Pasien datang silih berganti, Sehun terus menerus merutuk dalam hati. Ia memang bekata akan mempertaruhkan jam tidurnya asal jangan ada kasus kegawatdaruratan, namun Sehun sama sekali tidak menyangka jika pasien yang datang akan sebanyak ini. Tuhan ternyata benar-benar mendengar doanya.
"Bapak Dimas? Silakan duduk." Sehun mencoba tersenyum dengan ramah meski rasa lelah menggelayuti dirinya. "Ada keluhan apa Pak?"
"Ini pasti Oh Sehun ya?" Bukannya mendapat jawaban dari sang pasien, Sehun justru ditimpali oleh gadis di samping
"Iya, benar. Tahu dari mana?"
"Name tag-nya." Gadis itu menunjuk tanda pengenal yang tergantung pada jas putihnya sambil terkikik geli.
Sehun merasa bodoh sekarang. "Ah, begitu."
"Rose, kamu jangan iseng gitu," tegur pria yang lebih tua yang Sehun kenal sebagai pasiennya malam ini. "Maafin anak saya dok,"
"Bukan-bukan dok, saya ini sepupunya Kak Lisa."
Alis Sehun berkerut. Banyak nama Lisa yang hadir dalam hidupnya, tapi yang menghantui pikirannya akhir-akhir ini hanya satu. "Lisa? Prapinya?"
"Iyap! ini buktinya," ujar Rose sambil menunjukkan kartu pengenal Lisa di rumah sakit. "Ayah saya yang berobat malam ini Om-nya Kak Lisa, tolong dibantu ya dokter."
"Ah, jadi kamu sepupunya Lisa?" tanya Sehun memastikan.
Rose mengangguk dengan semangat. "Dokter ternyata nggak senyebelin yang diceritain ya,"
"Hush! Rose!" sang ayah kembali menegur.
"Memang Lisa cerita apa saja sama kamu?" Sehun kini menjadi begitu penasaran, ternyata Lisa sering menceritakan tentang dirinya kepada sepupunya ini.
"Banyak, intinya dokter tukang bikin ulah, Kak Lisa jadi bete," ungkap Rose jujur.
Sehun tertawa. Melihat Rose mengingatkannya pada Lisa. Mereka sama-sama manis dengan caranya sendiri. "Nanti kita ngobrol lagi ya, sekarang saya periksa ayahmu dulu."
Sehun memeriksa Dimas di ranjang pemeriksaan yang sedikit jauh dari Rose dan terhalang horden. Ia melakukan pemeriksaan secara seksama, mengecek tanda vital serta bagian anggota tubuh terkait keluhan yang dirasakan.
"Dokter Oh Sehun? Anda pewaris pemilik Royal Raffles?" Dimas membuka percakapan setelah tubuhnya selesai diperiksa.
"Iya, benar."
"Saya dengar Anda sedang mengadakan tender untuk furniture rumah sakit yang baru dibangun?"
"Iya, benar sekali."
"Perkenalkan, saya Omnya Lisa. Kebetulan keluarga kami mempunyai bisnis furniture di kota ini." Dimas mengulurkan tangan yang disambut oleh Sehun. "Maaf kalau saya mulai membicarakan soal bisnis di sini, menurut saya ini kesempatan langka, saya rasa sangat sulit untuk dapat kesempatan bicara dengan dokter selain saat ini. Jika dokter berminat, dokter mungkin bisa ikut melihat-lihat produk hasil produksi kami besok, dan membicarakan hal ini lebih jauh. Kami punya showroom furniture di rumah."
"Baiklah, akan saya pikirkan soal ini."
***
Keesokan harinya Sehun memenuhi panggilan Dimas untuk datang ke showroom furniture milik keluarga Lisa. Selain karena ia mengingat perintah ayahnya, Sehun juga penasaran dengan bisnis keluarga Lisa.
Kehadiran Sehun di rumahnya membuat Lisa dan Bibi Jingga sangat terkejut, anggota keluarga Lisa bertanya-tanya mengapa pewaris Royal Raffles ada di rumah mereka pagi hari seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Medical Robin Hood | Lisa X Sehun
RomantikPertemuan Lisa dengan Sehun sang pewaris tahta kerajaan Rumah Sakit Royal Raffles membuat dunianya berubah, media yang membesar-besarkan kedekatan mereka saat menempuh pendidikan kedokteran dulu memperkeruh suasana antara dirinya dengan sang tunanga...