Lisa berlari ke arah Sehun yang tergeletak di lorong. Wajah Sehun terlihat pucat pasi. Ia menggoyang tubuh Sehun dan menepuk pipinya namun sama sekali tak ada respon. Kemudian Lisa mengambil ponsel dari sakunya, dan menghubungi Lucas yang berada di IGD. "Lucas tolong ke lorong dekat parkiran, Sehun pingsan!"
Dua perawat laki-laki shift pagi menghampiri Lisa, sepertinya Lucas juga kehabisan energi untuk mengevakuasi Sehun ke tempat yang lebih baik. "Dibawa ke mana nih dok?" tanya mereka.
"Kamar perawatan yang kosong ada?"
"Sisa ruang VIP aja kayaknya dok," jawab salah satunya.
"Oke kalau gitu bawa langsung ke sana aja."
Lisa dibantu dua perawat itu memberikan penanganan pada Sehun. Ia memeriksa tanda vital, sementara perawat membantu memasang infus. Waktu terus berlalu, namun Sehun belum juga meraih kesadarannya hal itu membuat Lisa semakin resah.
Setelah mendengar rentetan kejadian semalam dari para perawat, begitu sampai rumah sakit dokter Eko langsung menjenguk Sehun di ruang perawatan. Di dalam ruangan tersebut masih ada Lisa yang tengah menunggui Sehun. "Loh Lis, kamu nggak pulang? Jam kerjamu kan udah selesai satu jam yang lalu," tanya dokter Eko yang terkejut menemukan Lisa di sana. Ia bahkan mengecek jam yang melingkar di tangannya beberapa kali untuk memastikan bahwa jam kerja Lisa memang telah habis.
Lisa menggeleng pelan. "Seenggaknya saya nunggu dia sadar dok,"
Alis dokter Eko tertaut, merasa heran dan penasaran dengan apa yang terjadi. "Bagaimana keadaan Sehun?"
"Masih tertidur pulas dok, sepertinya sangat kelelahan."
"Saya sudah dengar soal semalam, nggak hanya Sehun yang mati-matian buat kasih pelayanan maksimal, tapi kamu juga. Sudah saatnya kamu beristirahat juga," nasihat dokter Eko.
"Tapi kalau saya nggak ketiduran dan membiarkan Sehun mengerjakan sisa-sisa pekerjaan semalam sendirian semuanya nggak akan jadi seperti ini dok. Sehun pasti sehat-sehat aja."
Dokter Eko menepuk pundak Lisa pelan. "Sehun tahu betul kondisi yang harus dihadapi dan limit tubuhnya untuk bekerja Lisa, yang ia butuhkan saat ini hanya istirahat, kamu pun butuh istirahat. Kamu bisa menghubunginya saat Sehun sudah membaik nanti. Sekarang kamu lebih baik pulang dan beristirahat. Terima kasih untuk kerja keras kalian."
Lisa bergeming di tempat, perasaan bersalah menggelayutinya. Tubuhnya semalam benar-benar lelah semalam. Ia sedang tidak dalam kondisi fit, fisiknya dalam keadaan tidak maksimal untuk menghadapi keriuhan IGD seperti semalam jadi ia membiarkan Sehun menangani pasien lainnya dan beristirahat. Alih-alih pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik, hal itu malah membuat Sehun tumbang.
"Saya nggak bisa membiarkan kedua dokter andalan saya tumbang, kondisimu pun belum sehat benar. Tolong jaga kesehatan kamu Lisa." Dokter Eko begitu khawatir melihat keadaan Lisa yang terlihat kurang baik di hadapannya. Sorot mata yang sayu dan tubuh yang sedikit lunglai membuatnya cukup mengkhawatirkan dokter andalannya itu. "Saya akan suruh perawat untuk terus mengawasi Sehun kalau itu bisa membuat kamu merasa lebih tenang."
Akhirnya Lisa menyerah, ia memilih untuk meninggalkan Sehun di bawah pengawasan dokter Eko, dan meninggalkan ruang rawat VIP.
"Lisa?" Sebuah suara menyapa indera pendengaran Lisa saat ia melewati lorong.
Lisa menoleh, cukup terkejut mendapati sang kakak tengah berdiri di hadapannya. "Kak Sorn? Kok kakak di sini?"
"Tadi pas nyampe kakak langsung cari kamu, tapi kata perawat di depan kamu lagi nanganin temen kamu yang pingsan."
"Ah, iya. Sehun tumbang tadi."
Mata Sorn membola, terkejut dengan berita yang ia dengar. "Sehun? Dokter gila yang kamu ceritain itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Medical Robin Hood | Lisa X Sehun
RomancePertemuan Lisa dengan Sehun sang pewaris tahta kerajaan Rumah Sakit Royal Raffles membuat dunianya berubah, media yang membesar-besarkan kedekatan mereka saat menempuh pendidikan kedokteran dulu memperkeruh suasana antara dirinya dengan sang tunanga...