Sehun mengantar Lisa pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja, saat ingin pulang seorang laki-laki pertengahan empat puluhan menghampirinya. "Tuan Sehun?" sapa pria itu.
"Iya Pak. Ada yang bisa saya bantu?" Pria itu terlihat ragu menjawab pertanyaannya, membuat Sehun kembali mengulang kalimatnya. "Ada yang bisa saya bantu Pak?"
"Saya dengar Tuan Sehun mencari pendonor organ?"
Tangan Sehun yang sedang membuka pintu mobil pun ia tarik kembali. Ia menatap pria dengan tubuh sehat di hadapannya dengan bingung. Apa yang membuat pria ini rela menjual organ tubuhnya meski dengan risiko menurunnya kualitas hidup dirinya di masa depan.
"Bapak ingin mendonorkan apa?" tanya Sehun kemudian.
"Apa pun, apa pun yang dapat menghasilkan uang."
Sorot mata putus asa pria di hadapannya membuat Sehun tertegun. Kemudian ia mengajak pria itu untuk pergi dari rumah sakit dan membawanya ke sebuah kafe untuk berbicang.
"Istri saya terlilit hutang pinjaman online untuk membuka usaha, sayangnya dia tertipu, jumlahnya sampai ratusan juta. Sekarang anak saya juga lagi sakit dan dirawat, butuh biaya perawatan yang tidak sedikit. Setiap harinya ada orang datang ke rumah kami untuk menagih, belum lagi hampir semua orang yang ada di kontak di ponsel kami dikirimi pesan mengenai pinjaman yang kami lakukan. Tempat saya bekerja baru saja terkena kebakaran hebat hingga kami saat ini dirumahkan, kabarnya perusahaan tidak mampu lagi membayar pesangon. Saya tidak tahu harus mencari uang ke mana lagi saat ini, sedangkan bunga pinjaman setiap harinya terus bertambah."
"Apa Bapak tahu risiko mendonorkan organ? Mungkin Bapak tidak bisa hidup seperti sekarang lagi, resiko terjadi komplikasi pun sangat besar," terang Sehun
"Saya akan melakukan apa pun untuk istri dan anak saya Tuan, saya mohon."
"Saya tidak sedang mencari donor organ saat ini," jawab Sehun. Ia sedang terfokus untuk mencari donor jantung untuk Ayah Lisa, tidak punya cukup waktu untuk mengabulkan permintaan pria di hadapannya.
"Tapi kabar yang saya dengar dari salah satu orang di rumah sakit Anda sedang mencari pendonor organ."
"Iya, memang, tapi saya sedang mencari donor jantung. Sampai saat itu selesai, saya tidak akan mengakomodasi dan memfasilitasi penjualan organ apa pun, kecuali jika Bapak tidak ingin bertemu dengan anak dan istri bapak lagi,"
Pasien di hadapannya termenung, membuat Sehun memejamkan mata dan menggeleng. "Saya tidak bermaksud berkata demikian, jangan sampai Bapak beranggapan saya menyuruh Bapak untuk melakukan sesuatu hal nekat yang berujung menghilangkan nyawa. Hanya saja saat ini saya memang sedang terfokus untuk mencari donor jantung, dan itu tidak bisa dilakukan oleh orang yang masih hidup."
"Mohon pertimbangkan kembali niat Bapak untuk menjual organ," tutur Sehun. Ia kemudian mengeluarkan beberapa uang pecahan seratus ribu dan meletakannya di meja. "Saya mohon maaf harus menolak permintaan Bapak, ini ada sedikit uang dari saya untuk ongkos Bapak pulang. Mohon maaf saya tidak bisa mengantar."
Sehun terus menghubungi relasinya di rumah sakit dekat kota tempatnya tinggal. Apakah ada pasien kecelakaan atau mati otak yang bisa dijadikan pendonor jantung Ayah Lisa. Rasanya tidak etis mengharapkan sebuah musibah menimpa orang lain agar keajaiban datang untuknya dan keluarga Lisa. Tapi itulah kehidupan, segalanya saling berkesinambungan. Ada yang terlahir, ada yang meninggal, ada yang sembuh, ada yang sakit. Semua sudah ada jalannya masing-masing. Seperti yang Sehun katakana sebelumnya bahwa Kuasa Tuhan memiliki andil yang sangat besar di sini, yang Sehun bisa lakukan hanyalah berusaha.
Pintu kamar Sehun terbuka, menampilkan sosok Siwon yang melangkah masuk. Ia menutup pintu dan berdiri bersandar di sana dengan tangan bersidekap depan dada. Ini pertamakalinya Sehun melihat kembali sang ayah setelah pertengkaran hebatnya waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Medical Robin Hood | Lisa X Sehun
RomancePertemuan Lisa dengan Sehun sang pewaris tahta kerajaan Rumah Sakit Royal Raffles membuat dunianya berubah, media yang membesar-besarkan kedekatan mereka saat menempuh pendidikan kedokteran dulu memperkeruh suasana antara dirinya dengan sang tunanga...