Crystal Eleanor

154 13 0
                                    

"Apakah kalian tahu apa yang membuat seorang manusia menjadi lengkap? Melalui rasa sakit,"

***

"Crystal? Kau yakin dengan jawabanmu?" tanya Pak Lucas sembari menatap Crystal dengan heran.

"Yakin pak. Apa ada masalah?" jawab Crystal yakin dan menyerahkan kertas jawabannya kepada Pak Lucas.

"Tidak apa-apa. Hanya saja kau menyelesaikannya dengan waktu hanya 15 menit dan masih ada waktu sekitar 45 menit," balas Pak Lucas dengan tangannya yang sedang merapihkan kertas jawaban Crystal.

"Tidak masalah pak. Saya tetap akan menyerahkannya sekarang," jawab Crystal tanpa ragu sembari keluar dari panasnya ruang ujian.

***

Crystal Eleanor, orang-orang mengenalnya sebagai sang pembaca pikiran. Bagaimana tidak? Setiap kali ada ujian, ia selalu meraih nilai sempurna di semua mata kuliahnya seakan-akan ia adalah pembuat soal ujian itu. Tak heran jika ia dijuluki sebagai mahasiswi cerdas oleh para dosennya. Tak hanya itu, ia juga merupakan mahasiswi akselerasi di universitasnya, Harvard University.

Dengan tingkat kecerdasannya yang tinggi, ia menjadi lulusan terbaik di bidang kriminologi. Ia mendapatkan nilai IPK sempurna pada hari kelulusannya. Sayangnya Crystal tak bisa merasakan kebahagiaan secara sepenuhnya pada hari itu karena kedua orang tua yang ia harapkan untuk datang di wisudanya tidak akan mungkin datang.

Dia sudah ditinggal pergi oleh orang tuanya saat umurnya masih menginjak 8 tahun. Saat itu, orang tuanya mengalami kecelakaan lalu lintas saat ingin menemui salah satu rekan bisnis mereka dan sejak saat itu Crystal memutuskan untuk hidup mandiri. Semua kepedihan yang ia alami membentuk dirinya menjadi sosok gadis yang tangguh.

***

Tak lama setelah hari kelulusannya, Crystal dihubungi melalui telepon genggam pribadinya.

"Excuse me, apakah saya sedang bicara dengan saudari Crystal?" tanya seorang pemuda dari seberang sana.

"Ya dengan saya sendiri, apakah ada yang bisa saya bantu?" jawab Crystal dengan suara tenang.

"Kami dari CIA ingin menawarkan Anda untuk berkerja sama dengan kami. Apakah Anda tertarik?" tanyanya lagi denga penuh antusias.

"Saya dengan senang hati akan menerima tawaran tersebut," jawab Crystal tanpa ragu dari bibirnya.

***

Sekitar dua bulan setelah tawaran yang Crystal dapatkan, ia menjadi salah satu orang yang paling berpengaruh di CIA yang merupakan salah satu badan intelijen di Amerika Serikat. Semua rekannya sangat menghormatinya karena telah melihat betapa profesionalnya ia saat turun ke lapangan.

Crystal menjalani setiap harinya dengan penuh semangat. Ia merasa bahwa apa yang telah ia impikan selama ini telah berada di depan matanya. Ada satu hal yang ia belum ketahui bahwa angin siap menerjangnya kapan saja.

Crystal sedang membuat secangkir kopi ketika ia mendengar seseorang sedang berlari di sepanjang lorong utama gedung itu. Tak lama kemudian, ia mendengar suara teriakan dari salah satu rekannya bernama Elder.

"Lihat breaking news sekarang!" perintah Elder kepada semua orang yang berada di ruangan itu.

"Ada apa sih El? Biasanya kamu tidak pernah seserius ini," jawab Crystal sambil tertawa.

"Hei! Aku sedang tidak bercanda Crystal. Cepat liat berita sekarang!" balas Elder dengan nada yang sedikit membentak Crystal.

"Ih iya iya bawel" jawab Crystal dengan wajah cemberut sembari menyalakan TV.

RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang