"Rosé tunggu" jennie berlari kecil menyusul rosé didepan sana yang sudah mulai memasuki koridor.
"Uhm?" Rosé berbalik melihat jennie dan menunggu jennie hingga gadis mungil itu sampai didepannya.
"Tunggu aku"
"Yasudah ayo"
Mereka berjalan beriringan hingga suara jennie terdengar lebih dulu membuka pembicaraan.
"Nomor yang kau berikan padaku semalam itu benar nomornya atau bukan?"
"Itu nomornya aku berani bersumpah"
"Tapi kenapa tidak ada balasan sama sekali, coba lihat ini" jennie menunjukan ponselnya ke rosé.
"Itu sungguh nomornya"
"Coba lihat lagi siapa tau kau salah memberi nomornya padaku"
"Aku belum setua itu untuk melupakan sebuah id nomor yang hanya memiliki 12 digit"
"Tapi kenapa tidak ada balasan sama sekali"
Rosé menghela nafas, dia sangat tau kenapa jennie tidak mendapatkan balasan itu karna adiknya sangat tidak menyukai nomor baru. Rosé sangat tau itu, dan rosé pikir dia perlu membicarakan hal ini nanti pada lisa setelah pulang dari sekolah.
"Aku tebak jika kau kembali mengirimi dia besan nanti malam kau akan mendapatkan sebuah balasan"
Jennie menatap rosé tidak yakin.
"Jika tidak mendapat balasan lalu apa yang harus aku lakukan"
"Tinggal mengirimi dia pesan terus menerus sampai dia berniat membalasmu"
"Hahh... Aku merasa tidak memiliki harga diri" gumam jennie
"Dari awal kau berniat mendekati dia itu sebenarnya kau sudah mempertaruhkan harga dirimu"
"Benar, tapi__"
"Tidak ada tapi-tapian karna kau tidak akan mendapat kesialan"
"Kenapa kau begitu percaya?"
"Tidak tau aku hanya menebak saja"
"Cih dasar"
.......
Ketika semua pelajaran sudah selesai dan seluruh murid berhamburan keluar dari kelas, jennie dan teman-temannya memilih pergi ke kantin sekolah. Mereka belum ingin pulang, lagi pula beberapa orang masih ada yang bersenang-senang di lapangan basket dan di lapangan futsal. Kebetulan sekali gedung olahraga itu terbuka dan hanya dibatasi besi-besi di sekelilingnya, dan jennie juga memiliki maksud untuk menetap di kantin. Dia ingin menonton lisa bermain basket bersama kawan-kawannya, lagi pula dirumah jennie juga tidak ada mommy dan daddynya karna mereka berdua sedang mengurus beberapa pekerjaan yang mengharuskan mereka sendiri turun tangan.
"Jennie kau pesan apa?"
Jennie tidak mendengarnya, dia sangat fokus menatap seorang gadis jangkung yang sedang merebut bola.
"Jennie heyy!" Sowon menepuk pundak jennie hingga jennie tersentak dan mulai merespon sowon.
"Ah ya?"
"Kau pesan apa?"
"Salad saja"
"Yaaa.. ini kantin sekolah tidak ada salad seperti itu, adanya makanan berat"
"Kurasa jennie sedikit bermasalah karna mengamati anak itu terus menerus" jisoo menggodanya dengan menaik-turunkan alisnya bahkan nayeon dan irene juga mulai ikut-ikutan menggoda jennie.
"Jennie kau harus lebih nyata untuknya, jika kau hanya mengamati dari jauh seperti ini itu tidak akan menghasilkan apapun" kata nayeon sambil menopang dagunya tak lupa dengan senyum menggodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School
RandomANGST GENRE!! Jennie rubyjene Kim adalah gadis cantik dari pasangan jiyong dan dara, gadis berusia 16 tahun ini benar-benar anggun dan pintar. Menyukai sesosok gadis manis dingin dingin nan tinggi. Sulit sekali mendapatkannya, dan butuh beberapa ka...