiri saat menjemput anaknya di sekolah karena anaknya tidak mendapatkan nilai sempurna ketika ujian," jawab Leo tenang dengan tangannya yang mengepal di atas meja.
"Hmm..," belum sempat Crystal bicara, Leo mengatakan sesuatu yang membuat Crystal cukup terkejut.
"O iyaa kau tahu apa yang membuat ini menarik? Sampai akhir hidup pria itu, ia memohon untuk tidak dibunuh bukan karena takut meninggalkan anaknya sendirian, namun ia tidak ingin kehilangan rekan bisnisnya dan perusahaan yang sudah ia bangun. Dia tidak pantas disebut manusia," ucap Leo menyeringai sembari tertawa meratapi betapa egoisnya pria yang telah ia bunuh.
"Tapi menurutmu ia pantas dibunuh seperti itu olehmu? Kenapa kau tidak menegurnya saja atau melaporkannya pada kami?" tanya Crystal menggebu-gebu.
"Apakah kamu tidak tahu apa yang membuat seorang manusia menjadi lengkap? Melalui rasa sakit. Ia harus melalui rasa sakit jika ingin tetap disebut manusia," ucap Leo membuat Crystal tidak dapat mengatakan apa pun.
Crystal menyudahi penyelidikannya pada Leo hari itu. Leo dimasukkan ke dalam sel sampai nanti hari pengadilannya tiba. Sementara itu, Crystal tidak sanggup melupakan tatapan Leo ketika berbicara padanya di ruang interogasi.
"Kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya? Apakah aku jatuh cinta kepada seorang pembunuh? Ah tidak tidak, aku pasti sudah gila," gumam Crystal kembali menyelimuti dirinya dengan selimut dan bergegas tidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/264762720-288-k500175.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Retak
Short Story"Apakah kalian tahu apa yang membuat seorang manusia menjadi lengkap? Melalui rasa sakit," Manusia telah dilahirkan dengan emosi, tetapi hanya beberapa yang dapat mengendalikannya. Apakah kalian salah satunya?